Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Beberapa saat setelah penyakit pernapasan COVID-19 yang disebabkan oleh virus corona menjadi perhatian dunia lantaran telah ditemukan pada 93.160 kasus di seluruh dunia, dan telah mengakibatkan kematian pada 3.202 jiwa — sementara ada 50.957 pasien berhasil sembuh dari infeksi virus corona — bahkan sudah ditemukan di Indonesia yang belakangan kondisinya telah membaik, para ilmuwan dan pejabat kesehatan publik terus mempelajari tentang penyebaran, tingkat kematiannya dan siapa yang paling mungkin terinfeksi oleh virus yang satu ini.
Untuk ODHIV yang melakukan terapi antiretroviral secara konsisten dan memiliki jumlah CD4 yang normal, risiko mereka mungkin lebih rendah. Berbeda dengan non-ODHIV yang kebetulan menderita kanker dan menjalani kemoterapi, begitu pula mereka yang menjalani transplantasi sumsum tulang dan mereka yang menggunakan steroid dosis tinggi untuk penyakit autoimun, risiko terinfeksi virus corona mungkin akan lebih tinggi.
Baca Juga:
Menurut situs Poz, kaum lansia, orang-orang dengan kondisi kesehatan tertentu dan mereka dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, memiliki kemungkinan lebih tinggi terkena penyakit COVID-19. Ini termasuk orang yang hidup dengan HIV (ODHIV) terutama mereka dengan jumlah CD4 rendah. Tetapi kabar baiknya, ODHIV dapat melakukan beberapa tindakan pencegahan dasar dan menurunkan risiko dari infeksi virus corona.
Mayoritas penderita COVID-19 memiliki gejala ringan termasuk demam, batuk dan sesak napas. Sekitar 20% mengembangkan gejala penyakit yang lebih parah termasuk pneumonia dan sindrom gangguan pernapasan akut, yang mungkin memerlukan perawatan intensif dan dalam beberapa kasus harus menggunakan alat ventilasi mekanis.
Para ahli belum tahu berapa lama seseorang dapat menularkan virus corona, yang secara resmi dikenal sebagai SARS-CoV-2, sebelum mereka mengembangkan gejala lanjutan atau setelah mereka pulih dari penyakit COVID-19. Juga tidak jelas apakah virus dapat bertahan dalam tubuh dan kemudian kambuh; apakah itu memberikan kekebalan dan jika memang memberi kekebalan, untuk berapa lama; atau apa ada kemungkinan terinfeksi lagi. Para ilmuwan di seluruh dunia kini sedang bekerja keras untuk mengembangkan perawatan untuk COVID-19 dan vaksin untuk SARS-CoV-2. Obat HIV tertentu juga telah menunjukkan aktivitas yang signifikan melawan virus corona.
Bagaimana Dengan ODHIV?
Dibandingkan dengan populasi umum, orang dengan masalah kekebalan tubuh berisiko lebih tinggi tertular virus corona baru dan mengembangkan penyakit COVID-19 yang lebih serius. Juga untuk ODHIV yang berusia di atas 50 tahun tepatnya mereka yang berusia 60-an, 70-an dan 80-an; dan ODHIV dengan jumlah CD4 yang rendah. Sementara mereka yang mengonsumsi Obat HIV tertentu, terutama obat dari rejimen yang lama, dapat terkena neutropenia atau menipisnya sel darah putih sistem kekebalan tubuh yang melawan infeksi.
Untuk ODHIV yang melakukan terapi antiretroviral secara konsisten dan memiliki jumlah CD4 yang normal, risiko mereka mungkin lebih rendah. Berbeda dengan non-ODHIV yang kebetulan menderita kanker dan menjalani kemoterapi, begitu pula mereka yang menjalani transplantasi sumsum tulang dan mereka yang menggunakan steroid dosis tinggi untuk penyakit autoimun, risiko terinfeksi virus corona mungkin akan lebih tinggi.
Mengambil Tindakan Pencegahan
Para ahli merekomendasikan untuk mengambil tindakan pencegahan yang pada prinsipnya juga direkomendasikan untuk mencegah penyakit flu musiman:
- Hindari kontak dekat — artinya dalam jarak sekitar 1-2 meter — dengan orang yang terkena flu, batuk atau gejala pernapasan lainnya.
- Cuci tangan Anda dengan sabun dan air mengalir dengan seksama setidaknya selama 20 detik.
- Gunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol ketika sabun dan air tidak tersedia.
- Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut ketika belum cuci tangan
- Orang sehat tidak perlu secara rutin memakai masker wajah untuk mencegah infeksi, tetapi gunakan masker jika Anda sedang sakit atau merawat seseorang yang sakit.
- Dapatkan vaksin flu. Kaum lansia harus mempertimbangkan untuk divaksinasi terhadap pneumonia.
Bagaimana Jika Kita Sakit:
- Tutup hidung dan mulut dengan tisu ketika batuk atau bersin, dan segera buang tisu ke tempat sampah
- Hindari kontak dekat dengan orang lain.
- Tetap di rumah jika kita sakit.
- Jika kita merasa ada kontak dengan pengidap corona, hubungi penyedia layanan kesehatan segera, lebih-lebih jika terserang demam, batuk, atau sulit bernapas.
- Sebelum pergi ke klinik atau rumah sakit, hubungi staf rumah sakit terlebih dahulu agar mereka dapat mengambil tindakan pencegahan yang sesuai.
- Mengenakan masker bisa menghentikan penyebaran percikan dari bersin atau batuk yang dapat menularkan virus ke orang lain.
Selain itu, Anda juga bisa mempertimbangkan untuk mengurangi sementara aktivitas sosial, seperti mengunjungi tempat keramaian. Jika Anda seorang pekerja, diskusikan dengan pimpinan tentang kemungkinan bekerja dari rumah. Dan pastikan rekan kerja kita tidak memaksakan diri datang bekerja jika mereka dalam kondisi sakit.
Namun yang terpenting, jangan panik. Karena panik bisa membuat Anda kehilangan akal sehat dan bertindak serampangan yang pada akhirnya merugikan Anda dan orang-orang sekitar.