Ramadhan adalah nama salah satu bulan dalam kalender hijriyah, di mana Selama sebulan penuh umat Islam menjalankan ibadah puasa selama 13-14 jam setiap harinya. Ya, berpuasa sendiri sangat baik untuk kesehatan dan dianjurkan bagi orang-orang yang juga memiliki kesehatan yang baik. Ada beberapa orang yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa, yakni orang sakit, perempuan hamil, menyusui, orang tua yang lemah dan musafir. Pertanyaannya, bisakah seseorang dengan HIV positif berpuasa selama Ramadhan?
Anda perlu mempertimbangkan beberapa faktor, seperti: kondisi Anda pada saat didiagnosis, kesehatan Anda secara keseluruhan, viral load dan jumlah sel CD4 anda.
Pihak terbaik untuk membantu memutuskan apakah Anda boleh berpuasa atau tidak adalah dokter Anda. Dan untuk membantu dokter membuat keputusan, Anda perlu mempertimbangkan beberapa faktor, seperti: kondisi Anda pada saat didiagnosis, kesehatan Anda secara keseluruhan, viral load dan jumlah sel CD4 anda. Bagi mereka yang berada di masa awal pengobatan, disarankan untuk tidak berpuasa dulu karena tubuh masih mencoba menyesuaikan diri dengan pengobatan yang sedang Anda jalankan.
Jika Anda telah menjalani pengobatan untuk beberapa waktu, dan jumlah sel CD4 Anda baik dengan viral load yang tidak terdeteksi, serta kesehatan yang baik secara menyeluruh, maka Anda bisa mempertimbangkan untuk mendiskusikan keinginan untuk berpuasa.
Tanyakan kepada dokter apakah rejimen obat Anda dapat disesuaikan tanpa risiko, sehingga Anda dapat meminumnya sebelum imsyak dan saat berbuka. Jika Anda menggunakan rejimen satu pil yang diminum sehari sekali, akan lebih mudah bagi Anda untuk berpuasa daripada jika menggunakan beberapa pil.
Langkah Tambahan Saat Berpuasa
Setelah mendapatkan lampu hijau dari dokter, Anda masih perlu mengambil langkah tambahan saat berpuasa Ramadhan. Misalnya, cobalah menyiapkan suplemen yang baik untuk digunakan setiap hari selama sebulan jika Anda belum melakukannya. Ini karena selama berpuasa, berkurangnya asupan makanan dalam sehari dapat mengurangi asupan mineral dan vitamin penting.
Minumlah banyak air di malam hari dan hindari berbuka dengan makanan asin yang bisa membuat haus. Hindari paparan matahari atau panas yang tidak perlu untuk menghindari dehidrasi. Jangan membebani tubuh dengan bekerja terlalu banyak dan istirahatlah dengan baik saat berpuasa.
Para ahli kesehatan juga menyarankan tidak mengonsumsi minuman bersoda atau berkarbonasi seperti cola, limun dan lain-lain saat berbuka puasa. Ini karena, jam puasa yang panjang menyebabkan dehidrasi ginjal. Dan minuman bersoda bisa menyebabkan gangguan pada ginjal. Sebaliknya, konsumsi hanya air putih atau jus segar.
Puasa juga bisa memiliki manfaat kesehatan yang besar jika dilakukan dengan cara yang tepat. Ya, berpuasa secara teratur dapat menurunkan LDL, atau kolesterol jahat; mengurangi risiko untuk menambah berat badan dan terhindar dari diabetes, yang keduanya merupakan faktor resiko untuk penyakit jantung.