Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Maraknya stigma yang melekat pada komunitas LGBTIQ, tak dipungkiri mempersulit penyebaran dan edukasi tentang seks yang aman. Padahal, penting untuk menyadari dan mempraktikkan seks yang aman bagi semua jenis kelamin dan preferensi seksual, mengingat adanya risiko penyakit seperti infeksi menular seksual (IMS), Human immunodeficiency virus (HIV), dan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS), yang tak hanya memengaruhi kesehatan tetapi juga kualitas hidup kita.
Stigma yang melekat pada IMS dan HIV adalah salah satu alasan mengapa banyak orang merasa tidak nyaman mengungkapkan informasi medis mereka.
Baca Juga:
Berikut adalah beberapa cara untuk mempraktikkan seks yang aman untuk komunitas LGBTIQ:
1. Berkomunikasi
Ya, lakukan komunikasi sebelum, selama dan setelah berhubungan seks, bukan hanya mengenai consent di antara kalian. Sebab, orang-orang di komunitas LGBTIQ ini berkaitan juga dengan menemukan identitas dan ketertarikan seksual mereka selain membahas riwayat seksual, status IMS, apa yang disukai dan tidak disukai, serta kesehatan umum lainnya.
2. Dapatkan Persetujuan
Mendapatkan persetujuan sebelum setiap tindakan dan mendiskusikan semua yang ingin kamu jelajahi saat berhubungan seks sebelumnya sangat penting. Persetujuan bukan hanya tentang “ya atau tidak”, karena penting untuk diingat bahwa tidak menjawab “tidak” secara otomatis bukan berarti “ya”. Ingat, tunggu persetujuan dari pasangan kamu dan dan abaikan siapa pun yang mengatakan bahwa membicarakan persetujuan itu tidak seksi atau merusak suasana.
3. Gunakan Penghalang Seks Yang Aman
Kondom eksternal (juga dikenal sebagai kondom pria) dan kondom internal (juga dikenal sebagai kondom wanita) bukan satu-satunya jenis perlindungan yang harus kamu gunakan, meskipun itu selalu merupakan keharusan. Bendungan gigi (dental dam) untuk seks oral, sarung tangan steril dan pelumas sama pentingnya untuk seks yang aman. Kamu mungkin juga ingin mempertimbangkan untuk memberi tahu dokter kamu tentang kehidupan seksualitas dan status hubungan kamu, untuk mencari tahu tentang perlindungan yang paling efektif untuk kamu dan pasangan.
4. Lakukan Tes IMS Dan HIV
Kamu harus melakukan pemeriksaan tahunan dan menjalani tes IMS dan HIV secara teratur, terutama jika kamu aktif secara seksual. Jika kamu berada dalam hubungan yang serius, kamu mungkin ingin mendiskusikan untuk dites bersama, karena hal itu dapat meredakan stres, mengurangi kerentanan, dan menumbuhkan kepercayaan. Ingat, hanya karena kamu tidak memiliki gejala, bukan berarti kamu tidak memiliki IMS. Jika kamu pernah melakukan hubungan seks yang tidak aman sebelumnya atau berpikir untuk berhubungan intim dengan pasangan baru, ada baiknya kamu melakukan tes, ya.
5. Sanitasi Sex Toy
Jangan lupa untuk mengikuti prinsip kebersihan dasar saat melibatkan sex toy dalam aktivitas seksual kamu. Pastikan semua mainan seks seperti vibrator, dildo, dan manik-manik disanitasi dengan benar sebelum dan sesudah digunakan dan hindari membagikannya jika memungkinkan. Jika ada cedera yang tidak disengaja, konsultasikan dengan dokter sesegera mungkin dan jangan mengabaikannya atau mencoba mengobatinya sendiri karena itu bisa memperburuk keadaan.
6. Destigmatisasi IMS dan HIV
Stigma yang melekat pada IMS dan HIV adalah salah satu alasan mengapa banyak orang merasa tidak nyaman mengungkapkan informasi medis mereka. Ada banyak IMS yang dapat kamu kelola dengan aman dengan pengetahuan yang benar. ODHIV juga dapat memiliki kehidupan seks yang aman agar pasangan mereka tetap tidak terinfeksi. Pemilihan diksi juga memainkan peran penting, di mana menanyakan seseorang apakah mereka “bersih” tidak akan membantu siapa pun yang memiliki IMS. Sebaliknya, tanyakan saja kepada pasangan kamu kapan pemeriksaan terakhirnya dan apakah ada sesuatu yang ingin mereka bagikan.
7. Memiliki Banyak Pasangan Seksual
Terlepas dari apakah kamu straight, gay atau biseksual, adalah mungkin bagi siapa saja untuk berada dalam beberapa hubungan seksual pada waktu tertentu. Kamu harus menerima fakta bahwa ini dianggap sebagai perilaku seksual berisiko dan meningkatkan peluang kamu terinfeksi IMS dan HIV.
Oleh karena itu, kamu disarankan untuk mengikuti semua tindakan pencegahan dan berkonsultansi dengan dokter tentang frekuensi yang terbaik untuk melakukan tes IMS dan HIV. Terbukalah dengan semua pasangan seksual kamu tentang pasangan seksual lain yang mungkin kamu miliki karena risiko tertular IMS yang meningkat.