Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Anda tentu sepakat bahwa merokok adalah kebiasaan buruk bagi siapa saja, tetapi tahukah Anda bahwa itu sangat berbahaya bagi orang yang hidup dengan HIV (ODHIV). Sebab, merokok bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan seperti penyakit jantung, kanker, stroke, dan penyakit paru-paru.
Selain menimbulkan masalah fisik, gejala putus nikotin secara mental yakni seperti stres, cemas, dan merasa lemas, meski umumnya hanya terjadi sementara. Keluhan terutama dirasakan sekitar 48 jam setelah berhenti merokok dan akan mereda setelah 3-4 minggu kemudian.
Baca Juga:
Tapi mari kita realistis, berhenti merokok itu sangat sulit, bukan? Beberapa perokok memang berhasil berhenti dari merokok dalam percobaan pertama mereka, tetapi kebanyak perokok harus mencoba berkali-kali sebelum akhirnya berhenti sama sekali. Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk berhenti merokok.
Tetapkan Tanggal Berhenti
Memang, tidak ada tanggal yang ideal untuk berhenti merokok. Apalagi jika Anda seorang pekerja, dimana stres adalah makanan sehari-hari seperti tenggat waktu kerja, macet di perjalanan; belum lagi hubungan dengan kekasih dan masalah-masalah lainnya yang menyebabkan stres dan ingin menenangkan diri sejenak dengan merokok. Karena itu tentukan tanggal kapan Anda berhenti merokok. Dan ketika saatnya tiba, pastikan semua rokok disingkirkan, asbak yang di rumah, di mobil, dan tempat kerja Anda.
Kebanyakan orang merokok sampai pada tanggal di mana mereka memutuskan berhenti. Yang lain merokok lebih sedikit setiap hari selama satu atau dua minggu sebelum hari berhenti mereka, dengan kata lain secara bertahap mereka mengurangi gejala putus nikotin pada tubuh. Hanya perlu diingat, meskipun mengurangi merokok secara bertahap sepertinya ide yang bagus, itu bisa sulit dilakukan karena gejala putus nikotin yang mirip sensasi sugesti tersebut.
Waspadai Pemicu
Identifikasi pemicu atau hal-hal yang menyebabkan ingin merokok, seperti menonton TV, berbicara di telepon, bersantai setelah makan, buang air besar atau bahkan berhubungan seks; juga termasuk minum kopi atau bir bersama teman-teman dan lain-lain. Meskipun ada banyak pemicu untuk merokok, mengidentifikasi apa yang menyebabkan Anda ingin merokok akan membantu untuk mengantisipasi setelah Anda berhenti, sehingga tidak akan jatuh kembali kepada pola kebiasaan merokok.
Konsumsi Makanan yang Sehat dan Berolahraga
Pertambahan berat badan biasa terjadi setelah berhenti merokok, tetapi itu tidak bisa dihindari. Jika Anda makan lebih banyak setelah berhenti merokok, fokuslah pada makanan sehat yang rendah kalori dan tinggi nilai gizinya. Olahraga juga akan membantu menjaga berat badan pada nilai ideal dan tentunya tubuh lebih fit.
Temukan Dukungan
Menyiapkan sistem pendukung bisa sangat berguna dalam membantu Anda berhenti merokok. Beri tahu keluarga, teman, dan kolega bahwa Anda akan berhenti merokok dan mintalah dukungan mereka. Menemukan orang lain yang sedang menjalani proses berhenti untuk merokok juga bisa membantu.
Pertimbangkan Terapi Untuk Penggantian Nikotin
Nikotin sejatinya menyebabkan ketergantungan fisik, dan cenderung mengalami gejala putus nikotin seperti sugesti selama beberapa hari setelah Anda berhenti. Ya. Ketergantungan nikotin membuat tubuh seseorang membutuhkan zat tersebut dalam kadar tertentu setiap hari. Ketika asupan nikotin dihentikan, kemungkinan timbul gejala putus nikotin, seperti sakit kepala, mual, sembelit, diare, atau gejala mirip flu yaitu nyeri otot, batuk, dan lemas.
Selain menimbulkan masalah fisik, gejala putus nikotin secara mental yakni seperti stres, cemas, dan merasa lemas, meski umumnya hanya terjadi sementara. Keluhan terutama dirasakan sekitar 48 jam setelah berhenti merokok dan akan mereda setelah 3-4 minggu kemudian.
Terapi penggantian nikotin berupa cara memasukkan nikotin ke dalam tubuh Anda tetapi tanpa bahan kimia berbahaya lainnya yang ada dalam rokok. Terapi penggantian nikotin membantu meringankan beberapa gejala putus nikotin sehingga Anda dapat fokus pada aspek psikologis dari berhenti merokok. Umumnya tersedia dalam bentuk permen karet, permen pereda tenggorokan (lozenges), koyo (patches) yang ditempel pada kulit, ataupun obat semprot (nasal spray), dan obat hirup (inhaler).
Penting untuk tidak terus merokok saat menggunakan terapi pengganti nikotin atau akan berakhir dengan terlalu banyak kandungan nikotin dalam tubuh Anda.
Cobalah Terapi Hipnosis Atau Akupunktur
Metode berhenti merokok lain yang mungkin berguna bagi beberapa orang termasuk hipnosis dan akupunktur, meskipun belum ada data kuat yang menunjukkan bahwa terapi ini bisa meningkatkan peluang untuk berhenti. merokok. Jika tertarik untuk mencoba hipnosis, pastikan bahwa Anda mendapatkan hipnoterapis yang terpercaya.