Pada slide sebelumnya kita telah membahas apa yang terjadi ketika seseorang pertama kali terinfeksi HIV, dimana HIV akan mempengaruhi tubuh mereka dalam beberapa tahap. Jika tidak diobati, HIV akan berkembang menjadi sekumpulan penyakit yang disebut AIDS.
Ketika seseorang pertama kali terinfeksi HIV, maka HIV akan mempengaruhi tubuh mereka dalam beberapa tahap. Jika tidak diobati, HIV akan berkembang menjadi penyakit AIDS.
Infeksi oportunistik dan penyakit terdefinisi AIDS
Infeksi oportunistik biasanya disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur biasa yang tidak berbahaya, yang hanya menimbulkan penyakit saat sistem kekebalan tubuh terganggu. Banyak dari infeksi ini tidak membahayakan jiwa bagi seseorang yang tidak terinfeksi HIV, namun bagi seseorang dengan HIV, ini bisa menjadi penyakit yang serius dan berpotensi fatal.
Beberapa infeksi oportunistik yang paling umum adalah:
- Meningitis Kriptokokal
- Toksoplasmosis
- Cytomegalovirus
- Kanker tertentu, seperti Sarkoma Kaposi
- Tuberkulosis
- Pneumonia
- Kandidiasis
Koinfeksi
Banyak orang dengan HIV mengembangkan koinfeksi, yakni penyakit yang keduanya dapat mempengaruhi HIV dan terkena dampak HIV. Tuberkulosis dan hepatitis adalah koinfeksi HIV yang paling umum.
Tuberkulosis (TB)
TB adalah alasan penyebab kematian pada kebanyakan Odha. Walaupun sering dianggap infeksi oportunistik, Namun TB dapat diobati dan disembuhkan dengan obat program yang tersedia gratis. TB dapat terjadi sebelum sistem kekebalan tubuh menjadi sangat rusak, dan sering terjadi pada tahun pertama orang yang terinfeksi HIV.
Hepatitis
Hepatitis virus adalah salah satu koinfeksi yang paling sering ditemukan pada Odha di Indonesia. Dua virus hepatitis, hepatitis B (HBV) dan hepatitis C (HCV), sangat mudah menular melalui penggunaan jarum suntik secara bergantian. hal ini sering terjadi antara pengguna narkoba suntikan. Hingga 90% Odha yang terinfeksi HIV melalui jarum suntik juga terinfeksi HBV dan/atau HCV.
Malaria
Ada semakin banyak bukti bahwa ada kaitan antara HIV dan malaria. tetapi bentuk dan tingkat interaksi ini belum jelas. Yang jelas, bila seorang perempuan terinfeksi HIV mengalami malaria waktu hamil, hal ini akan meningkatkan kemungkinan bayinya tertular dalam rahim, karena malaria dapat merusak plasenta dan virus HIV dapat masuk.
Infeksi Menular Seksual (IMS)
Ada beberapa interaksi antara IMS dan HIV. IMS yang menimbulkan lesi/luka pada alat kelamin akan membantu HIV masuk ke aliran darah. dengan begitu meningkatkan kemungkinan penularan HIV. Tetapi juga ada semakin banyak bukti bahwa beberapa IMS, terutama herpes simpleks, dapat mempengaruhi kelanjutan infeksi HIV.