Pada umumnya infeksi oleh organisme tidak menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan yang normal (sehat). Tetapi, pada orang dengan sistem kekebalan yang rendah, bisa menjadi penyakit yang mematikan. Ya, ada banyak kuman di tubuh setiap orang seperti bakteri, virus, parasit, dan jamur, di mana itu semua bisa dikendalikan dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat. Namun, bila sistem itu rusak akibat HIV, kuman tidak bisa lagi dikendalikan dan menyebabkan penyakit. Infeksi yang mengambil manfaat dari kelemahan sistem kekebalan tubuh inilah yang disebut “infeksi oportunistik” (IO).
Ada banyak kuman di tubuh setiap orang seperti bakteri, virus, parasit, dan jamur, di mana itu semua bisa dikendalikan dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat. Namun, bila sistem itu rusak akibat HIV, kuman tidak bisa lagi dikendalikan dan menyebabkan penyakit.
Berikut beberapa organisme yang menyebabkan infeksi opurtunistik:
- Golongan Bakteri/Mycobacterium seperti: Salmonella, Mycobacterium Avium Complex, Tuberkulosis
- Golongan Jamur seperti: Candida albicans, Pneumocystis jiroveci, Aspegillus, Cryptococcus, Histoplasma
- Golongan Protozoa seperti: Toksoplasma, Cryptospodia
- Golongan Virus seperti: Cytomegalovirus, Herpes simplex, Herpes zoster, Human Papilloma Virus
- Keganasan lainnya seperti: Sarkoma Kaposi, Limfoma
Beberapa penyakit yang ditimbulkan di bagian kepala disebabkan oleh toksoplasmosis dan kriptokokus. Di rumah sakit sendiri terdapat sekitar 400 infeksi otak, termasuk toksoplasma di mana penduduk Indonesia sangat akrab dengan toksoplasma yang terpapar melalui makanan (umumnya daging yang kurang matang). Ketika kekebalan tubuh mengalami penurunan hebat, maka toksoplasma akan mengalami reaktivasi. Seringkali reaktivasi terjadi berupa infeksi toksoplasma otak. Gejala toksoplasmosis otak yaitu berupa nyeri kepala yang progresif yang disertai dengan muntah-muntah.
Sedangkan Kriptokokus adalah jamur yang lazim berada di tanah, dan masuk ke dalam tubuh sewaktu kita menghirup debu atau kotoran burung yang kering. Meningitis adalah penyakit paling umum yang disebabkan oleh kriptokokus. Kriptokokus juga dapat menginfeksi kulit, paru, dan bagian tubuh lain. Risiko infeksi kriptokokus paling tinggi terjadi jika jumlah CD4 di bawah 50. Meningitis kriptokokus adalah salah satu infeksi oportunistik terkait HIV yang sering terjadi di negara berkembang. Gejala awal meningitis yakni demam, kelelahan, leher pegal, sakit kepala, mual dan muntah, kebingungan, penglihatan kabur, dan kepekaan pada cahaya terang. Gejala ini muncul secara perlahan di mana sakit kepala sering dialami pada bagian depan kepala dan tidak mampu diredakan oleh parasetamol.
IO lainnya yang sering dialami di bagian mata disebabkan oleh Sitomegalovirus (CMV), di mana penderitanya bisa mengalami kebutaan. CMV merupakan keluarga virus herpes. Setelah CMV menginfeksi tubuh manusia, virus ini tetap tinggal di dalam tubuh tetapi tidak selalu aktif. CMV adalah virus yang memiliki sifat oportunistik, karena baru akan menjadi aktif ketika kekebalan tubuh seseorang menurun. Kebanyakan orang tidak mengetahui dirinya terserang CMV karena jarang menunjukkan gejala yang jelas. Pada orang dewasa yang sehat, CMV biasanya tidak menghasilkan gejala infeksi. Bila ada gejala, mungkin muncul sebagai pembengkakan ringan kelenjar getah bening, demam, dan kelelahan.
CMV ini bisa menyerang semua organ manusia. Bahkan bisa mencapai mata dan otak. Biasanya orang yang terserang infeksi CMV dengan kekebalan tubuh rendah, akan mengalami gejala tertentu. Pada mata biasanya dia akan mengalami penurunan daya penglihatan dan kebutaan. Jika CMV ini menyerang ibu hamil, maka bayinya bisa terkena katarak koningetal. Selain pada mata, ada beberapa organ tubuh lain yang diserang, misalnya pneumonitis (paru), retinitis (retina), nefritis (ginjal), myocarditis (jantung), gastritis (lambung), colitis (usus), dan encephalitis (otak). Penyakit yang ditimbulkan antara lain, pneumonia, diare, luka atau pendarahan lambung, peradangan otak, kejang, bahkan koma.