Photo by freepik
Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Fakta Singkat:
- Sifilis adalah salah satu jenis infeksi menular seksual (IMS).
- Siapa saja bisa terkena sifilis.
- Banyak orang yang memiliki sifilis namun tidak menyadarinya. Kamu dapat memiliki sifilis bahkan jika tidak memiliki gejala apa pun.
- Gejala pertama sifilis secara umum adalah luka yang tidak nyeri, berbentuk bulat, dan merah yang dapat muncul di bagian tubuh mana pun setelah kamu berhubungan seks dengan orang yang memiliki sifilis.
- Kamu dapat menularkan sifilis kepada orang lain tanpa menyadarinya.
- Mencuci alat kelamin, buang air kecil, atau douching setelah berhubungan seks tidak akan mencegah kamu tertular sifilis.
- Sifilis mudah diobati dan disembuhkan.
- Jika sifilis tidak diobati, dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Banyak orang yang memiliki sifilis namun tidak menyadarinya. Kamu dapat memiliki sifilis bahkan jika tidak memiliki gejala apa pun.
Baca Juga:
Kenapa Saya Bisa Terkena Sifilis?
Kamu bisa tertular sifilis jika melakukan hubungan seks dengan orang lain yang memiliki sifilis. Berhubungan seks yang berisiko tertular sifilis termasuk melakukan kontak oral, anal, atau vagina.
Kamu bisa tertular sifilis saat mulut, alat kelamin, atau bagian lain dari tubuhmu menyentuh luka sifilis pada orang yang memiliki infeksi tersebut. Jika kamu seorang perempuan yang sedang hamil, kamu dapat menularkan sifilis ke bayi di dalam kandungan meskipun kamu tidak tahu atau tidak menyadari telah terinfeksi.
Bisakah Saya Tertular Sifilis Saat Melakukan Seks Oral?
Ya, kamu bisa tertular sifilis melalui aktivitas seks oral karena luka sifilis bisa muncul di mulut maupun di alat kelamin. Jika kamu memberi atau menerima seks oral, kamu berisiko tertular sifilis, bahkan jika kamu tidak dapat melihat lukanya. Menggunakan kondom untuk seks oral dapat mengurangi risiko tertular sifilis.
Bisakah Perempuan Hamil Terkena Sifilis?
Ya, perempuan bisa terkena sifilis saat hamil. Kehamilan tidak melindungimu atau bayi dalam kandungan dari infeksi menular seksual apa pun termasuk sifilis. Jika kamu sedang hamil dan merasa mungkin memiliki sifilis, segera kunjungi dokter dan dapatkan perawatan karena kamu dapat menularkan sifilis ke bayi selama kehamilan. Sifilis merupakan infeksi yang sangat serius terhadap bayi. Dokter dapat merekomendasikan obat yang aman dikonsumsi saat kamu sedang hamil.
Apa Saja Gejala Sifilis?
Infeksi ini memiliki empat tahap: primer, sekunder, laten, dan tersier.
1. Gejala Tahap Primer
Selama tahap awal sifilis, kamu mungkin memiliki satu atau lebih luka yang tidak nyeri di alat kelamin atau di mulut, anus, atau rektum. Sebutan untuk jenis luka ini adalah chancre.
Lukanya mungkin ada di bagian mana pun yang terkena saat berhubungan seks. Jika kamu melakukan seks oral, chancre mungkin muncul di mulut atau di alat kelamin kamu. Chancre tidak menimbulkan rasa sakit, sehingga kamu mungkin tidak menyadari telah memiliki luka kecuali kamu mencarinya.
Luka jenis ini berlangsung 3 sampai 6 minggu, dan sembuh dengan sendirinya. Jika tidak mendapatkan pengobatan, penyakit akan berlanjut ke tahap selanjutnya.
2. Gejala Tahap Sekunder
Selama tahap sekunder sifilis, kamu mungkin mengalami ruam di tangan dan kaki atau di bagian tubuh lainnya. Ruam sifilis seringkali berwarna merah atau coklat dan biasanya tidak gatal. Gejala lain mungkin termasuk demam, sakit tenggorokan, nyeri otot, sakit kepala, rambut rontok, dan merasa lelah. Gejala ini bisa hilang dengan sendirinya. Jika tidak mendapatkan pengobatan, penyakit akan berlanjut ke tahap selanjutnya.
3. Gejala Tahap Laten
Pada stadium laten infeksi ini, kamu tidak memiliki gejala, namun infeksi tersebut dapat dideteksi dengan pemeriksaan darah. Sifilis dapat tetap tersembunyi selama bertahun-tahun dalam tahap laten.
