Penemuan dari para ilmuwan dari Temple University’s Lewis Katz School of Medicine and the University of Nebraska Medical Center, Amerika Serikat, yang baru-baru ini diterbitkan di Nature Communications seperti yang dilansir dari situs hivplusmag, menunjukkan bahwa HIV dapat disembuhkan secara fungsional pada tikus.
Secara keseluruhan, para ilmuwan tersebut mampu menghilangkan virus HIV dalam tubuh sembilan tikus dari 23 tikus yang menjadi subyek eksperimen.
Baca Juga:
“Data ini memberikan bukti tentang adanya kemungkinan bahwa HIV bisa dieliminasi secara permanen,” demikian abstraksi dari penelitian tersebut.
Ada sekitar 37 juta orang di seluruh dunia yang hidup dengan HIV, dan para ilmuwan memperkirakan lebih dari 5000 orang setiap harinya terinfeksi HIV. Obat antiretroviral (ARV) memang dapat menekan replikasi HIV pada manusia ke tingkat yang tidak terdeteksi. Dan jika sudah tidak terdeteksi, kecil kemungkinan bahwa orang dengan HIV (ODHIV) bisa menularkan virus.
Meski demikian belum ada obat yang dapat menghilangkan virus HIV sepenuhnya, atau menyembuhkannya pada manusia. Memang, ada pasien yang telah berhasil menekan jumlah virus meski tidak mengkonsumsi ARV selama satu dekade setelah melakukan transplantasi sumsum tulang, tapi hal ini belum bisa diuji coba kepada orang banyak lantaran tindakan transplantasi bukan sesuatu yang mudah seperti membalikkan telapak tangan.
Namun, selalu ada terobosan baru dalam pengembangan obat-obatan untuk HIV dan AIDS, dan kali ini hasil eksperimen pada tikus telah menunjukkan hasil yang menjanjikan. Ya, para ilmuwan telah mengembangkan terapi antiretroviral yang bekerja secara lambat, menggunakan jenis ARV seperti dolutegravir, lamivudine, dan abacavir yang telah dimodifikasi sedemikian rupa. Hasilnya obat-obatan ini mampu menekan replikasi virus HIV positif pada tikus. Kemudian, para ilmuwan menggunakan alat pengeditan gen untuk menghapus virus yang tersisa.
Secara keseluruhan, para ilmuwan tersebut mampu menghilangkan virus HIV dalam tubuh sembilan tikus dari 23 tikus yang menjadi subyek eksperimen. Meski itu berarti hanya 39 persen dari tikus yang secara fungsional disembuhkan, ini adalah langkah besar ke depan dan memberikan adanya harapan bahwa kelak HIV pun dapat dihilangkan dari tubuh manusia.
Meski begitu, butuh waktu bertahun-tahun untuk memastikan virus benar-benar hilang sepenuhnya. Dan Howard Gendelman dari Universitas Nebraska mengatakan, akan butuh waktu bertahun-tahun tambahan untuk mereplikasi hasil dan mengembangkan teknik serupa yang bisa digunakan untuk genom manusia—di mana mereka sedang mempelajari teknik serupa dengan primata. “Ketika manusia mendarat di bulan, itu bukan berarti bahwa kamu telah tiba di Mars,” pungkas Gendelman.