Pasangan diskordan yaitu pasangan di mana salah satunya merupakan orang dengan HIV (ODHIV) dan pasangannya non terinfeksi HIV.
Ketika semua kondisi baik, maka pada saat masa subur ODHIV dapat berhubungan seks tanpa menggunakan kondom.
Baca Juga:
Dengan konseling yang tepat tentang cara penularan dan pencegahan, termasuk penggunaan terapi ARV, kondom dan bagaimana mendapatkan keturunan dengan status HIV negatif, maka tidak akan ada yang menghalangi pasangan diskordan untuk bersatu selamanya.
ODHIV harus tetap mengonsumsi obat yang diberikan setiap hari, dan melakukan rutin kontrol untuk mengecek status kesehatannya. Bagi yang HIV negatif, tanyakan pada penyedia layanan kesehatan terdekat mengenai VCT dan PrEP (Pre-Exposure Prophylaxis), yang ditujukan bagi para pasangan diskordan. Selain daripada itu, tentu kondom harus selalu dikenakan tiap hubungan seksual, dan tiap pasangan tidak boleh berhubungan seksual dengan orang lain.
Saat merencanakan kehamilan, ODHIV harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter. Dokter kemudian akan memintanya rutin melakukan tes Cluster Differentiation 4 (CD4) untuk mengontrol jumlah sel darah putih. ODHIV dinyatakan sehat bila CD4 lebih dari 350. Kesehatan secara keseluruhan juga harus dinyatakan baik, seperti berat badan normal dan tidak ada infeksi penyerta seperti penyakit menular seksual, hepatitis dan infeksi lainnya.
Ketika semua kondisi baik, maka pada saat masa subur ODHIV dapat berhubungan seks tanpa menggunakan kondom. Pada kondisi ini, risiko penularan HIV melalui cairan sperma atau cairan vagina bisa saja terjadi, tetapi kemungkinannya cukup kecil. Sedikit berbeda dengan ODHIV pria, karena si jabang bayi hidup dan berkembang di rahim wanita, maka pada ODHIV wanita yang ingin hamil harus menjalani program khusus untuk mencegah bayinya tertular HIV dan AIDS. Program tersebut dinamakan PMTCT (Preventing Mother to Child Transmission).
Ketika berhasil terjadi pembuahan, maka selama kehamilan ia tetap harus minum ARV untuk mengurangi risiko bayi yang dikandung tertular HIV. Ketika usia kehamilan sudah masuk bulan ke-9, ODHIV wanita diminta lagi melakukan pemeriksaan CD4. Jika kondisinya baik dan kekebalan tubuh tinggi, maka si ibu akan diberikan dua pilihan persalinan, bisa secara normal (vaginal) atau caesar. Namun jika kondisinya sedang lemah, maka satu-satunya cara adalah persalinan caesar.
Jika kondisi si ibu baik, maka ibu ODHIV juga diperbolehkan menyusui bayinya. Namun jika tidak memungkinkan, maka mau tidak mau si bayi harus diberi susu formula agar HIV dari tubuh ibu tak masuk ke tubuh mungil si bayi. Namun, tidak boleh dicampur antara pemberian ASI dan pemberian susu formula, karena ada kemungkinan terjadi perlukaan dilambung bayi dan perlukaan itu riskan menjadi pintu masuk infeksi. Jadi silakan memilih antara ASI saja atau susu formula saja.