Di Indonesia, obat Antiretroviral (ARV) sudah tersedia secara luas mulai dari di fasyankes seperti puskesmas, klinik swasta dan rumah sakit.
Umumnya dokter akan meresepkan kombinasi dengan menggunakan 3 jenis obat ARV yang disebut highly active antiretroviral therapy (HAART). Kombinasi ini mencakup dua jenis obat dari golongan NRTI + satu jenis obat dari golongan NNRTI, atau satu jenis obat dari golongan PI.
Baca Juga:
- Memperbaiki kualitas hidup
- Mencegah infeksi oportunistik
- Mencegah progresi penyakit
- Mengurangi transmisi pada orang lain
Umumnya dokter akan meresepkan kombinasi dengan menggunakan 3 jenis obat ARV yang disebut highly active antiretroviral therapy (HAART). Kombinasi ini mencakup dua jenis obat dari golongan NRTI + satu jenis obat dari golongan NNRTI, atau satu jenis obat dari golongan PI.
Berikut adalah jenis-jenis ARV lini pertama yang tersedia di Indonesia:
Golongan NRTI
AZT atau Zidovudine
AZT ini dikonsumsi 600mg per hari. Biasanya Zidovudine dikombinasikan dengan Lamivudine dalam satu tablet (Zidovudine 300mg + Lamivudine 150mg) dan diminum per 12 jam. Efek samping paling umum dari penggunaan obat ini adalah mual, muntah dan anemia. Disarankan untuk melakukan cek hemoglobin secara rutin diawal terapi untuk kewaspadaan terhadap anemia. Obat ini bisa diminum dengan atau tanpa makan.
TDF atau Tenofovir
TDF diminum sebanyak 300mg per harinya. Disarankan bagi pengguna obat ini untuk rajin mengkonsumsi air putih dan rutin memeriksakan fungsi ginjal. Obat ini bisa diminum dengan atau tanpa makan.
3TC atau Lamivudine
3TC berbentuk tablet dengan dosis 150mg dan 300mg. Obat ini adalah obat yang paling jarang menyebabkan efek samping. Saat ini sudah ada AZT yang telah digabungkan dengan 3TC dalam satu pil yang disebut Duviral, yang tentu saja lebih praktis. Obat ini bisa diminum dengan atau tanpa makan.
FTC atau Emtricitabine
Dosis FTC adalah 200mg dan dikonsumsi sekali sehari. FTC ini pada dasarnya obat yang serupa dengan 3TC. Jadi FTC dapat diganti dengan 3TC atau sebaliknya tanpa ada risiko. FTC tidak dianjurkan pada ODHA dengan infeksi hepatitis B. saat ini FTC tersedia dalam bentuk gabungan dengan TDF dalam satu pil yang disebut Truvada. Obat ini bisa diminum dengan atau tanpa makan.