Tidak sedikit ODHA yang bertanya-tanya tentang obat Isoniazid (INH), di mana mereka tidak mengetahui apa tujuan pemberikan obat tersebut. Isoniazid sendiri adalah obat yang digunakan untuk mengobati tuberkulosis (TB). Perlu kamu ketahui, TB dan HIV adalah sahabat baik. Penyakit oportunistik terbanyak pada ODHA adalah Tuberkulosis dan risiko tertular TB dan morbiditas TB meningkat pada ODHA.
Isoniazid bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan bakteri penyebab tuberkulosis. Pengobatan umumnya berlangsung selama 6 bulan. Dokter mungkin akan memberikan resep obat TB lainnya selama proses pengobatan tuberkulosis.
Baca Juga:
Jadi tujuan dokter memberikan obat isoniazid INH adalah untuk mengurangi beban TB pada ODHA. Seperti kita ketahui, Tuberkulosis merupakan infeksi bakteri yang menyerang paru dan terkadang bagian tubuh lainnya. Isoniazid yang dikombinasikan dengan obat lain juga digunakan untuk mencegah infeksi TB pada orang yang berisiko tinggi terinfeksi bakteri, yaitu:
- Orang yang memiliki hubungan dekat dengan orang yang memiliki TB aktif.
- Orang dengan hasil uji kulit tuberkulin positif.
- Penderita fibrosis paru.
Bagaimana Cara Isoniazid Bekerja?
Isoniazid bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan bakteri penyebab tuberkulosis. Pengobatan umumnya berlangsung selama 6 bulan. Dokter mungkin akan memberikan resep obat TB lainnya selama proses pengobatan tuberkulosis. Isoniazid juga dikenal sangat efektif dalam mengobati TB. Namun terkadang, obat ini dapat mengakibatkan rusaknya saraf perifer (neuropati perifer) yang menimbulkan gejala seperti kesemutan. Untuk mencegah hal itu, dokter biasanya akan meresepkan suplemen piridoksin (vitamin B6) pada penderita yang berisiko tinggi mengalami efek samping tersebut.
Isoniazid juga bisa diberikan pada anak-anak, ini karena sekitar 50-60% anak yang tinggal dengan pasien TB paru dewasa dengan BTA dahak positif, akan terinfeksi TB juga. Infeksi TB pada anak kecil berisiko tinggi menjadi TB berat (misalnya TB meningitis atau TB milier) sehingga diperlukan pemberian profilaksis untuk mencegah terjadinya sakit TB. Isoniazid juga dapat diberikan untuk Pencegahan balita dan anak-anak dengan TB laten ataupun kondisi sehat.
Cegah TB
Dalam rangka mencegah meningkatnya prevalensi TB pada ODHA, sesuai ISTC (International Standard for Tuberculosis Care) semua ODHA yang setelah dievaluasi dengan seksama tidak mengidap TB aktif, dan ODHA yang memiliki kontak erat dengan pasien TB harus diobati sebagai infeksi TB laten dengan INH 300mg/hari selama 6 bulan. Isoniazid dosis 300 mg untuk PP INH diberikan setiap hari selama 6 bulan (total 180 dosis). Vitamin B6 diberikan dengan dosis 25 mg perhari atau 50 mg selang sehari atau 2 hari sekali untuk mengurangi efek samping INH.
Pemantauan pengobatan PP INH ini dilakukan selama dan setelah pemberian PP-INH dengan tujuan untuk memastikan kepatuhan ODHA dan mengetahui efek samping secara dini. Pemantauan dilakukan setiap kunjungan selama 6 bulan pengobatan. Efek proteksi dari pemberian PP-INH bertahan sampai dengan 3 tahun, sehingga pemberian PP INH ulang dapat dilakukan setelah 3 tahun.
Perlu diingat, bahwa PP-INH diberikan pada:
- ODHA yang tidak memiliki TB aktif, baik ODHA dengan/tanpa riwayat pemberian OAT sebelumnya
- ODHA yang baru menyelesaikan pengobatan TBnya dan dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap.
Akan tetapi, PP-INH tidak boleh diberikan pada:
- TB aktif
- Klinis yang mengindikasikan adanya gangguan fungsi hati
- Neuropati perifer berat
- Riwayat alergi INH
- Riwayat resistan INH
Jadi, jangan pernah meragukan saran dokter untuk menjalani profilaksis isoniazid, dan jangan ragu melakukan konsultansi medis jika masih ada pertanyaan terkait termasuk keluhan keluhan selama terapi.