Penulis: Mario Martins
Editor: Andriano Bobby
HIV adalah diagnosis medis, tetapi hal itu juga lebih dari sekadar diagnosis medis. Saat ini pengobatan HIV bekerja dengan sangat baik. Perjuangan terbesar untuk seseorang yang baru didiagnosis lebih cenderung berada di seputar kesehatan mental. Kamu harus segera menangani sisi medis, tetapi pada saat yang sama harus memprioritaskan beberapa langkah konkret untuk mengatasi sisi emosional.
Pada titik tertentu, kamu mungkin berada dalam situasi menyalahkan diri sendiri. Semua orang yang mendapat diagnosis HIV awalnya akan melakukan hal tersebut. Beberapa dari kita sering melakukannya. Namun kamu harus ingat bahwa menyalahkan diri sendiri benar-benar tidak ada gunanya.
Baca Juga:
Di bawah ini adalah beberapa langkah awal, ditawarkan dengan harapan dapat mempercepat kamu melewati tantangan hari ini dan bergerak ke masa depan yang lebih tenang dan menyenangkan.
Berikut langkah untuk mengatasi masalah mentalmu setelah didiagnosis HIV:
- Ambil Napas dengan Teratur.
- Berbagi Cerita dengan seseorang.
- Bicaralah dengan sesama ODHIV.
- Pertimbangkan untuk mengikuti terapi.
- Tidur yang cukup.
- Lakukan meditasi.
- Lawan kritik batin.
- Tetap Positif Dalam Memandang Aktivitas Seks.
- Olahraga Rutin.
Langkah Kesehatan Mental #1: Ambil Napas dengan Teratur
SAYA BAIK-BAIK SAJA! SAYA AKAN BAIK-BAIK SAJA!
Kembalilah ke konsep itu, lagi dan lagi. Mengapa? Karena inilah kenyataannya. Apa kamu ingin berada di situasi ini? Tidak, kan? Apakah ini masalah sepele? Bukan. Apakah masuk akal untuk merasa kacau? Iya.
TAPI: Apakah prognosis medis kamu baik? Benar! Maukah kamu melewati hal ini dan baik-baik saja? YA!
Isi hidupmu selangkah demi selangkah, hari demi hari, satu jam setiap kali. Bernafas. Tidak perlu menangani semuanya sekaligus. Tapi ambil beberapa langkah kecil. Beri selamat pada dirimu sendiri atas langkah-langkah tersebut.
Satu hal yang tidak bisa dinegosiasikan adalah bahwa kamu harus segera BEROBAT. Selebihnya, kamu dapat mengambil langkah-langkah lainnya secara bertahap. Ini adalah perubahan besar, dan kamu akan meluangkan waktu untuk mengintegrasikannya ke dalam citra diri kamu dengan cara yang positif. Jangan terburu-buru, tetapi dorong dan rayakan kemajuan kecil di dalam cara kamu berpikir tentang HIV.
Langkah Kesehatan Mental #2: Beri Tahu Orang Lain
Ceritakan kondisimu kepada orang lain. Tapi mungkin tidak kepada semua orang. Diagnosis HIV harus ditangani sendiri. Sangatlah penting untuk memberi tahu satu atau sejumlah kecil keluarga atau teman tepercaya. Mereka dapat membantumu untuk mengangkat sebagian tekanan yang kamu rasakan. Mereka dapat membawa kamu kembali ke kenyataan, dan mendorong kamu menjauh dari pikiran-pikiran buruk yang akan mengacaukan hidupmu.
Tapi kamu harus ingat: pilihlah orang-orang itu dengan hati-hati. Apakah kamu akhirnya harus mendidik mereka, lebih dari sekedar mendapatkan dukungan dari mereka? Apakah mereka akan mencoba “memperbaiki” kamu, atau akankah mereka menjadi pendengar yang simpatik? Beri tahu kepada orang yang kamu rasa benar-benar akan membantumu.
