Terapi antiretroviral (ARV) adalah pengobatan pada orang YANG terinfeksi HIV dengan menggunakan ARV. Pedoman saat ini, orang dengan HIV pada kelompok populasi kunci, ibu hamil dan menyusui, pasangan serodiskordan, dan pasien koinfeksi disarankan segera memulai pengobatan.
Anti Retro Viral atau ARV adalah obat untuk infeksi HIV yang dapat menekan perkembangan HIV dalam tubuh. Beberapa ARV yang biasa digunakan di Indonesia antara lain Zidovudine, lamivudine, Nevirapine dan Efavirenz.
Perlu diketahui bahwa Pemakaian ARV harus sesuai petunjuk dokter.
ARV sendiri berfungsi untuk menekan perkembangbiakan HIV, bukan membunuh HIV. Maka dari itu, terapi ARV harus dijalani seumur hidup. Bila pemakaiannya dihentikan, HIV akan berkembang dan jumlahnya akan meningkat dalam darah.
Penghentian konsumsi ARV pada ODHA beresiko terjadinya resistensi virus pada obat tersebut. PADA terapi ARV pun perlu dilakukan follow-up pada saat pasien datang. pemeriksaan fisik juga dilakukan tiap bulan dan pemeriksaan lab tiap 3 atau 6 bulan.
Manfaat Terapi ARV
Terapi ARV dapat meningkatkan kualitas hidup ODHA dan memperpanjang harapan hidup ODHA. Manfaat ARV antara lain:
- Memulihkan dan memelihara fungsi kekebalan tubuh
- Meningkatkan jumlah CD4 dalam tubuh & Membuat tubuh menjadi mampu melawan infeksi
- Mengurangi terjadinya infeksi oportunistik & Menghentikan progesifitas atau perjalanan HIV
- Menurunkan morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) infeksi HIV
- Mencegah atau mengurangi resiko penularan vertikal dari ibu ke bayi
- Mencegah atau mengurangi resiko penularan horisontal (dari orang ke orang lainnya)
Terapi ARV Tidak Menyembuhkan HIV
Hal ini perlu diingat bagi seluruh pihak terutama ODHA bahwa konsumsi ARV hanya berfungsi untuk menekan perkembangan HIV dalam tubuh pengidapnya dan pada beberapa kasus pengobatan ARV dapat menyebabkan virus dalam tubuh ODHA tidak terdeteksi lagi. Penghentian pengobatan ARV tidak boleh dilakukan.
Penghentian pengobatan di tengah jalan dapat menyebabkan virus semakin ganas dan berkembang lebih cepat dan yang lebih berbahaya lagi, putus obat ARV dapat menyebabkan virus kebal terhadap obat dan ARV tidak akan bisa berfungsi lagi untuk menekan perkembangan virus dalam tubuh. Itu sebabnya terapi ARV ini harus dijalani seumur hidup dengan tingkat kepatuhan yang baik.