Atlet lompat Indah Greg Louganis, mengukuhkan posisinya dalam sejarah Olimpiade Amerika Serikat (AS) ketika dia menyapu bersih medali emas di Olimpiade 1984 dan 1988. Pada saat didiagnosis terinfeksi HIV, enam bulan sebelum pertandingan olimpide di tahun 1988, Greg merasa bagaikan mendapatkan hukuman mati.
“Ini semua tentang membuat pilihan yang sehat. Saya pikir HIV telah membantu memotivasi saya secara mental dan fisik. Saya melihat bahwa kegiatan bekerja dan melakukan sesuatu yang aktif secara fisik setiap hari, sama pentingnya dengan obat ARV saya.”
Baca Juga:
“Saya takut, jika tahu tentang status HIV saya di Olimpiade 1988 di Seoul, Korea Selatan, saya tidak akan diizinkan masuk ke negara tersebut,” kenang Greg yang lahir pada tahun 1960 silam ini. “Tetapi dokter mendorong saya dengan mengatakan bahwa hal yang paling sehat bagi saya adalah melanjutkan pelatihan untuk Olimpiade.”
Greg sempat mengalami depresi, ia bahkan mengira tidak akan hidup hingga usia 30 tahun, Tetapi ia berusaha mematuhi jadwal yang ada apakah itu berlatih atau tampil di hadapan media untuk melakukan wawacara.
HIDUP DENGAN HIV
Greg mengaku sempat merahasiakan status HIV-nya kepada lingkungan terdekatnya. Dan pada awal 2000-an, Greg mulai menyerah pada perawatan. “ Banyak orang yang mengonsumsi obat-obatan mengalami kesulitan dalam mematuhi rejimen obat mereka dan menyerah. Dan saya adalah salah satu dari mereka. Saya berhenti meminum obat selama lebih dari setahun. Akibatnya sel T (CD4) saya turun hingga 11, sebaliknya viral load saya mencapai angka ratusan ribu lebih!” Dokter pun mendiagnosis bahwa Greg hanya memiliki sisa hidup maksimal hingga 6 bulan.
Untungnya Greg cepat sadar dan kembali mematuhi jadwal pengobatan. Dengan latar belakang sebagai atlet dan penari yang notabene memiliki kedisiplinan dalam berlatih, Greg pun menerapkan hal yang sama dalam mengkonsumsi obat.
TETAP FIT DI USIA SENJA
“Ketika saya melihat orang-orang seangkatan saya, bisa dikatakan kondisi saya jauh lebih fit dari mereka,” kelakar Greg. “Ini semua tentang membuat pilihan yang sehat. Saya pikir HIV telah membantu memotivasi saya secara mental dan fisik. Saya melihat bahwa kegiatan bekerja dan melakukan sesuatu yang aktif secara fisik setiap hari, sama pentingnya dengan obat ARV saya.”
Kini, Greg juga menjalani hidup dengan memberi contoh sebagai ODHA yang bisa tetap sehat meski di usia senja. “HIV mengajari saya untuk tidak menganggap remeh apa pun di dalam kehidupan ini. Saya tidak berpikir saya akan hidup hingga berusia 30, dan sekarang saya berusia 56 tahun,” tegas Greg seperti yang dikutip dari situs ESPN tahun 2016.