Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Fatigue adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan perasaan kelelahan, mengantuk, dan kekurangan energi. Ini adalah masalah umum di antara orang yang hidup dengan HIV (ODHIV). Fatigue, seperti dilansir dari situs Poz Magazine, bukanlah penyakit melainkan gejala penyakit. Beberapa orang menderita serangan kelelahan pada saat-saat tertentu atau berkala. Namun, yang lain mengalami kelelahan kronis yang sangat mengganggu pekerjaan, rutinitas atau kegiatan sehari-hari lainnya.
Di antara orang yang hidup dengan HIV dan AIDS, prevalensi kelelahan cukup tinggi. Dalam dua penelitian, 54 dan 67 persen orang melaporkan fatigue atau kelelahan sebagai gejala di beberapa fase selama perjalanan penyakit mereka. Dan ODHIV lebih mungkin menderita kelelahan yang mengganggu kegiatan sehari-hari mereka daripada orang yang tidak terinfeksi HIV.
Baca Juga:
Apa Itu Fatigue Atau Kelelahan?
Para ahli kesehatan mencatat bahwa fatigue atau kelelahan bersifat multidimensi dan dapat meliputi:
- Kelelahan fisik, yang mengacu pada keletihan yang tidak biasa setelah aktivitas fisik;
- Kelelahan mental, yaitu kesulitan memusatkan perhatian pada aktivitas yang membutuhkan konsentrasi;
- Kelelahan motivasi, yang didefinisikan sebagai kurangnya kemauan atau keinginan untuk terlibat dalam kegiatan emosional atau fisik.
Ada juga tipe kelelahan akut dan kronis. Kelelahan akut umumnya hanya sebentar, serangan mendadak, dan gejalanya bisa berkurang dengan istirahat. Sementara kelelahan kronis dapat berlangsung lama (biasanya enam bulan atau lebih), bisa membahayakan jiwa dan tidak bisa hilang begitu saja dengan beristirahat.
Seberapa Umum Kelelahan Itu?
Di antara orang yang hidup dengan HIV dan AIDS, prevalensi kelelahan cukup tinggi. Dalam dua penelitian, 54 dan 67 persen orang melaporkan fatigue atau kelelahan sebagai gejala di beberapa fase selama perjalanan penyakit mereka. Dan ODHIV lebih mungkin menderita kelelahan yang mengganggu kegiatan sehari-hari mereka daripada orang yang tidak terinfeksi HIV.
Di antara sesama ODHIV, prevalensi kelelahan juga berbeda-berbeda: mereka dengan penyakit yang lebih lanjut (jumlah CD4 yang lebih rendah atau memilliki riwayat infeksi oportunistik) lebih mungkin mengalami kelelahan.
Apa Yang Menyebabkan Kelelahan?
Ada banyak kemungkinan penyebab kelelahan di antara ODHIV, di mana seringkali orang dengan gejala fatigue atau kelelahan memiliki beberapa masalah. Berikut ini kemungkinan penyebab kelelahan:
1. Istirahat, Diet, dan Olahraga Yang Tidak Memadai
Banyak orang, apakah mereka mengidap HIV atau tidak, gagal mendapatkan jumlah istirahat yang cukup atau kurang berolahraga dan tidak makan dengan benar. Gangguan tidur juga dapat dikaitkan dengan kecemasan dan depresi, penggunaan diuretik, kafein, alkohol, nikotin, antihistamin, dekongestan, ganja, kokain, dan metamfetamin (misal Kristal met), atau kurang berolahraga.
2. Minum Terlalu Banyak Alkohol dan Penggunaan Obat-Obatan
Terlalu banyak alkohol dan penggunaan obat-obatan seperti kokain dan metamfetamin sering dikaitkan karena pola makan yang buruk, yang dapat menyebabkan anemia, penyakit hati, penurunan berat badan, dan kelelahan.
3. Penyebab Psikologis
Kecemasan dan depresi sering dikaitkan dengan kelelahan dan juga umum di antara ODHIV. Selain dikaitkan dengan kelelahan, kecemasan dan depresi juga dikaitkan dengan insomnia, kehilangan nafsu makan, dan kesulitan konsentrasi. Hampir setiap ODHIV mengalami periode perasaan kesal, khawatir, cemas, atau tertekan. Penyebab kelelahan psikologis pada ODHIV dapat diobati tetapi sering diabaikan.