Wajar jika kamu merasa harus segera memberi tahu semua orang, karena saat pertama kali didiagnosis HIV, tentunya kamu merasa benar-benar tidak berdaya. Saat ini, kamu harus sedikit egois. Tidak perlu memberitahu seluruh dunia bahwa kamu memiliki HIV. Cukup beritahu orang-orang yang kamu rasa pasti akan membantumu. Tidak perlu memberi tahu orang-orang yang akan semakin mempersulit hidupmu. Memang agak mendesak untuk memberi tahu seseorang, tetapi jelas tidak mendesak untuk memberi tahu semua orang. Lakukan saat kamu merasa nyaman dan percaya diri.
Cara kamu memberitahu kepada orang lain juga ada triknya. Usahakan untuk tidak membuat mereka yang akan kamu beritahu menjadi bertambah khawatir. Misalnya jika kamu bilang ke mereka, “Saya terinfeksi HIV”, tentu reaksi awal mereka akan menjadi kaget dan khawatir.
Lain halnya jika kamu memberi tahu mereka dengan kalimat, “Saya hidup dengan HIV”, yang memberi kesan langsung bahwa kamu sudah menghadapi dan menangani situasi tersebut, tetapi ingin mereka menyadarinya. Pilihan kalimat tertentu dapat mengatur alur percakapan yang lebih mendukung.
Langkah Kesehatan Mental #3: Bicaralah Dengan Orang Lain Yang Juga Hidup Dengan HIV
Kelompok dukungan sebaya bisa sangat efektif dan mereka dapat melakukannya dengan cara yang luar biasa. Sebagai seseorang yang baru didiagnosis HIV, melihat sekelompok orang yang percaya diri dan bahagia hidup dengan HIV dapat menjadi salah satu cara terbaik untuk memajukan pemikiranmu sendiri. Awalnya, kamu mungkin menerima lebih banyak nasihat daripada memberi nasihat, tetapi segera kamu akan menambah informasi untuk diri sendiri. Saling mendukung seperti itu membuat semua orang merasa lebih baik.
Kelompok dukungan sebaya akan memberikan rasa nyaman yang luar biasa saat kamu mengungkapkan apa yang ada di pikiranmu. Mereka juga telah mengalami emosi dan pikiran yang sangat mirip dengan apa yang kamu alami sehingga mereka akan membuatmu yakin bahwa orang-orang di sekitarmu pasti akan segera mengerti keadaanmu.
Lihat organisasi dukungan HIV di kota tempat kamu tinggal. Kunjungi situs seperti web yang memfasilitasi pencarian grup dukungan HIV. Kamu bisa berkonsultasi dengan Saya Berani untuk mengetahui hal itu.
Jika kelompok dukungan tidak tersedia di daerahmu, carilah artikel dan testimonial online di situs web HIV terkemuka juga dapat membuatmu merasa menjadi bagian dari komunitas yang kuat dan positif. Kamu bisa mengunjungi situs web www.sayaberani.org untuk membaca banyak kisah orang yang sukses menjalani hidup dengan HIV.
Langkah Kesehatan Mental #4: Pertimbangkan Untuk Menjalani Terapi
Terapis dapat membantumu keluar dari pergolakan mentalmu dan membuatmu melihat bahwa duniamu tidak akan berakhir hanya karena kamu memiliki HIV. Setidaknya menurut beberapa orang yang pernah menjalani terapi, beberapa terapi jangka pendek sangat membantu baik dalam mengatasi trauma langsung dari diagnosis maupun dalam mengurangi pikiran kalut di awal kamu menerima diagnosis awal. Mengikuti terapi dapat membuatmu memiliki pandangan yang lebih rasional dan positif.
Kamu butuh terapis yang bersimpati pada seksualitas dan status HIV-mu. Kamu dapat mencari terapis di beberapa situs web. Kamu juga bisa berkonsultasi kepada Saya Berani agar dapat dibantu untuk mendapatkan informasi terkait terapis yang tepat.
Langkah Kesehatan Mental #5: Tidur yang Cukup
Jika kekhawatiran yang timbul dari diagnosis HIV membuatmu kesulitan menjalani tidur yang cukup, biarkan saja hal itu terjadi untuk sementara. Berusahalah secara jujur untuk tidur, tetapi jika gagal, bangun dan lakukan sesuatu.
Ingatlah bahwa ketika kamu kurang tidur, pikiran yang kamu miliki kemungkinan besar tidak akan rasional dan mungkin akan banyak pikiran yang terlalu dramatis. Tapi, kamu harus ingat bahwa tidak benar jika kamu “tidak akan pernah bisa tidur nyenyak lagi”.
