Orang dengan HIV (ODHIV) kini dapat hidup sehat dan memiliki harapan umur panjang dengan rutin mengonsumsi obat antiretroviral (ARV), tapi ODHIV juga memiliki risiko terhadap beberapa jenis kanker tertentu karena efek HIV pada sistem kekebalan tubuh, seperti yang dikutip dari situs medicalnewstoday. Pada artikel ini, kita akan melihat jenis kanker apa saja yang risikonya lebih tinggi pada ODHIV, dan bagaimana kita dapat menurunkan risiko kanker tersebut.
Pengobatan kanker untuk ODHIV telah meningkat karena kemajuan dalam pengobatan HIV. Di masa lalu, dokter cenderung memberikan kemoterapi dosis penuh atau terapi radiasi karena efek dari perawatan ini pada sistem kekebalan tubuh. Saat ini, ODHIV biasanya menerima pengobatan yang sama dengan orang lain.
Baca Juga:
Secara sederhana, semakin tinggi jumlah CD4 seseorang, itu semakin baik; kadar sel CD4 yang rendah membuat tubuh rentan terhadap infeksi. Dan, penelitian dari 2016 juga menunjukkan, bahwa tingkat CD4 yang lebih rendah mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan bentuk kanker awal. Ada beberapa jenis kanker di mana risikonya lebih tinggi pada ODHIV.
Sarkoma Kaposi
Sarkoma Kaposi adalah bentuk kanker langka yang berkembang di sel-sel yang melapisi mulut, hidung, tenggorokan, dan pembuluh darah. Ini menyebabkan tumor merah atau coklat, atau lesi, di kulit atau selaput lendir. Tumor ini dapat muncul di area lain dari tubuh, seperti kaki, kelenjar getah bening, dan saluran pencernaan. Sarkoma Kaposi umumnya terjadi pada orang yang terinfeksi HIV di stadium 3.
Limfoma
Limfoma adalah suatu bentuk kanker darah yang memengaruhi sistem getah bening tubuh. Ini berkembang di limfosit, yang merupakan jenis sel darah putih. Limfoma dapat memengaruhi bagian tubuh mana pun di mana jaringan getah bening hadir, termasuk sumsum tulang, kelenjar getah bening, limpa, amandel, timus dan saluran pencernaan.
Ada dua jenis utama limfoma:
- Limfoma Hodgkin mengacu pada limfoma yang menghasilkan jenis sel tertentu yang disebut sel Reed-Sternberg. Limfoma Hodgkin biasanya mulai berkembang dalam sel B, yang merupakan limfosit khusus yang menghasilkan antibodi.
- Limfoma non-Hodgkin mengacu pada semua jenis limfoma di mana sel Reed-Sternberg tidak ada. Limfoma non-Hodgkin biasanya dimulai di jaringan getah bening, tetapi dapat memengaruhi kulit. Seperti sarkoma Kaposi, para dokter menggunakan limfoma non-Hodgkin untuk mendiagnosis HIV stadium 3.
Kanker Serviks
Kanker serviks berkembang di leher rahim. Sebagian besar kasus kanker serviks merupakan hasil dari infeksi human papilloma virus (HPV). Pada tahap awal penyakit, sel pra kanker mulai tumbuh di lapisan serviks. Jika tidak diobati, sel-sel pra kanker ini dapat berkembang menjadi sel kanker ganas dan tumbuh lebih dalam ke serviks. Dokter menyebutnya sebagai kanker serviks invasif.
Kanker Paru-Paru
Kanker paru-paru berkembang ketika sel-sel di paru-paru seseorang bermutasi dan tumbuh secara tak terkendali untuk membentuk tumor. Tumor ini terus tumbuh dan menghancurkan sel-sel sehat yang membentuk lapisan paru-paru. Siapa pun bisa terkena kanker paru-paru. Genetika dan paparan bahan kimia berbahaya dan polusi udara adalah faktor risiko kanker paru-paru. Namun, merokok masih disinyalir sebagai penyebab utama kanker paru-paru. Menurut American Lung Association, merokok bertanggung jawab atas 90 persen kasus kanker paru-paru.
