PrEP (Pre-Exposure Prophylaxis) merupakan salah satu strategi pencegahan HIV di mana orang HIV-negatif minum 2 jenis obat anti-HIV (ARV) sebelum terpapar / kontak dengan HIV dengan tujuan mengurangi resiko terinfeksi.
Untuk orang yang minum 7 pil PrEP per minggu, estimasi tingkat perlindungannya adalah 99% (iPrEx Study, Science Translational Medicine 2012).
Setiap orang yang memiliki kebiasaan sebagai berikut:
- Tidak konsisten menggunakan kondom dengan semua pasangan seksual.
- Berhubungan seks dengan lebih dari satu pasangan seksual dalam periode enam bulan.
- Memiliki pasangan seksual yang memiliki pasangan seksual lain dan mungkin sudah terinfeksi atau berisiko tinggi terhadap infeksi HIV.
- Melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan seseorang yang menyuntikkan narkoba dan berbagi peralatan injeksi dengan orang lain.
- Menyuntikkan narkoba dan berbagi peralatan injeksi.
- Berhubungan seks ketika minum alkohol dan / atau menggunakan narkoba dan / atau chemsex
- Terdiagnosa infeksi menular seksual, seperti gonore, sifilis, chancroid atau herpes.
- Memiliki pasangan seks yang baru terdiagnosa infeksi menular seksual termasuk HIV.
- Melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan seseorang HIV + yang tidak menggunakan terapi antiretroviral, atau yang menggunakan terapi antiretroviral tetapi belum mencapai penekanan viral load ke tingkat yang tidak terdeteksi (Belum Undetectable).
- Pasangan Anda tidak tahu status HIV-nya.
Setiap orang dengan kondisi sebagai berikut:
- HIV +
- Penyakit Ginjal
- HIV akut
- Alergi terhadap obat yang digunakan sebagai PrEP
- Hepatitis B (Kontraindikasi relatif)
Fakta Singkat PrEP
Secara teknis, PrEP singkatan dari pre-exposure prophylaxis, istilah yang digunakan untuk menggambarkan strategi minum obat untuk mencegah infeksi. PrEP adalah pil yang dapat digunakan oleh orang tanpa HIV untuk mengurangi kemungkinan terinfeksi HIV. PrEP efektif bahkan jika kita berhubungan seks dengan seseorang yang HIV positif dan tidak menggunakan alat pelindung, seperti kondom.
PrEP hanya tersedia dengan resep dokter. Dokter sering hanya meresepkan PrEP jika seseorang dianggap berisiko tinggi untuk terinfeksi HIV, yang dapat mengambil manfaat dari pil tersebut karena memiliki alat tambahan sebagai pelindung kesehatan seksual.
Hal penting untuk diingat tentang PrEP adalah bahwa PrEP akan efektif ketika digunakan sesuai resep. Terlepas dari stigma, tidak ada yang memalukan jika menggunakan PrEP dengan persetujuan dokter sebagai alat pelindung diri dari penularan HIV.
Penting juga diingat bahwa meskipun PrEP dapat menawarkan perlindungan yang efektif terhadap HIV, PrEP tidak melindungi orang dari infeksi menular seksual (IMS) lainnya, seperti sifilis dan gonore. Untuk orang yang terpapar HIV melalui penggunaan narkoba suntik, PrEP juga tidak akan membantu mencegah infeksi yang ditularkan melalui darah seperti hepatitis C.
Kirim Pertanyaanmu Seputar PrEP Di Sini
Kamu bisa tanya apa saja seputar PrEP di sini. Jangan lupa masukkan data email kamu dengan benar agar kami dapat membalas pertanyaan kamu langsung ke email kamu ya.
Semua data yang diberikan/diinput oleh kamu akan disimpan dengan aman pada database khusus dan tidak sembarang orang bisa melihatnya kecuali tim konselor layanan PrEP Saya Berani. Oleh karena itu, kamu tidak perlu khawatir terkait kerahasiaan data.