Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Meski tidak sedikit orang yang mempraktikkan seks yang tidak aman, seperti tidak memakai kondom atau tidak mengetahui riwayat kesehatan seksual pasangannya, mereka tetap merasa baik-baik saja. Bahkan, mereka merasa tidak perlu memeriksakan kesehatan seksual seperti melakukan tes infeksi menular seksual (IMS) dan HIV, karena mereka merasa tubuh atau kesehatan mereka baik-baik saja. Ya, mereka bepikir, jika tidak ada gejala penyakit, berarti mereka tidak mengidap IMS ataupun HIV. Benarkah demikian?
Dalam kebanyakan kasus, orang yang terinfeksi akan menunjukkan tanda-tanda infeksi. Tetapi ada beberapa IMS yang tidak bergejala, yang berarti kamu tidak akan pernah tahu apakah mengidapnya atau tidak sampai virus tersebut menyebar atau menyebabkan efek samping lain.
Baca Juga:
Tahukah kamu bahwa sangat mungkin untuk memiliki IMS tanpa gejala. Apalagi jika kamu aktif secara seksual, maka besar kemungkinan kamu bisa terkena IMS. Itulah mengapa sangat penting untuk melakukan tes IMS dan HIV secara teratur, mengetahui betul riwayat kesehatan seksual pasanganmu dan juga memakai kondom setiap berhubungan seks.
Dalam kebanyakan kasus, orang yang terinfeksi akan menunjukkan tanda-tanda infeksi. Tetapi ada beberapa IMS yang tidak bergejala, yang berarti kamu tidak akan pernah tahu apakah mengidapnya atau tidak sampai virus tersebut menyebar atau menyebabkan efek samping lain. Berikut adalah IMS yang tidak memiliki gejala yang jelas yang perlu kamu waspadai.
Human Papillomavirus (HPV)
HPV adalah IMS yang paling umum, dan salah satu IMS yang tidak selalu dapat dilindungi oleh kondom. Kemungkinan kamu bisa memiliki HPV, terlepas kamu menyadarinya atau tidak. Jika kamu berusia di bawah 30 tahun, terinfeksi HPV mungkin seringkali terjadi dan akan sembuh seiring dengan berjalannya waktu. Tetapi jika kamu berusia di atas 30 tahun, pemeriksaan rutin disarankan – juga tes pap smear untuk perempuan – karena beberapa jenis HPV dapat menyebabkan kanker serviks.
Klamidia
Klamidia adalah salah satu IMS yang paling umum diidap oleh perempuan di bawah 25 tahun. Jika tidak segera diobati maka akan menyebabkan keputihan yang tidak normal dan sensasi terbakar saat buang kecil, terutama jika telah berlangsung cukup lama dan berpindah ke saluran kemih dan masuk ke dalam tubuh. Jika kamu melihat perubahan pada tubuh seperti keputihan yang tidak normal, nyeri, atau rasa terbakar, kemudian pendarahan di antara menstruasi, nyeri punggung bawah dan perut, serta nyeri saat berhubungan seks itu semua merupakan gejala terinfeksi bakteri klamidia.
Jika tidak diobati, klamidia dapat menyebar ke rahim dan saluran tuba, mengakibatkan penyakit radang panggul yang bisa mengakibatkan kemandulan; menyebabkan kehamilan ektopik, yang dapat mengancam nyawa ibu dan bayi. Klamidia juga dapat menyebabkan kelahiran prematur dan dapat ditularkan ke bayi saat melahirkan, menyebabkan infeksi mata atau pneumonia. Juga, meningkatkan risiko perempuan tertular HIV dari pasangan yang terinfeksi.
Klamidia bisa menjadi IMS tanpa gejala, artinya kamu atau pasanganmu bisa mengidapnya tanpa kalian menyadarinya. Kabar baiknya, klamidia mudah diobati dengan antibiotik. Jika kamu mengetahuinya lebih awal (sebelum menyebabkan kerusakan) kamu akan sembuh total.
Gonore
Mirip dengan klamidia, gonore paling sering dialami perempuan berusia di bawah 25 tahun yang aktif secara seksual, dan mayoritas di antara mereka tidak akan pernah mengalami gejala. Namun, gejala ringan (jika muncul) bisa seperti perdarahan hebat, keputihan, dan rasa terbakar serta nyeri yang dapat dengan mudah disalahartikan sebagai infeksi kandung kemih atau infeksi vagina. Biasanya, ini adalah gejala infeksi bakteri yang menyebar lebih jauh dari tempat asalnya.
Jika gonore tidak diketahui dan tidak diobati maka dapat menyebabkan penyakit radang panggul, jaringan parut, dan kerusakan pada organ reproduksi. Ini juga dapat meningkatkan risiko pengidapnya tertular HIV, dan dalam kasus yang lebih ekstrim dapat menyebabkan infeksi yang mengancam jiwa di bagian tubuh lain seperti darah, otak, jantung, dan persendian.
Gonore selama kehamilan meningkatkan risiko kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, keguguran, dan komplikasi kesehatan yang serius (seperti kebutaan dan infeksi darah) pada bayi yang baru lahir.
Jika kamu mengetahui telah mengidapnya dari awal, maka itu bisa disembuhkan dengan penggunaan antibiotik.
Herpes
Herpes adalah infeksi virus yang bisa muncul di mulut atau alat kelamin di mana Ini disebabkan oleh dua jenis virus: virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) dan virus herpes simpleks tipe 2 (HSV-2). HSV-1 biasanya menyebabkan infeksi mulut sedangkan HSV-2 biasanya menyebabkan infeksi genital, tetapi mungkin saja herpes mulut yang disebabkan oleh HSV-2 atau herpes genital yang disebabkan oleh HSV-1.
Cara terbaik untuk mengurangi risiko herpes adalah dengan menggunakan kondom dan dental dam dengan benar setiap kali kamu berhubungan seks. Meskipun demikian, metode ini tidak mencakup semuanya, jadi mungkin saja kamu tetap tertular herpes meskipun telah mempraktikkan seks yang aman. Karena herpes menular melalui kontak kulit yang terluka, artinya menggunakan kondom tidak serta merta melindungimu dari virus herpes.
Trikomoniasis
Jenis IMS yang sedikit diketahui ini sebenarnya cukup umum dialami dan disebabkan oleh parasit, di mana hanya sekitar 30 persen pengidapnya yang menunjukkan gejala seperti rasa gatal, terbakar, kemerahan, nyeri, buang air kecil yang terasa tidak nyaman, dan keputihan yang tidak normal disertai dengan bau amis. Untuk pria, gejalanya bisa berupa rasa gatal dan iritasi, sensasi terbakar setelah buang air kecil atau ejakulasi, dan keluarnya cairan dari penis.
Jika tidak diobati, trikomoniasis dapat meningkatkan risiko tertular IMS lain, termasuk HIV. Ini juga dapat menimbulkan risiko jika kamu sedang hamil, karena bayi yang lahir dari pengidap trikomoniasis lebih mungkin lahir prematur atau dengan berat badan lahir rendah.
Kabar baiknya adalah jika kamu menderita trikomoniasis, hal itu dapat disembuhkan dengan antibiotik. Namun, ada kemungkinan untuk terinfeksi lagi. Jadi pastikan kamu dan pasangan mempraktikkan hubungan seksual yang aman.