Seorang pria asal London, Inggris, seperti dikutip dari Livescience, yang hidup dengan HIV sejak 2003, diketahui sudah 18 bulan terakhir bebas dari HIV. Dengan demikian, ini adalah kasus kedua di mana ODHIV melakukan transplantasi sumsum tulang yang memicu remisi atau hilangnya gejala penyakit akibat HIV. Walau masih terlalu dini untuk menyatakan bahwa pria tersebut sembuh dari HIV, ini bisa menjadi harapan bahwa kelak HIV benar-benar bisa dihilangkan.
Transplantasi sumsum tulang sejatinya digunakan untuk mengobati kanker yang diderita kedua pasien tersebut. Pasien London menderita kanker limfoma Hodgkin, sementara pasien Berlin menderita leukemia; keduanya merupakan jenis kanker darah.
Baca Juga:
Kasus pertama berasal dari Berlin, Jerman, di mana pasien pria tersebut juga melakukan transplantasi sumsum tulang dan lebih dari satu dekade masih dinyatakan bebas dari HIV. Meski demikian, menurut Ravindra Gupta, profesor di Divisi Infeksi dan Kekebalan Tubuh Universitas College London, transplantasi sumsum tulang tidak bisa dijadikan terapi standar atau pengobatan untuk semua ODHIV di dunia. Ini karena transplantasi sumsum tulang adalah tindakan yang berisiko.
Transplantasi sumsum tulang sejatinya digunakan untuk mengobati kanker yang diderita kedua pasien tersebut. Pasien London menderita kanker limfoma Hodgkin, sementara pasien Berlin menderita leukemia; keduanya merupakan jenis kanker darah. Penggunaan metode transplantasi sumsum tulang pernah dilakukan peneliti asal Amerika Serikat terhadap dua ODHIV di Boston yang juga menderita kanker darah. Diketahui bahwa sel-sel dari sumsum tulang donor meningkatkan kekebalan tubuh ODHIV.
Dari beberapa penelitian tersebut, disimpulkan bahwa ODHIV yang tidak menderita kanker darah tidak bisa menjalani transplantasi sumsum tulang karena risiko kematiannya sangat besar. Ini karena terapi transplantasi sumsum tulang tidak sesuai untuk pengobatan HIV standar, karena toksisitas kemoterapi.
Transplantasi sumsum tulang belakangan menggunakan sel punca atau sel induk dari donor yang sudah mengalami mutasi genetik langka hingga resisten terhadap HIV. Ketika sel yang resisten terhadap HIV itu ditransfer ke tubuh penerima, maka penerima akan menjadi kebal terhadap HIV. Karena itu meski transplantasi sumsum tulang belakang tidak bisa digunakan untuk semua ODHIV, keberhasilannya bisa ditiru untuk mencari metode baru pengobatan HIV tanpa menggunakan transplantasi sumsum tulang.