Luka pada mulut adalah gejala umum dari orang yang terinfeksi HIV. Seperti yang dikutip dari situs medicalnewstoday, luka mulut dapat merusak kualitas kehidupan seseorang jika mereka tidak mendapatkan perawatan. Ini karena, ODHIV lebih mungkin mengembangkan masalah mulut dan keberadaan HIV dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, yang membuatnya lebih sulit untuk melawan infeksi.
Beberapa cara lain untuk mencegah luka mulut termasuk minum obat HIV secara konsisten, mempraktikkan kebersihan mulut yang baik, berhenti merokok, tetap terhidrasi, menghindari makanan dan minuman pedas dan asam, dan mengkonsumsi makanan yang sehat dan seimbang.
Baca Juga:
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 40-50 persen orang yang hidup dengan HIV memiliki infeksi mulut yang dapat menyebabkan komplikasi di mulut, termasuk luka. Luka mulut bisa terasa menyakitkan dan membuat penderitanya kesulitan makan, menelan, dan minum obat. Berikut beberapa penyebab luka mulut pada ODHIV:
Herpes Oral
Herpes oral dapat menyebabkan luka merah yang menyakitkan pada bibir, gusi, lidah, dan bagian dalam pipi. Lesi ini umumnya dikenal sebagai luka dingin atau lepuh demam, dan merupakan hasil dari infeksi dengan virus herpes simplex (HSV). Gejala tambahan lain mungkin termasuk demam, kelelahan, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, sensasi terbakar atau kesemutan di area yang terluka.
Siapa saja dapat terkena herpes oral, tetapi HIV meningkatkan risiko infeksi oportunistik, seperti HSV. HSV sendiri adalah infeksi yang umum dan sangat menular. Dimungkinkan untuk tertular herpes oral melalui kontak langsung dengan saliva atau luka dari seseorang yang terinfeksi.
Kita dapat mengurangi risiko tertular HSV dengan tidak mencium penderita atau berbagi makanan dengan seseorang yang sedang terkena herpes oral, terutama ketika herpes oral sedang berkembang. Perlu diketahui, HSV juga dapat menyebabkan herpes genital, yang dapat ditularkan oleh seseorang selama hubungan seks vaginal, anal, atau oral. Kabar baiknya adalah, herpes dapat diobati.
Dokter dapat meresepkan obat antivirus oral, seperti asiklovir atau valasiklovir. Namun, meskipun gejala vesikel atau lepuhan herpesnya bisa dihilangkan tetapi virusnya akan tetap berada didalam tubuh kita.
Human Papilloma Virus
Infeksi human papilloma virus (HPV) lazim di antara orang yang hidup dengan HIV. Sebuah penelitian di Italia menemukan bahwa 48 persen perempuan yang hidup dengan HIV memiliki infeksi HPV dibandingkan dengan 28 persen perempuan tanpa HIV.
HPV dapat menyebabkan benjolan putih kecil, atau kutil, di sekitar mulut dan bibir. Kutil ini biasanya tidak menyakitkan, tetapi dapat berdarah jika dicabut. HPV juga dapat menyebabkan kutil kelamin yang sangat menular. Seseorang dapat tertular HPV oral selama seks oral jika virus memasuki aliran darah melalui luka atau sobekan di mulut.
Kebanyakan orang yang memiliki HPV oral tidak mengalami gejala apa pun. Jika pun ada gejala biasanya berupa kutil, luka yang menyakitkan di dalam mulut, kesulitan menelan, pembengkakkan amandel, dan sakit tenggorokan. Cara untuk mengurangi risiko HPV oral meliputi penggunaan vaksin HPV, menggunakan kondom saat berhubungan seks dan membatasi jumlah pasangan seksual. Tidak ada obat untuk HPV dan sulit untuk mengobati kutil HPV dengan obat topikal, jadi dokter mungkin perlu menghilangkannya dengan cara operasi.
Luka Borok
Luka borok sangat menyakitkan dan dapat berkembang pada jaringan lunak di dalam mulut. Luka ini umumnya kecil dan berwarna putih atau abu-abu. Berbagai faktor seperti cedera mulut, stres, defisiensi vitamin, dan melemahnya fungsi kekebalan tubuh, dapat berperan dalam perkembangan luka borok di mana luka borok sendiri tidak menular.
