Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat atau ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, organ tubuh tidak mendapat cukup oksigen, sehingga membuat penderita anemia pucat dan mudah lelah. Sebanyak 70 hingga 80 persen ODHIV menderita anemia pada suatu waktu selama masa infeksi. Selain itu, sebuah laporan baru-baru ini seperti yang dikutip dari situs Poz, menyimpulkan bahwa anemia jika tidak diobati, bisa memengaruhi harapan hidup ODHIV.
Obat-obatan HIV dan juga HIV itu sendiri dapat memengaruhi produksi normal sel darah merah di sumsum tulang, yang dapat menyebabkan anemia. Produksi hormon yang tidak memadai juga dapat menyebabkan anemia. Jumlah erythropoietin yang diproduksi oleh ginjal mungkin tidak cukup untuk merangsang produksi sel darah merah yang normal. Dan, ODHIV juga mungkin memiliki hormon adrenal dan testosteron (hormon lain yang diketahui merangsang produksi sel darah merah) yang lebih rendah.
Baca Juga:
Sel darah merah dibuat di sumsum tulang dan membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh dengan menggunakan protein yang mengandung zat besi yang disebut hemoglobin. Produksi sel darah merah membutuhkan hormon alami yang disebut erythropoietin dan juga tergantung pada banyak faktor lain, seperti sumber zat besi yang cukup, vitamin B-12, asam folat, dan mineral.
Penyakit dan obat-obatan tertentu dapat menyebabkan jumlah dan persentase sel darah merah turun di bawah tingkat normal. Ketika seseorang menderita anemia, tubuh mencoba untuk mengkompensasi dengan beberapa cara. Akibatnya, penderita anemia kerap terlihat pucat, dan merasakan sensasi dingin. Dan penderita anemia yang melakukan aktivitas selayaknya orang normal, bagaimanapun, menghasilkan kebutuhan yang lebih besar untuk oksigen dalam jaringan-jaringan tubuhnya yang menghasilkan kelelahan, kelemahan, jantung berdebar, sesak napas, dan gejala lainnya.
Apa Yang Menyebabkan Anemia Pada ODHIV?
Obat-obatan HIV dan juga HIV itu sendiri dapat memengaruhi produksi normal sel darah merah di sumsum tulang, yang dapat menyebabkan anemia. Produksi hormon yang tidak memadai juga dapat menyebabkan anemia. Jumlah erythropoietin yang diproduksi oleh ginjal mungkin tidak cukup untuk merangsang produksi sel darah merah yang normal. Dan, ODHIV juga mungkin memiliki hormon adrenal dan testosteron (hormon lain yang diketahui merangsang produksi sel darah merah) yang lebih rendah.
Sel sumsum tulang yang rusak juga dapat menyebabkan anemia. Sel darah merah berkembang dari sel yang belum matang di sumsum tulang yang disebut sel progenitor erythroid. Racun, seperti alkohol, dapat secara langsung menekan sel-sel sumsum tulang. Infeksi tertentu, seperti Mycobacterium avium complex (MAC), TBC, infeksi jamur, dan cytomegalovirus (CMV), juga dapat menginfeksi dan menghancurkan sel-sel sumsum tulang. Limfoma non-Hodgkin, kanker yang terkait dengan infeksi HIV, juga dapat merusak sel sumsum tulang dan sering dikaitkan dengan anemia.
Banyak obat yang digunakan untuk mengobati HIV atau komplikasinya juga memiliki efek samping toksik pada sel progenitor eritroid yang dapat menyebabkan anemia. Ada kemungkinan ODHIV menderita anemia ketika menggunakan obat tersebut, karena fungsi kekebalan menjadi semakin terganggu.
Di antara obat yang umumnya dikaitkan dengan anemia adalah zidovudine, cotrimoksazole, gansiklovir, dapson, pirimetamin, interferon dan ribavirin untuk infeksi HCV, dan kemoterapi kanker. Penting untuk diingat bahwa terlepas dari potensi efek samping dari obat-obatan ini, obatan-obatan ini sangat penting untuk pengobatan HIV atau komplikasinya, sehingga tidak harus dihindari. Sebaliknya, orang harus sadar bahwa efek samping adalah suatu kemungkinan dan melakukan upaya untuk mengidentifikasi serta mengobatinya. Ya, Anda bisa melakukan sesuatu untuk mengobati anemia.
Pendarahan jelas merupakan penyebab anemia dan dapat terjadi karena berbagai alasan. Pada wanita, kehilangan darah menstruasi yang berlebihan dapat menyebabkan anemia dan kekurangan zat besi. Tumor tertentu seperti Kaposi sarkoma dan limfoma, jika melibatkan usus, dapat menyebabkan pendarahan. Selain itu, beberapa infeksi pada saluran pencernaan, seperti CMV, dapat menyebabkan erosi di usus dan kehilangan darah kronis yang lambat. Baik infeksi kronis maupun akut, penyakit ginjal yang parah, dan keganasan juga dapat menyebabkan masa hidup sel darah merah yang pendek dalam darah.
Bagaimana Menyembuhkan Anemia Pada ODHIV?
Dilansir dari situs Spiritia, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengobati anemia pada ODHIV, yaitu:
- Pertama, mengobati perdarahan kronis. Ini mungkin perdarahan dalam, wasir, atau bahkan sering mimisan
- Kemudian, memperbaiki kelangkaan zat besi, vitamin B12 atau asam folat, jika ada
- Berhenti memakai atau mengurangi takaran obat penyebab anemia
Mengobati anemia meningkatkan kesehatan dan daya tahan hidup ODHIV. Memperbaiki perdarahan, atau kekurangan zat besi atau vitamin adalah langkah pertama. Jika memungkinkan, sebaiknya berhenti memakai obat penyebab anemia. Pengobatan HIV dan anemia dapat bertabrakan. Penting bagi pasien dan penyedia layanan kesehatan untuk bekerja sama dalam mengidentifikasi sumber anemia.
Jika kamu mengonsumsi AZT/zidovudine dan terkena anemia yang akut, kamu mungkin dapat meminta dokter untuk mengubah obat yang berbeda. Jika perlu, pasien sebaiknya diobati dengan eritropoietin (EPO), atau jika tidak ada pilihan lain, dengan transfusi darah.