Penulis: Andriano Bobby
Editor: Andriano Bobby
Disclaimer: Informasi yang dijabarkan bukan pengganti bagi nasihat medis. Konsultasikan dengan dokter jika memiliki kondisi ini.
Kanker anal adalah kanker atau pertumbuhan sel-sel yang cepat, tak terkendali, dan ganas pada anus. Kanker anus merupakan jenis kanker yang cukup jarang terjadi. Tanda-tanda dan gejala yang paling umum dari penyakit ini adalah perdarahan dan rasa nyeri di area anus.
Anus adalah bukaan yang terletak di ujung usus besar, tepat di bawah rektum. Seluruh hasil pembuangan pencernaan manusia yang berupa tinja keluar dari organ ini. Salah satu penyakit yang dikaitkan dengan kanker anus adalah infeksi HPV (human papilloma virus). Kanker anus memiliki kemungkinan untuk sembuh, terutama jika terdeteksi pada stadium awal dan segera ditangani.
Untuk mendiagnosis kanker anus, dokter akan menanyakan gejala dan keluhan yang dialami oleh pasien, serta melakukan pemeriksaan pada rektum dan anus untuk melihat ada tidaknya benjolan yang bisa menandakan kanker.
Baca Juga:
Penyebab Kanker Anus
Penyakit ini muncul dan berkembang dari adanya mutasi atau perubahan gen. Gen yang bermasalah akan merusak sel-sel yang sehat dan memengaruhi fungsinya dalam tubuh. Sel-sel tubuh yang normal seharusnya tumbuh dan berkembang biak secara wajar, kemudian akan mati dan digantikan dengan sel baru. Namun, sel-sel yang rusak akan tumbuh secara tidak terkendali dan terus hidup.
Kondisi ini dapat mengakibatkan munculnya sel kanker dan tumor. Sel-sel kanker akan menyerang jaringan di sekitarnya, bahkan hingga ke organ tubuh lainnya.
Jenis-Jenis Kanker Anus
Berdasarkan jenis sel yang berubah menjadi ganas, kanker anus dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
- Karsinoma sel skuamosa. Sebanyak 90% dari kasus kanker anus yang terjadi tergolong dalam tipe sel skuamosa. Kanker jenis ini disebut juga sebagai kanker epidermoid. Kanker tipe ini bermula di sel skuamosa, yang terletak di dinding saluran anus dan perbatasan anus.
- Adenokarsinoma. Jenis kanker ini diproduksi di sel yang memproduksi lendir pada saluran anal. Kanker tipe adenocarcinoma tergolong sangat langka.
- Karsinoma sel basal. Kanker jenis ini lebih sering muncul di area yang banyak terpapar matahari, seperti tangan dan wajah. Maka dari itu, jenis kanker ini sebenarnya jarang ditemukan pada kasus kanker anus.
Selain kanker anus, tumor jinak yang berkembang menjadi ganas (pra-kanker) juga bisa muncul di anus.
Faktor Risiko Kanker Anus
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang lebih berisiko mengalami kanker anus, antara lain:
- Berusia lebih dari 50 tahun
- Sering bergonta-ganti pasangan seksual
- Pernah melakukan kegiatan seks anal
- Sedang atau pernah menderita kanker serviks, vagina atau vulva
- Memiliki kutil pada anus yang bisa disebabkan oleh infeksi HPV
- Memiliki sistem imun yang lemah akibat infeksi HIV yang tidak diobati, menggunakan obat imunosupresan, atau menjalani kemoterapi
Gejala Kanker Anus
Pada beberapa orang, kanker anus bisa tidak menimbulkan gejala apa pun (asimptomatik) pada awalnya. Namun, pada sebagian besar penderita kanker anus, dapat muncul gejala berupa:
- Perdarahan dubur, yang ditandai oleh buang air besar berdarah dengan warna merah segar
- Gatal dan nyeri di sekitar anus
- Benjolan di sekitar atau dalam saluran anus
- Keluarnya lendir dari anus
- Tidak mampu menahan buang air besar (inkontinensia tinja)
Konsultasikan pada dokter apabila kita mengalami tanda dan gejala yang mengganggu atau mencurigakan, terutama keluhan berupa buang air besar berdarah dan rasa nyeri di anus.
Diagnosis Kanker Anus
Untuk mendiagnosis kanker anus, dokter akan menanyakan gejala dan keluhan yang dialami oleh pasien, serta melakukan pemeriksaan pada rektum dan anus untuk melihat ada tidaknya benjolan yang bisa menandakan kanker. Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan dengan teknik colok dubur dan dilanjutkan dengan bantuan anuskop. Anuskop adalah alat seperti corong yang digunakan untuk melihat anus dan rektum dengan lebih jelas.
Untuk memastikan diagnosis, dokter juga akan melakukan sejumlah pemeriksaan penunjang seperti Endoskopi, USG transrektal, Biopsi dengan mengambil sampel jaringan anus, untuk mengetahui jenis sel dan jaringan yang tumbuh dan Pemindaian dengan CT scan, MRI, dan PET scan untuk memastikan lokasi, ukuran, serta stadium kanker yang diderita pasien.
Bisakah Kanker Anus Disembuhkan?
Kanker anus termasuk salah satu jenis kanker dengan angka harapan hidup yang tinggi. Jika sel kanker tidak menyebar ke area tubuh lain, kemungkinan penderita kanker anus bisa bertahan adalah sekitar 80%. Sehingga, semakin cepat penyakit ini dideteksi, maka akan semakin baik hasil perawatannya.
Setelah deteksi dilakukan, pengidap kanker anus biasanya akan menerima perawatan menggunakan metode seperti kemoterapi, operasi, dan terapi radiasi. Perawatan bisa dilakukan dengan satu metode atau gabungan dari beberapa metode. Semakin cepat perawatan kanker anus dimulai, maka kemungkinan keberhasilan perawatan yang akan dijalani pun akan semakin baik.
Pencegahan Kanker Anus
Sampai saat ini, kanker anus belum bisa dicegah. Namun, beberapa langkah berikut bisa dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya kanker anus:
- Melakukan hubungan seksual yang aman, seperti menggunakan kondom sebagai pelindung, menghindari hubungan seksual melalui anus
- Melakukan pemeriksaan infeksi menular seksual secara rutin
- Melakukan vaksin untuk HPV
- Pada orang dengan HIV segera jalani pengobatan antiretroviral.