Antiretroviral (ARV) adalah pengobatan yang digunakan untuk mengendalikan HIV. Meski tidak menyembuhkan, ARV dapat mengurangi jumlah virus dalam tubuh seseorang dengan HIV (ODHIV). Dan ini membuat sistem kekebalan tubuh cukup kuat untuk melawan penyakit.
Jika ODHIV berhenti mengonsumsi obat, virus bisa bereplikasi dan jumlah virus akan melonjak tinggi. Selain itu, HIV juga bisa menjadi kebal atau resisten terhadap obat dan obat tidak akan berfungsi lagi pada dirinya sehingga ia harus mencari pilihan obat lain.
Baca Juga:
Saat ini, seperti yang dilansir dari situs healthline, lebih dari 40 obat antiretroviral telah disetujui untuk mengobati HIV. Dan untuk pengobatan HIV saat ini menggunakan 3 jenis obat ARV setiap hari untuk seumur hidup.
Obat ARV harus diminum pada waktu yang tepat dan dengan cara yang benar agar dapat bekerja dengan baik. Namun, obat ARV seringkali dapat menyebabkan efek samping yang cukup parah sehingga membuat beberapa orang menyerah dan berhenti memakainya.
Akibatnya, jika ODHIV berhenti mengonsumsi obat, virus bisa bereplikasi dan jumlah virus akan melonjak tinggi. Selain itu, HIV juga bisa menjadi kebal atau resisten terhadap obat dan obat tidak akan berfungsi lagi pada dirinya sehingga ia harus mencari pilihan obat lain.
Seiring dengan kemajuan jaman, efek samping ARV semakin berkurang namun bukan berarti sudah tidak ada lagi. Beberapa ringan, sementara yang lain lebih parah atau bahkan mengancam jiwa. Efek samping juga bisa semakin buruk semakin lama obat tersebut diminum.
Efek samping juga bisa muncul ketika ARV berinteraksi dengan obat lain termasuk herbal dan suplemen, karena itu ODHIV harus berterus terang mengenai obat tambahan yang ia konsumsi. Dan, kondisi kesehatan lainnya juga dapat membuat efek samping dari obat HIV semakin buruk.
Untuk efek samping yang serius, dokter akan memilihkan Anda ke jenis ARV yang lain. Namun menganti rejimen obat itu sendiri tidak mudah, dokter harus memastikan bahwa jenis obat yang ini akan bekerja secara efektif dan tidak akan menimbulkan efek samping yang lebih parah.
Sementara untuk efek samping yang lebih ringan dapat hilang segera setelah tubuh terbiasa dengan obat tersebut. Jika tidak, dokter mungkin akan menyarankan untuk mengubah cara penggunaan obat. Misal, mereka mungkin merekomendasikan untuk meminum obat sesudah makan alih-alih dengan perut kosong, atau di malam hari alih-alih di pagi hari.
Berikut adalah beberapa efek samping dari ARV dan bagaimana mengatasinya:
1. Kehilangan Nafsu Makan
Contoh obat yang dapat menyebabkannya: abacavir dan Zidovudine AZT. Untuk mengatasinya, makanlah beberapa makanan kecil per hari, bukan tiga kali makanan besar dalam sehari. Minumlah smoothie atau suplemen bergizi untuk memastikan tubuh mendapatkan vitamin dan mineral yang cukup; tanyakan pada dokter Anda tentang obat atau suplemen yang dapat menambah nafsu makan.
2. Lipodistrofi
Lipodistrofi adalah suatu kondisi yang menyebabkan orang kehilangan atau sebaliknya mengalami pertambahan lemak di area tubuh tertentu. Ini mungkin membuat beberapa orang merasa cemas. Contoh obat yang dapat menyebabkannya: Kombinasi obat dari nukleosida/nukleotida reverse transcriptase inhibitor (NRTI) dan kelas protease inhibitor.
NRTI meliputi abacavir, Stavudine, didanosine, Zidovudine, lamivudine, emitricitabine dan tenofovir. Inhibitor protease meliputi atazanavir, darunavir, fosamprenavir, indinavir, lopinavir, nelfinavir, ritonavir, saquinavir dan tipranavir.
Untuk mengatasinya, ODHIV disarankan untuk berolahraga karena dapat membantu mengurangi lemak tubuh dari seluruh tubuh, termasuk area di mana lemak menumpuk. Sedangkan obat suntik yang disebut tesamorelin (Egrifta) dapat membantu mengurangi kelebihan lemak pada perut. Namun, ketika orang berhenti menggunakan tesamorelin, lemak perut kemungkinan akan kembali. Sedot lemak juga dapat menghilangkan lemak di daerah tertentu.
Dan, jika ODHIV mengalami penurunan lemak di bagian wajah, dokter dapat memberi informasi Jika penurunan berat badan terjadi di wajah, penyedia layanan kesehatan dapat memberikan informasi tentang suntikan asam polylactic. Sedangkan ODHIV yang menderita diabetes, dapat bertanya kepada dokter tentang penggunaan metformin, di mana obat diabetes ini dapat membantu mengurangi lemak perut yang disebabkan oleh lipodistrofi. Namun jangan khawatir, saat ini obat-obatan ARV yang ada di Indonesia hampir tidak menyebabkan efek samping lipodistrofi.