Risiko luka borok pada mulut dapat dihindari dengan mengelola stres, menghindari makanan dan minuman pedas atau asam, mengunyah dengan hati-hati agar tidak melukai mulut dan mengkonsumsi makanan yang sehat dan seimbang.
Untuk luka borok yang ringan, penderita dapat membilas mulut dengan obat kumur yang dijual bebas untuk mengurangi peradangan dan menjaga borok tetap bersih. Dalam kasus yang parah, dokter umum atau dokter gigi dapat meresepkan obat salep dan obat kumur untuk meminimalkan rasa sakit dan meningkatkan penyembuhan.
Kandidiasis Oral
Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang terancam mungkin memiliki risiko lebih besar terkena kandidiasis mulut. Sariawan oral, juga dikenal sebagai kandidiasis oral, adalah adalah infeksi jamur pada mulut. Infeksi ini muncul sebagai bercak putih atau kuning pada lidah, atap mulut, atau bagian dalam pipi.
Siapa pun dapat terkena kandidiasis mulut, tetapi bayi, orang tua, dan individu dengan sistem kekebalan yang lemah memiliki risiko lebih tinggi. Gejala lain dapat termasuk sensasi terbakar yang dapat menyebabkan kesulitan menelan, kehilangan selera, mulut kering. Kandidiasis mulut dapat diobati dengan obat kumur dan obat antijamur.
Penyakit Gusi
Penyakit gusi adalah infeksi yang mengakibatkan gusi yang bengkak dan menyakitkan. Pada kasus yang parah, penyakit gusi dapat menyebabkan kehilangan gigi. Ini juga bisa menjadi tanda peradangan di bagian lain dari tubuh. Gejala penyakit gusi meliputi gusi merah, bengkak, atau lunak, gusi berdarah, gigi yang longgar atau sensitif dan rasa sakit saat mengunyah.
Orang dapat mencegah dan mengobati penyakit gusi dengan praktik kebersihan mulut yang baik, yang meliputi menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride, flossing setiap hari, menggunakan obat kumur dan melakukan pemeriksaan gigi secara teratur. Untuk penyakit gusi parah, dokter gigi dapat meresepkan obat kumur antimikroba, gel antibiotik, atau antibiotik oral.
Sarkoma Kaposi
Sarkoma Kaposi adalah jenis kanker yang menyebabkan benjolan biru atau ungu yang tumbuh di bawah kulit di mulut, hidung, dan anus. Gejala Sarkoma Kaposi dapat meliputi kesulitan makan atau menelan, mual, muntah, sakit perut, batuk yang tidak sembuh, sakit di dada dan pembengkakan ekstremitas. Orang yang hidup dengan HIV memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk mengembangkan Sarkoma Karposi daripada orang tanpa HIV. Namun, Sarkoma Kaposi pada umumnya bisa diatasi dengan perawatan antiretroviral.
Perawatan untuk orang-orang dengan sarkoma kaposi tergantung pada jumlah tumor, lokasi mereka, dan kondisi sistem kekebalan tubuh. Opsi perawatan termasuk terapi antiretroviral, kemoterapi dan terapi radiasi. Dan kiat pencegahan umum yakni menggunakan obat kumur, menjaga kebersihan mulut, rutin mengunjungi dokter gigi untuk mencegah luka mulut. Dokter gigi dapat membantu mengelola gejala luka mulut yang ada dan mencegah luka di masa depan.
Beberapa cara lain untuk mencegah luka mulut termasuk minum obat HIV secara konsisten, mempraktikkan kebersihan mulut yang baik, berhenti merokok, tetap terhidrasi, menghindari makanan dan minuman pedas dan asam, dan mengkonsumsi makanan yang sehat dan seimbang.
Penderita disarankan untuk ke dokter jika luka mulut terasa sangat menyakitkan, berlangsung selama lebih dari 1-2 minggu, membuat sulit minum obat, memengaruhi kemampuan penderita untuk makan, menelan, atau berbicara serta terjadi bersamaan dengan gejala lainnya.