4. Alkohol, Tembakau, dan Narkoba
Tidak ada yang tahu pasti apakah minum alkohol, merokok, atau menggunakan obat-obatan rekreasi mempercepat perkembangan penyakit HIV. Namun, penggunaan zat ini sering dikaitkan dengan kelelahan pada ODHIV. Walaupun zat-zat ini mungkin tidak secara langsung menyebabkan kelelahan pada semua orang, penyalahgunaan zat sering kali merupakan tanda atau penyebab kecemasan, depresi, gangguan tidur, dan pola makan yang buruk, yang semuanya dapat menyebabkan kelelahan. Terlebih lagi, alkohol dan obat-obatan tertentu dapat memperbesar efek samping dari perawatan HIV yang diketahui menyebabkan kelelahan.
5. Infeksi
Banyak infeksi yang terkait dengan penyakit HIV dapat dikaitkan dengan kelelahan. Ini termasuk infeksi virus seperti cytomegalovirus (CMV), Epstein Barr (EBV) dan Human Herpes Virus-6 (HHV-6); infeksi bakteri seperti TBC (TB), Mycobacterium avium complex (MAC) dan infeksi yang didapat masyarakat seperti streptococcus, staphylococcus dan haemophilus. Selain itu, infeksi jamur dan parasit seperti histoplasmosis, coccidiodomycosis, toxoplasmosis, Pneumocystis pneumonia (PCP) dan cryptosporidiosis semuanya telah dikaitkan dengan perkembangan kelelahan. Kelelahan bisa menjadi tanda pertama infeksi oportunistik. Perhatian khusus harus diberikan pada gejala-gejala lain seperti batuk, demam, dan sakit kepala yang mungkin juga menunjukkan adanya infeksi oportunistik. Anemia (kekurangan sel darah merah) cukup umum pada orang dengan infeksi oportunistik dan sering menjadi penyebab kelelahan.
6. Kelainan Endokrin
- Adrenalin atau produksi hormon adrenalis yang kurang memadai, dapat disebabkan oleh infeksi HIV itu sendiri, atau oleh infeksi oportunistik seperti CMV dan TB yang dapat secara langsung menginfeksi dan merusak kelenjar adrenalin. Insufisiensi adrenalin dapat menyebabkan kelelahan, penurunan berat badan kronis, penurunan tekanan darah, pusing, dan, akhirnya, kematian.
- Hipotiroidisme adalah istilah untuk kelenjar tiroid yang kurang aktif, yang berada di bagian bawah leher dan membantu mengatur produksi hormon dalam tubuh. Ini dapat menyebabkan kelelahan kronis dan sejumlah gejala lainnya termasuk sakit otot, penambahan berat badan, rambut serta kulit yang kering dan sembelit. Tes kesehatan dapat membantu menentukan apakah tiroid Anda berfungsi dengan baik atau tidak.
- Hipogonadisme atau penurunan produksi testosteron adalah masalah umum yang kerap diderita ODHIV laki-laki. Seperti banyak hormon, testosteron, yang terutama diproduksi di testis, membantu mengatur suasana hati pria, fungsi seksual, metabolisme nutrisi, dan tingkat energi. Ada beberapa penyebab produksi testosteron rendah, termasuk disfungsi testis (testis yang rusak, kemungkinan karena infeksi oportunistik), efek samping obat (terutama megestrol asetat, ketokonazol, dan gansiklovir), dan peningkatan hormon kortisol adrenalin (yang diproduksi secara berlebihan selama infeksi kronis sebagai pertahanan tubuh normal terhadap stres fisik).
7. Pengobatan HIV
Terapi antiretroviral seringkali meningkatkan tingkat energi seseorang begitu mereka mulai mengonsumsinya. Hal ini terutama berlaku untuk orang yang menunggu untuk memulai pengobatan sampai sel CD4 turun ke tingkat yang sangat rendah. Di sisi lain, obat HIV juga dapat menyebabkan kelelahan pada beberapa orang. Zidovudine dapat menyebabkan anemia. Obat lain yang disebut efavirenz dapat menyebabkan gangguan tidur, yang pada gilirannya dapat menyebabkan kantuk di siang hari, kelelahan dan kesulitan berkonsentrasi.
8. Pengobatan Hepatitis C
Saat ini, pilihan pengobatan hepatitis C lebih mudah untuk dikelola dan lebih pendek daripada sebelumnya. Tetapi kelelahan masih merupakan gejala umum dari obat-obatan terbaru serta efek samping dari virus.
Jadi jika Anda mengalami fatigue atau kelelahan, ingatlah bahwa itu bukan penyakit melainkan gejala dari penyakit di mana Anda harus memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebab dari kelalahan yang Anda alami.