4. Gejala Tahap Tersier
Sifilis stadium tersier sangat serius. Gejala itu bisa dimulai setelah kamu menderita sifilis yang tidak diobati dalam waktu lama, mungkin bertahun-tahun, bahkan walau kamu tidak pernah melihat gejalanya. Gejala sifilis tersier mungkin termasuk kesulitan menggerakkan lengan dan kaki, kelumpuhan, mati rasa, kebutaan, dan penyakit jantung.
Bagaimana Cara Mengetahui Apakah Saya Menderita Sifilis?
Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah kamu tertular sifilis adalah dengan cara melakukan tes darah untuk sifilis.
Kapan Saya Harus Melakukan Tes Sifilis?
Kamu sebaiknya segera melakukan tes sifilis jika:
- Kamu memiliki gejala apa pun, seperti luka bulat yang tidak nyeri yang mungkin muncul di alat kelamin atau di mulut.
- Pasanganmu menderita sifilis atau gejala yang mungkin merupakan sifilis, meskipun kamu tidak memiliki gejalanya.
- Setiap wanita hamil harus dites sifilis. Beri tahu dokter jika kamu berencana untuk hamil.
Pengobatan Sifilis
Satu suntikan penisilin, antibiotik, akan menyembuhkan seseorang yang menderita sifilis kurang dari setahun. Diperlukan lebih banyak dosis untuk mengobati seseorang yang menderita sifilis selama lebih dari setahun.
Apakah Saya Bisa Terkena Sifilis Lagi Setelah Saya Berobat?
Ya, kamu bisa terkena sifilis lagi. Kamu bisa mendapatkannya dari pasangan yang tidak diobati atau pasangan baru yang terinfeksi.
Jika Saya Menderita Sifilis, Apa Artinya Bagi Pasangan Saya?
- Pasanganmu mungkin juga memiliki infeksi sifilis.
- Pastikan untuk memberi tahu pasangan seks kamu, termasuk pasangan seks yang kamu temui baru-baru ini, sehingga mereka dapat dites dan diobati.
- Hindari berhubungan seks sampai kamu dan pasangan seks kamu telah diobati, sehingga kalian tidak menularkan kembali satu sama lain.
- Hindari kontak seksual dengan siapa pun jika kamu melihat luka yang tidak biasa.
Apa Yang Terjadi Jika Sifilis Tidak Diobati?
- Sifilis tetap berada di tubuh jika tidak diobati.
- Sifilis dapat merusak jantung, otak, mata, dan organ tubuh lainnya. Kerusakan ini mungkin tidak muncul selama bertahun-tahun dan bisa membunuhmu.
- Kamu mungkin juga menularkan infeksi ini ke orang lain.
Apakah Sifilis Memengaruhi Risiko Terkena HIV?
Ya. Jika kamu memiliki infeksi sifilis, kamu memiliki peluang lebih tinggi untuk tertular HIV. Jika kamu memiliki sifilis dan HIV, kamu dapat menularkan kedua penyakit tersebut dengan lebih mudah.
Bagaimana Agar Bisa Menurunkan Risiko Sifilis?
Cara paling pasti untuk mencegah sifilis adalah tidak berhubungan seks atau berhubungan seks hanya dengan seseorang yang tidak terinfeksi dan yang berhubungan seks hanya denganmu. Kondom dapat mengurangi risiko terkena sifilis jika digunakan dengan cara yang benar setiap kali berhubungan seks. Tetapi kondom hanya melindungi area yang dicakupnya. Area yang tidak tertutup kondom dapat terinfeksi sifilis.
Menggunakan obat-obatan atau alkohol juga dapat meningkatkan risiko terkena sifilis. Dapatkan tes darah dari dokter setahun sekali jika kamu terkena sifilis namun tidak menyadarinya.
Lindungi dirimu dan pasanganmu. Selalu temui dokter jika pasanganmu sedang melakukan pengobatan sifilis. Kamu dan pasangan perlu diobati dan dirawat. Kunjungi juga dokter jika kamu atau pasangan melihat gejala apa pun, seperti luka merah yang tidak nyeri.
Jika kamu memiliki sifilis, kamu harus dites untuk penyakit menular seksual lainnya. Pastikan untuk memberi tahu pasangan seks kamu, termasuk pasangan seks yang kamu temui baru-baru ini, sehingga mereka juga dapat dites. Bicaralah secara terbuka dan jujur dengan pasanganmu terkait sifilis dan IMS lainnya.