Baby Rivona Nasution, perempuan yang sudah hidup bersama dengan HIV selama 17 tahun itu, mengaku bahwa ia bersyukur bisa mengetahui status HIV-nya lebih dini. Kondisi ini membuat ia cepat pula mencari informasi dan pengobatan antiretroviral (ARV) yang benar sehingga bisa menjalani hidup tanpa rasa takut. Ya, perempuan pemberani yang selalu lantang tatkala memberi edukasi tentang HIV dan AIDS ini, selain bisa menjalani hidup tanpa rasa takut, ia juga menjadi seorang ibu dari anak yang tidak terinfeksi HIV meski ia sendiri seorang ODHIV.
“HIV itu ternyata tidak mematikan, jadi tidak usah ditunggu kapan kita akan mati!” tegasnya. Capai rasanya menunggu sesuatu yang tidak pasti, jadi kita harus move on dan jalani hidup seperti biasanya.”
Baca Juga:
Perjumpaan Baby dengan HIV bermula ketika ia mengalami kegagalan dalam pernikahan, tatkala ia belum berusia 20 tahun. Di tengah kekacauan tersebut, Baby pun tergoda untuk mencoba Narkotika suntik yang saat itu populer dengan sebutan putaw, dan bahkan menjadi seorang pecandu sewaktu ia berdomisili di Bandung, Jawa Barat. Tapi ke manapun ia berada, seperti Bogor, Jakarta dan Bali, tetap saja Baby tidak bisa lepas dari kecanduan tersebut. “Selama masih tinggal di Indonesia, masih saja bertemu dengan putaw dan sesama pecandu,” kenang Baby seperti yang dikutip dari situs beritagar.
Lepas Dari Candu, Menyandang Predikat Baru
Baby, yang kini aktif menjabat sebagai koordinator Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI) — berdiri pada 2005, di antaranya berfokus pada kegiatan meningkatkan kapasitas perempuan ODHIV atau perempuan terdampak HIV dan AIDS — akhirnya pada 2001 memutuskan untuk pergi ke Malaysia dan menjadi TKI demi lepas dari jeratan candu. Keputusanya berbuah manis, lantaran di Malaysia ia sibuk bekerja seperti menyapu, mengepel, mencuci, menyeterika dan pekerjaan rumah tangga lainnya, badannya kembali bugar.
Tapi dua tahun kemudian, pada 2003 Baby harus memperbarui kontrak kerja di mana syaratnya ia harus melakukan uji medis, dan pada saat itulah Baby mengetahui bahwa ia terinfeksi HIV. Dan status sebagai ODHIV, tak pelak mengubah Baby di mata pemerintah setempat, di mana ia dipandang sebagai ancaman sehingga Otoritas Malaysia harus memulangkannya.
Diakui, ia sempat merasa kalut, yang ada di pikirannya adalah bahwa kematian akan menyapanya. Tapi karena Baby segera mencari informasi dengan benar, ia pun tahu bahwa HIV tidak semenakutkan yang ia kira. “HIV itu ternyata tidak mematikan, jadi tidak usah ditunggu kapan kita akan mati!” tegasnya. Capai rasanya menunggu sesuatu yang tidak pasti, jadi kita harus move on dan jalani hidup seperti biasanya,” imbuh Baby.
Memang, jika Anda pernah bertemu dengan Baby secara personal, Anda akan melihat seorang perempuan yang sangat “hidup”, dengan berat badan berisi, suara lantang dan tak jarang tertawa keras.
Viral Load Yang Tidak Pernah Terdeteksi
Meski didiagnosis HIV sejak 2003, Baby baru mengkonsumsi ARV pada 2008. Lantaran pada tahun 2003, ARV diberikan hanya jika jumlah CD4 pasien di bawah 200. Saat itu, CD4 Baby selalu di atas ambang batas, dan viral load-nya juga tidak terdeteksi. Tapi pada 2008 Baby memaksa untuk diberikan ARV walau CD4 masih di atas ambang batas, “Saya tidak mau masuk ke dalam fase AIDS — baru meminum ARV — seperti kebanyakan ODHIV yang saya temui,” papar Baby yang mengaku hingga kini jumlah viral load-nya tidak terdeteksi.
Baby juga termasuk ODHIV yang “beruntung” karena ia tidak mengalami efek samping serius dari ARV. Dan ia juga selalu siap dengan catatan medis yang tersimpan dengan rapi, di mana itu sangat membantu jika ia harus berpindah tempat dan mendatangi rumah sakit rujukan terdekat untuk mengakses ARV. Disiplin menjadi pasien ODHIV diakui Baby memberi keuntungan, seperti ia bisa mendapatkan ARV untuk beberapa bulan sekaligus.
Disiplin mengonsumsi ARV, juga membuat Baby melahirkan seorang anak yang tidak terinfeksi HIV. Anak kedua Baby — dari suami berbeda — lahir setahun setelah dia mengikuti terapi antiretroviral di mana usia Baby sudah mencapai 43 tahun kala melahirkan. Ayah sang anak, suami kedua Baby, juga seorang ODHIV di mana mereka menikah pada 2006 silam.