Pasangan diskordan yaitu pasangan di mana salah satunya merupakan orang dengan HIV (ODHIV) dan pasangannya non terinfeksi HIV.
“Itu adalah seperti badai emosi. Saya sangat takut. Apakah saya akan mati? Apakah Amina masih mencintaiku? Apakah dia akan meninggalkan saya untuk pria lain?”
Baca Juga:
Syahdan, Dua puluh tahun yang lalu, seperti yang dikisahkan dari Daily Nation, Hassan dan Amina duduk di ruang konselor, menatap hasil tes mereka dengan tidak percaya. Mereka merencanakan akan menikah, dan hasil tes tersebut dapat mengubah rencana mereka selamanya.
Meski saat itu mereka gemetar dan dicekam rasa takut, hari ini mereka dapat tersenyum mengenang tentang hal itu. Ya, mereka adalah bukti bahwa orang dengan HIV dapat menikah dengan orang non-HIV dan hidup bahagia selamanya.
Semuanya dimulai pada tahun 1995. Pacar Hassan baru saja meninggal, dan Hassan kesepian. Kemudian dia kembali bertemu dengan Amina, teman masa kecilnya, di mana Hassan merupakan pemuda berusia 25, sementara Amina baru berusia 20 tahun. Libido Hassan tengah menggebu-gebu, tetapi Amina tidak akan melakukan hubungan seks sebelum menikah. Untuk menundanya, dia mengatakan kepada Hassan bahwa dia hanya akan berhubungan seks dengannya setelah melakukan tes HIV.
Tak satu pun dari mereka yang pernah mengikuti tes HIV, dan ketika akhirnya mereka mengetahui hasil tes mereka, “Itu adalah seperti badai emosi. Saya sangat takut. Apakah saya akan mati? Apakah Amina masih mencintaiku? Apakah dia akan meninggalkan saya untuk pria lain?” kenang Hassan. Sementara itu, Amina merasa bingung. “Inilah pria yang kucintai. Seorang pria yang saya kenal sepanjang hidup saya. Pria yang baik. Pria yang ingin saya nikahi… tapi apa yang harus saya lakukan dengan masalah ini?”
Akhirnya pasangan muda tersebut memutuskan mengikuti konseling intensif. “Saya belajar bahwa saya masih bisa menikah dengannya dan tetap bebas HIV dengan mengambil langkah-langkah tertentu, dan itulah yang saya lakukan. Itu tidak mudah, tetapi konseling membantu menghilangkan rasa takut saya dan memberi saya kepercayaan diri untuk tetap bersama Hassan meskipun status kami pasangan diskordan,” ujar Amina.
Mereka kemudian menikah pada bulan Oktober 1995, dan kini telah memiliki anak tahun itu dan memiliki anak yang sekarang berusia 22, 15, 11 dan 4tahun, semuanya HIV-negatif. Ya, untuk seseorang yang minim informasi akan HIV, menikahi ODHIV adalah resiko besar bahkan rasanya seperti mendapat hukuman mati. Tetapi dengan konseling yang tepat tentang cara penularan dan pencegahan, termasuk penggunaan terapi ARV, kondom dan bagaimana mendapatkan keturunan dengan status HIV negatif, maka tidak akan ada yang menghalangi pasangan diskordan untuk bersatu selamanya.