Viral load sejatinya mengacu pada jumlah HIV dalam darah seseorang, di mana perawatan HIV bertujuan untuk mengurangi viral load sampai jumlah virus tidak terdeteksi lagi – yang berarti orang dengan HIV (ODHIV) juga berisiko kecil menularkan HIV. Seperti yang dikutip dari situs medicalnewstoday.
Viral load yang tidak terdeteksi, menunjukkan bahwa seseorang secara efektif memiliki risiko nol penularan virus secara seksual, kepada pasangan yang berstatus negatif HIV. Konsep ini dikenal sebagai U = U, akronim dari undetectable = untransmittable, yang berarti tidak terdeteksi = tidak dapat ditransmisikan atau ditularkan.
Baca Juga:
Dokter mendefinisikan viral load sebagai jumlah salinan atau copi HIV dalam satu mililiter darah (copi/ml). Awalnya, dokter menggunakan viral load untuk memeriksa status HIV setelah diagnosis. Kemudian, viral load digunakan untuk memantau keberhasilan perawatan HIV yang menggunakan obat antiretroviral (ARV). Oleh sebab itu, ODHIV disarankan untuk secara rutin melakukan tes viral load.
Ketika seseorang terinfeksi HIV, virus bereplikasi dalam darahnya. Semakin banyak salinan virus, semakin tinggi viral load seseorang. Jika terdapat jumlah salinan virus yang tinggi dalam darah, ini menunjukkan bahwa ada juga jumlah tinggi dalam cairan tubuh lainnya seperti cairan vagina dan air mani. Tujuan utama dari perawatan HIV sendiri adalah untuk mengurangi viral load hingga pada titik di mana ada begitu sedikit salinan virus yang tersisa sehingga virus tidak terdeteksi dalam darah.
Ketika dokter mengatakan bahwa seseorang memiliki tingkat HIV yang terdeteksi dalam tes viral load, itu berarti ada sejumlah besar HIV dalam darah mereka. Dan tingkat ini akan bervariasi berdasarkan pada tahap kondisi dan tahap perawatan. Pada diagnosis HIV pertama, viral load seseorang biasanya tinggi. Segera setelah tertular HIV, viral load akan turun ketika sistem kekebalan tubuh mulai memerangi virus.
Tapi tanpa pengobatan, viral load akan meningkat lagi ketika virus mulai menghancurkan sel sistem kekebalan spesifik yang dikenal sebagai sel CD4. Terapi ARV bertujuan untuk mengurangi viral load seseorang ke tingkat yang tidak terdeteksi atau yang dikenal juga sebagai penekanan virus.
Setelah memulai terapi ARV, hasil tes viral load seseorang akan kembali dengan jumlah yang rendah. Ini berarti, ketika pengobatan berhasil bekerja dengan baik, HIV tidak lagi berkembang. Dengan viral load yang lebih rendah, yakni kurang dari 40 copi, kemungkinan penularan virus ke orang lain juga menjadi lebih rendah.
Viral load yang tidak terdeteksi, menunjukkan bahwa seseorang secara efektif memiliki risiko nol penularan virus secara seksual, kepada pasangan yang berstatus negatif HIV. Konsep ini dikenal sebagai U = U, akronim dari undetectable = untransmittable, yang berarti tidak terdeteksi = tidak dapat ditransmisikan atau ditularkan.
Meski ODHIV dengan viral load yang tidak terdeteksi sama dengan tidak bisa menularkan HIV kepada pasangan seksualnya, penggunakan kondom tetap diperlukan untuk mencegah infeksi menular seksual (IMS) dan risiko tertular varian HIV lainnya.