Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Setiap tahun, Hari Kanker Sedunia diperingati para 4 Februari, di mana momen ini digunakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global terhadap penyakit kanker sebagai pembunuh nomor dua di dunia — penyakit jantung adalah pembunuh nomor satu.
HIV sejatinya menginfeksi dan membunuh sel-T di mana Sel-T adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang membantu menghilangkan infeksi, termasuk virus penyebab kanker. Pada orang tanpa HIV, respon kekebalan tubuh mereka dapat membantu membersihkan virus sebelum sel kanker dapat berkembang.
Baca Juga:
Kanker adalah kondisi di mana terjadinya pertumbuhan sel yang abnormal dan tak terkendali. Pertumbuhan sel yang abnormal ini dapat membentuk benjolan yang umum dikenal dengan istilah tumor. Benjolan berlaku bagi semua jenis kanker, kecuali kanker darah. Jika tak diobati, tumor dapat tumbuh dan menyebar ke jaringan normal di sekitarnya hingga memperparah kondisi.
Sebanyak 9,6 juta orang, seperti yang dikutip dari CNN, meninggal dunia akibat kanker setiap tahunnya. Sementara sebanyak 3,7 juta kasus kanker dapat diselamatkan dengan mengimplementasikan perawatan dan pengobatan yang tepat serta deteksi dini. Di Indonesia sendiri, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mencatat peningkatan prevalensi kanker dari 1,4 persen per 1.000 penduduk pada 2013 menjadi 1,8 persen per 1.000 penduduk pada 2018.
Lalu apa hungan antara kanker dengan orang yang terinfeksi HIV (ODHIV)? Menurut situs Cancerresearchuk, ODHIV lebih mungkin mengembangkan beberapa jenis kanker. Sebab, HIV adalah virus yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh kurang mampu menghilangkan infeksi lain yang dapat menyebabkan kanker. Tapi, terapi antiretroviral (ARV) dapat membantu mengendalikan HIV dan mengurangi risiko terkena kanker pada ODHIV.
Bagaimana HIV Dapat Menyebabkan Kanker?
HIV sejatinya menginfeksi dan membunuh sel-T di mana Sel-T adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang membantu menghilangkan infeksi, termasuk virus penyebab kanker. Pada orang tanpa HIV, respon kekebalan tubuh mereka dapat membantu membersihkan virus sebelum sel kanker dapat berkembang.
Tetapi, ODHIV memiliki lebih sedikit sel T, sehingga mereka tidak dapat melawan infeksi dengan mudah. Virus penyebab kanker seperti Kaposi’s sarcoma herpes virus (KSHV), Human herpesvirus-8 (HHV-8), Epstein-Barr virus (EBV) dan Human papillomavirus (HPV) dapat bertahan lama dalam tubuh manusia, dan menyebabkan sel-sel tumbuh dan menyebar di luar kendali. Ini dapat menyebabkan kanker.
Kanker Apa Yang Terkait Dengan HIV?
ODHIV mungkin tidak dapat menyingkirkan virus lain yang dapat menyebabkan kanker, sehingga mereka lebih mungkin untuk mendapatkan beberapa jenis kanker yang berbeda, antara lain sarkoma Kaposi, limfoma (kanker darah), kanker mata, kanker serviks dan kanker anal.
Meski demikian di Inggris, hanya 1 dari 1.000 kasus kanker yang disebabkan oleh HIV. Ini sebagian karena kanker mata dan kanker sarkoma kaposi adalah kanker yang sangat langka di Inggris. Tetapi hampir semua kasus kanker sarkoma Kaposi terjadi pada orang yang memiliki HIV.
Tapi kita masih bisa mengurangsi risiko kanker terkait HIV, yakni dengan ART yang dapat membantu mengendalikan infeksi HIV. ART juga mengurangi efek infeksi dan kemungkinan mengembangkan kanker. Sejak ART tersedia untuk mengendalikan HIV, kasus kanker yang terkait dengan HIV telah menurun. Jadi tidak ada alasan untuk ODHIV khawatir dengan risiko kanker, asal disiplin melakukan terapi antiretroviral.