3. Kelelahan
Kelelahan adalah efek samping dari perawatan obat HIV, tetapi bisa juga merupakan gejala HIV. Contoh obat yang dapat menyebabkannya yakni AZT dan efavirenz. Untuk mengatasinya, ODHIV disarankan mengonsumsi makanan yang bergizi untuk menambah energi, berolahraga yang teratur, menghindari rokok dan minuman beralkohol, serta tidur yang cukup.
4. Sulit Tidur
Contoh obat yang dapat menyebabkannya: efavirenz, emtricitabine, rilpivirine, indinavir, elvitegravir dan dolutegravir. ODHIV dengan efek samping ini disarankan untuk berolahraga secara teratur, mematuhi jadwal tidur dan sebisa mungkin hindari tidur siang. Memastikan bahwa kamar yang ditempati cukup nyaman, bersantai sebelum tidur dengan mandi air hangat atau aktivitas menenangkan lainnya, dan jangan mengonsumsi kafein atau stimulan lain beberapa jam sebelum tidur.
5. Kenaikan Tingkat Kolesterol dan Trigliserida
Contoh obat yang dapat menyebabkannya: Stavudine, didanosine, zidovudine, efavirenz, lopinavir/ritonavir, fosamprenavir, saquinavir, indinavir dan tripanavir.
Untuk mengatasinya, hindari merokok dan olahraga yang rutin. Kurangi jumlah lemak dalam makanan dan konsultasikan dengan ahli gizi untuk mendapatkan diet yang pas. Konsumsi ikan dan makanan yang mengandung asam lemak omega-3 seperti kacang kenari, biji rami, dan minyak canola. Lakukan tes darah secara teratur untuk memeriksa kadar kolesterol dan trigliserida, serta gunakan statin atau obat lain yang dapat menurunkan kolesterol jika itu diresepkan oleh dokter Anda.
6. Moody, Depresi dan Kecemasan
Perubahan suasana hati termasuk depresi dan kecemasan, dapat menjadi efek samping dari perawatan obat HIV. Tetapi perubahan suasana hati juga bisa menjadi gejala HIV. Contoh obat yang dapat menyebabkannya: efavirenz, rilpivirine dan dolutegravir. Untuk mengatasinya hindari alkohol dan obat-obatan terlarang, minta kepada dokter Anda untuk memberi rujukan psikiatri jika memang diperlukan.
7. Mual dan Muntah
Contoh obat yang mungkin menyebabkannya: hampir semua obat ARV. ODHIV disarankan untuk makan porsi kecil sepanjang hari, bukan tiga kali makan besar. Mengonsumsi makanan hambar seperti nasi dan kerupuk. Hindari makanan berlemak dan pedas. Hindari makanan panas serta minta dokter Anda untuk meresepkan obat antiemetik untuk mengendalikan mual.
8. Ruam
Ruam adalah efek samping dari hampir setiap pengobatan HIV. Tetapi ruam yang parah juga bisa menjadi pertanda reaksi alergi atau kondisi serius lainnya. Segera pergi ke Instansi Gawat Darurat jika Anda memiliki ruam bersama dengan salah gejala berikut: kesulitan bernapas atau menelan, demam, lecet terutama di sekitar hidung, mulut dan mata. Namun jangan khawatir, efek samping pengobatan ARV di Indonesia saat ini hampir tidak menyebabkan ruam yang parah, tapi tetap harus diinformasikan dengan dokter anda agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Contoh obat ARV yang dapat menyebabkan ruam: emtricitabine, raltegravir, etravirine, rilpvirine, delavirdine, efavirenz dan nevirapine.
Untuk mengatasinya gunakan lotion setiap hari, gunakan air dingin untuk mandi, gunakan sabun baby yang tidak menyebabkan iritasi, kenakan pakaian berbahan katun serta konsultasikan dengan dokter untuk mengenai keluhan tersebut.
9. Efek Samping Lainnya
Efek samping lain dari obat antiretroviral dapat termasuk:
- hipersensitivitas atau reaksi alergi, dengan gejala seperti demam, mual, dan muntah
- pengeroposan tulang
- permasalahan jantung
- gula darah tinggi atau diabetes
- asidosis laktat (kadar asam laktat yang tinggi dalam darah)
- kerusakan ginjal, hati, atau pankreas
- mati rasa, terbakar, atau nyeri pada tangan atau kaki karena masalah saraf.
Mengonsumsi ARV persis seperti yang diresepkan dokter adalah rahasia bagi ODHIV untuk bisa tetap sehat dan memiliki harapan umur panjang. Jika efek samping terjadi, jangan berhenti minum obat. Sebaliknya, bicarakan dengan dokter Anda, di mana mereka akan menyarankan cara untuk meringankan efek samping, atau mengubah rejimen obat.
Mungkin perlu beberapa waktu bagi ODHIV untuk menemukan rejimen obat yang tepat. Dengan pemantauan dan tindak lanjut yang cermat, dokter akan menemukan rejimen obat antiretroviral yang bekerja dengan baik dengan efek samping paling sedikit.