Photo by freepik
Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ada 57 kasus konfirmasi cacar monyet di Indonesia per 22 November 2023, mayoritasnya di Pulau Jawa. Kasus cacar monyet paling banyak tercatat di DKI Jakarta, yakni 42 kasus. Kemudian di Banten 6 kasus, Jawa Barat 6 kasus, dan Jawa Timur 2 kasus.
Virus cacar monyet menyebar dari manusia ke manusia karena kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi kulit atau bekas luka penderita yang terinfeksi.
Baca Juga:
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan salah satu faktor penyebab kasus monkeypox atau cacar monyet di Indonesia terus mengalami peningkatan lantaran perilaku seks berisiko. Hal ini karena virus penyakit ini menyebar dari manusia ke manusia karena kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi kulit atau bekas luka penderita yang terinfeksi.
Virus cacar monyet juga dapat menular dari ibu hamil ke janin lewat plasenta; atau saat menyentuh benda yang terkontaminasi cairan atau luka tubuh, seperti pakaian, handuk, atau seprai. Setelah terinfeksi penyakit ini, gejala cacar monyet yang dapat muncul di antaranya: Lesi dan ruam kemerahan, kemudian demam, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri tenggorokan, nyeri otot (myalgia) dan sulit menelan.
Setidaknya ada 3 upaya yang dilakukan Kemenkes untuk menanggulangi masalah ini yaitu upaya surveilans, terapeutik, dan vaksinasi. Upaya surveilans dilakukan dengan penyelidikan epidemiologi dan penyiapan laboratorium pemeriksa. Kemudian, terapeutik dilakukan dengan memberikan terapi simtomatis, pemenuhan logistik antivirus khusus Mpox, serta pemantauan kondisi pasien. Selanjutnya, Kemenkes juga akan melakukan vaksinasi cacar monyet terutama pada kelompok berisiko tinggi.
Di tahap awal vaksinasi, penerima vaksin cacar monyet utamanya laki-laki yang dalam 2 minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan sesama laki-laki (LSL), dengan atau tanpa status positif HIV.
Pemberian vaksin cacar monyet dimulai pada 24 Oktober 2023 di fasilitas pelayanan kesehatan yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta, yakni klinik Carlo serta Puskesmas yang berada di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat. Vaksin monkeypox ini diberikan dalam 2 dosis dengan interval 4 minggu.
Adapun jenis vaksin monkeypox yang digunakan adalah vaksin impor yang diproduksi Bavarian Nordic, Denmark dengan merk dagang JYNNEOS kemasan dosis tunggal. Vaksin tersebut telah memiliki Sertifikat Pelulusan Vaksin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) per 17 Maret 2023.
Apa itu Cacar Monyet?
Cacar monyet adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi virus langka dari hewan (zoonosis) atau sering kali secara global disebut dengan virus monkeypox. Penyebutan cacar monyet sendiri bukan tanpa alasan. Hal ini dikarenakan monyet merupakan inang utama dari virus monkeypox. Sebenarnya, cacar monyet adalah kasus yang sudah muncul dari tahun 1970 di Kongi, Afrika Selatan, yaitu kasus yang menular dari monyet ke manusia.
Saat seseorang terkena penyakit cacar monyet, maka pada permukaan kulitnya akan muncul bintil-bintil bernanah, bahkan melepuh. Sama halnya dengan penyakit cacar lainnya, cacar monyet juga disertai dengan demam tetapi diiringi pembengkakan pada kelenjar getah bening di ketiak.
Monkeypox atau cacar monyet adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan luka yang terkontaminasi virus, droplet, dan cairan tubuh (saat batuk atau bersin). Sementara penularan dari hewan ke manusia bisa terjadi lewat gigitan hewan, kontak langsung dengan atau kulit hewan, atau menyentuh benda yang terkontaminasi virus.
Penyebab Cacar Monyet
Penyebab cacar monyet adalah adanya infeksi virus monkeypox. Virus ini termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae. Virus dalam genus Orthopoxvirus meliputi smallpox (penyebab cacar), virus cowpox (cacar sapi), dan virus vaccinia (virus yang digunakan dalam vaksin cacar). Memang virus ini dapat bertransmisi dan menular, namun kamu tetap dapat membedakannya dengan virus penyakit kulit lain seperti cacar air atau pun herpes. Pada mulanya, virus ini didapatkan dari gigitan hewan liar seperti tupai dan monyet. Kasus yang paling sering terjadi adalah penularan dari hewan ke manusia.
Gejala Cacar Monyet
Gejala cacar monyet umumnya akan mulai terasa setelah 6-16 hari seseorang terpapar, karena masa inkubasi virus ini berkisar antara 6-13 hari. WHO membagi gejala cacar monyet menjadi dua periode infeksi, yaitu periode invasi dan periode erupsi kulit.
1. Periode Invasi
Periode ini berlangsung dalam 0-5 hari setelah terinfeksi virus. Beberapa gejala yang ditimbulkan adalah:
- Sakit kepala berat
- Demam
- Sakit punggung
- Lemas (asthenia)
- Nyeri pada otot
- Mual dan muntah (terutama yang terkena langsung dari gigitan hewan)
- Pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati)
Perbedaan utama gejala cacar lainnya dengan penyakit cacar monyet adalah adanya pembengkakan pada kelenjar getah bening. Pada kasus lain, gejala yang ditimbulkan bisa saja lebih parah, seperti gangguan pernapasan seperti radang tenggorokan, batuk, dan hidung tersumbat.
2. Periode Erupsi Kulit
Gejala utama dalam periode erupsi kulit pada cacar monyet adalah munculnya ruam pada kulit, biasanya akan terjadi pada 1-3 hari setelah pengidap mengalami demam.
Pertama-tama, ruam akan muncul di wajah, kemudian mulai menyebar ke seluruh tubuh. Area tangan, kaki, dan wajah merupakan bagian yang paling terdampak ruam. Ruam kulit diawali dengan bintik-bintik kemudian berubah menjadi lenting atau vesikel, yaitu lepuhan yang berisi cairan. Lalu, dalam beberapa waktu akan membentuk kerak.
Faktor Risiko Cacar Monyet
Cacar monyet adalah kondisi yang dapat menyerang siapa saja, terlebih bagi seseorang yang belum pernah terinfeksi sebelumnya. Namun, di luar itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena cacar monyet, di antaranya yaitu:
- Melakukan kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi virus ini tanpa menggunakan alat pelindung
- Merawat orang yang sedang mengidap penyakit cacar monyet
- Mengonsumsi daging (atau bagian tubuh lain) binatang liar, terutama jika tidak dimasak terlebih dulu
Setidaknya ada tiga cara untuk mencegah cacar monyet. Pertama, pola hidup bersih dan sehat seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun serta air mengalir. Kedua, menghindari kontak kulit dan luka. Terakhir, berhubungan seksual yang aman, sehat, dan bersih.
Sumber: Dari berbagai sumber