Kanker Anal
Kanker anal berkembang di sel-sel di dalam dan sekitar anus. Meskipun kanker anal relatif jarang pada populasi umum, kanker ini lebih umum ditemukan di antara ODHIV. Sebuah studi dari 2012 yang meneliti tingkat kanker anal di antara ODHIV, menemukan bahwa ODHIV yang juga laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL), berisiko paling tinggi terhadap kanker anal.
Kanker Mulut dan Orofaringeal
Kanker mulut memengaruhi mulut, orang yang menderita kanker mulut dapat mengalami tumor di lidah dan lapisan bibir, pipi, dan gusi. Kanker faring memengaruhi dinding tenggorokan, amandel, dan bagian belakang lidah. Dan ODHIV berisiko lebih tinggi terhadap bentuk kanker tertentu karena efeknya terhadap sistem kekebalan.
Beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko kanker pada ODHIV termasuk merokok, menggunakan obat yang disuntikkan, mengonsumsi alkohol dan mengonsumsi makanan yang tidak sehat.
Dan banyak juga ODHIV yang berisiko kanker karena terkait dengan virus lain, seperti:
- Sarkoma Kaposi dan virus herpes
- Kanker anal, kanker mulut, dan kanker faring dan HPV
- Koinfeksi, yang terjadi ketika seseorang tertular dua atau lebih virus yang terpisah, di mana ini lebih umum terjadi pada ODHIV.
Menurut ulasan tahun 2016, sepertiga dari ODHIV juga memiliki virus hepatitis C (HCV). Dan sebuah tinjauan pada tahun 2017, menyimpulkan bahwa ada hubungan antara infeksi HCV dan peningkatan risiko kanker hati, pankreas, dan anal pada orang yang lebih tua.
Menurunkan Risiko Kanker
Sementara ODHIV mungkin berisiko lebih tinggi untuk jenis kanker tertentu, ada beberapa cara untuk menurunkan risiko ini:
- tidak merokok atau menggunakan produk tembakau
- tidak menggunakan obat-obatan berbahaya yang disuntikkan
- membatasi konsumsi alkohol
- berolahraga secara teratur
- mengonsumsi makanan yang seimbang dan sehat
Beberapa cara lain untuk menurunkan risiko kanker pada ODHIV yakni:
- minum obat ARV secara patuh sesuai resep
- mendapatkan vaksinasi terhadap virus terkait kanker
Pengobatan Kanker Pada ODHIV
Pengobatan kanker untuk ODHIV telah meningkat karena kemajuan dalam pengobatan HIV. Di masa lalu, dokter cenderung memberikan kemoterapi dosis penuh atau terapi radiasi karena efek dari perawatan ini pada sistem kekebalan tubuh. Saat ini, ODHIV biasanya menerima pengobatan yang sama dengan orang lain. Namun, dokter akan memonitor jumlah CD4 orang yang menerima pengobatan HIV dan kemoterapi. Mendeteksi dan mengobati HIV sejak dini juga secara signifikan mengurangi risiko seseorang terkena kanker seperti sarkoma Kaposi dan limfoma non-Hodgkin.
Kesimpulan
Karena efek yang ditimbulkan oleh virus pada sistem kekebalan tubuh seseorang, ODHIV memiliki risiko lebih tinggi terkena jenis kanker tertentu. Kanker-kanker ini termasuk sarkoma Kaposi, limfoma non-Hodgkin, dan kanker serviks, paru-paru, anal, dan oral. Namun, kemajuan dalam pengobatan dan mendeteksi dan mengobati HIV sejak dini, dapat secara signifikan mengurangi risiko pengembangan kanker ini.