Jumlah anak yang terinfeksi HIV sejak tahun 2000 kian menurun. Pada akhir 2015, berdasarkan situs webmd, 2,6 juta anak di seluruh dunia berusia kurang dari 15 tahun hidup dengan virus HIV, tetapi hanya sekitar sepertiga dari mereka yang mendapatkan perawatan.
Seperti halnya orang dewasa, ketika infeksi HIV berkembang, anak-anak mulai mengembangkan infeksi yang jarang mempengaruhi orang sehat tetapi dapat mematikan bagi seseorang yang sistem kekebalannya tidak bekerja dengan baik.
Baca Juga:
Dan sebagian besar kasus HIV dan AIDS pada masa kanak-kanak berada di Afrika sub-Sahara, yang juga merupakan penyebab utama kematian di antara para praremaja dan remaja di sana.
HIV, virus penyebab AIDS, merusak sistem kekebalan tubuh sehingga mereka yang terinfeksi tidak bisa melawan infeksi dan beberapa kanker dengan baik. Tetapi dengan kombinasi yang tepat dari obat-obatan dan dukungan penuh kasih sayang, anak-anak dengan HIV (ADHIV) dapat tumbuh sehat dan memiliki harapan umur yang panjang.
Sebagian besar anak yang terinfeksi HIV mendapatkannya dari ibu mereka selama dikandung, juga selama proses kelahiran, atau dari menyusui. Wanita yang dites HIV dan positif, berpotensi kecil menularkan virus terhadap bayi mereka jika melakukan pengobatan. Dan ini adalah cara terbaik untuk mencegah HIV dari ibu ke anak-anak.
Anak-anak di komunitas yang terkena dampak AIDS yang kehilangan orang tua dan anggota keluarga mereka, juga lebih rentan terhadap infeksi HIV. Mereka mungkin kekurangan pengasuh, akses ke sekolah, atau kemampuan untuk membela hak-hak mereka.
Anak-anak juga dapat terinfeksi melalui pelecehan seksual atau pemerkosaan. Di beberapa negara, pernikahan anak diterima secara budaya, dan seorang remaja perempuan bisa terkena HIV dari suaminya yang berusia lebih tua, dan kemudian menularkannya kepada bayinya juga.
Semakin muda seorang anak ketika mereka pertama kali berhubungan seks, semakin tinggi pula peluang mereka terkena HIV. Itulah mengapa salah satu cara pencegahan HIV dan AIDS pada anak-anak adalah dengan tidak mentolerir budaya pernikahan pada anak-anak.
Di Eropa Tengah dan Timur, penggunaan narkoba suntikan telah menyebarkan HIV di kalangan anak muda yang hidup di jalanan. Dalam satu penelitian di Ukraina, perilaku berisiko tinggi, termasuk berbagi jarum, adalah umum di antara anak-anak berusia 10 tahun.
Transfusi darah yang terkontaminasi HIV atau suntikan dengan jarum yang tidak steril dapat menginfeksi anak-anak di negara-negara miskin. Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat telah memiliki perlindungan medis untuk mencegah masalah ini.
Gejala
Tidak semua anak dengan HIV akan memiliki gejala, dan mereka yang tidak memiliki gejala yang sama persis. Gejala sendiri dapat bervariasi berdasarkan usia.
Beberapa gejala yang lebih umum adalah:
- Gagal tumbuh, yang berarti tidak bertambah berat atau bertambah tinggi seperti yang diharapkan dokter
- Tidak memiliki keterampilan atau melakukan hal-hal yang diharapkan dokter pada anak seusia itu (tidak mencapai tonggak perkembangan)
- Masalah otak atau sistem saraf seperti kejang, kesulitan berjalan, atau melakukan hal-hal yang buruk di sekolah
- Menjadi sering sakit-sakitan dengan penyakit anak-anak seperti infeksi telinga, pilek, sakit perut, atau diare.
Seperti halnya orang dewasa, ketika infeksi HIV berkembang, anak-anak mulai mengembangkan infeksi yang jarang mempengaruhi orang sehat tetapi dapat mematikan bagi seseorang yang sistem kekebalannya tidak bekerja dengan baik.
Infeksi oportunistik pada anak ini meliputi:
- Pneumocystis pneumonia, infeksi jamur pada paru-paru
- Sitomegalovirus (CMV)
- Semacam jaringan parut paru-paru yang disebut lymphocytic interstitial pneumonitis (LIP)
- Sariawan oral atau ruam popok parah akibat infeksi ragi.
ADHIV mendapatkan perawatan yang hampir sama dengan orang dewasa: kombinasi obat yang disebut ART (terapi antiretroviral). Tetapi tidak sesederhana itu, karena beberapa obat HIV tidak datang dalam bentuk cair yang dapat ditelan bayi dan anak kecil.
Beberapa obat menyebabkan efek samping yang serius bagi anak-anak. Tanpa ART, sepertiga bayi positif HIV di seluruh dunia tidak akan mencapai ulang tahun pertama mereka, dan setengahnya akan meninggal sebelum mereka berusia 2 tahun.
Dengan ART, komplikasi dari HIV atau infeksi oportunistik – seperti kehilangan nafsu makan, diare, batuk dan pilek – dapat diobati seperti penyakit pada masa kanak-kanak.
Tumbuh Bersama HIV
Orang dewasa harus berbicara dengan anak-anak tentang penyakit dengan cara yang sesuai dengan usia mereka sehingga mereka tidak ‘ketakutan’. Anak-anak perlu tahu bahwa itu bukan kesalahan mereka, mereka sakit dan harus minum obat setiap hari, dan bahwa mereka tidak akan ditinggal sendirian.
Dukungan sosial, finansial, dan emosional untuk seluruh keluarga adalah penting, terutama di komunitas tanpa banyak sumber daya.
Anak-anak dengan HIV dan AIDS dapat dengan aman pergi ke sekolah. Tetapi mereka mungkin akan menghadapi intimidasi dan diskriminasi kecuali siswa dan guru lain memahami bagaimana HIV menyebar. Program-program pendidikan kesehatan bisa membantu memecah stigma seputar HIV sehingga anak-anak dapat memiliki teman dan merasa tumbuh dewasa secara normal.