Jika sudah jam 3 pagi dan kamu masih terjaga, ingatlah bahwa siang hari akan segera tiba, kamu akan sibuk sepanjang hari, dan besok malam kamu akan cukup lelah sehingga bisa mendapatkan tidur yang lebih nyenyak.
Saat waktu tidurmu mulai membaik, kekhawatiran kamu akan berkurang, dan saat kekhawatiran kamu berkurang, kualitas tidurmu akan meningkat. Kamu akan sampai di sana. Lanjutkanlah menjaga pola tidur yang cukup dan teratur.
Kesehatan Mental #6: Meditasi
Meditasi bukan untuk semua orang, tetapi sangat patut untuk dicoba. Ada banyak kelompok meditasi atau aplikasi meditasi di ponsel yang layak untuk dicoba. Persepsi umum pada meditasi adalah tentang mengosongkan pikiranmu, yang terlalu sulit, terutama ketika pikiran kamu dipenuhi dengan berita kesehatan yang mengganggu.
Tetapi ada jenis meditasi yang disebut Mindfulness Meditation, teknik meditasi yang menekankan pada mindfulness, yaitu perhatian dan kesadaran yang hadir penuh, menyadari apapun yang terjadi di sini, dan sekarang ini. Mindfulness Meditation hanyalah tentang mengamati dan mencatat dengan tenang apa pun yang sedang dilakukan pikiran kamu.
Setelah melihat lebih jelas kekacauan dalam pikiran, kamu akan memiliki kesempatan lebih baik untuk menolak ide-ide yang tidak produktif atau mengecewakan, dan melihat bagaimana cara membingkai situasimu menjadi dialog batin yang lebih konstruktif dan mendukung.
Langkah Kesehatan Mental #7: Lawan Kritik Batin
Apakah kamu bermeditasi atau tidak, upaya untuk meningkatkan kesadaran, memantau pola pikir, dan jika perlu mengubah pola pikirmu menjadi lebih baik adalah hal yang terpenting.
Pada titik tertentu, kamu mungkin berada dalam situasi menyalahkan diri sendiri. Semua orang yang mendapat diagnosis HIV awalnya akan melakukan hal tersebut. Beberapa dari kita sering melakukannya. Namun kamu harus ingat bahwa menyalahkan diri sendiri benar-benar tidak ada gunanya. Terobsesi pada masa lalu tidak akan membawa pikiranmu kemana-mana. Pastikan bahwa kamu berhenti menyalahkan dirimu dan lanjutkan ke hal lain yang lebih membangun.
Membuat kesalahan adalah hal yang manusiawi. Kita semua sering salah mengambil tindakan. Apa yang terjadi pada dirimu, itu sudah terjadi. Ingatlah bahwa kamu adalah seorang manusia. Jika satu atau lebih dari kesalahan tersebut menyebabkan kamu hidup dengan HIV, dapatkah kamu memperbaiki kesalahan tersebut dan membalik semua konsekuensinya? Tentu tidak. Bisakah seseorang melanjutkan hidupnya meskipun ada kesalahan-kesalahan itu, tetapi bisa menjadi orang yang lebih baik dan lebih tanggap pada dunia? Ya. Kamu bisa lakukan itu. Fokuslah untuk maju.
Kesehatan Mental #8: Tetap Positif Dalam Memandang Aktivitas Seks
Jika kamu tertular HIV melalui seks, kritik batin mungkin akan memutarbalikkan pemikiran lama tentang aktivitas seks ke dalam pikiran-pikiran gelap dan negatif.
Seks adalah bagian penting dalam hidup. Kamu berhak memilikinya, dan kamu harus memilikinya. Dan, begitu kamu memiliki viral load tidak terdeteksi, rasa takut menulari orang lain harus dan akan hilang. Lakukanlah aktivitas seks yang aman, bebas dari penyakit lain, dan bertanggung jawab.
Kesehatan Mental #9: Olahraga
Olahraga adalah salah satu modulator suasana hati terbaik. Endorfin itu nyata. Hal ini yang membuat kamu merasa bahagia dengan cara alami. Temukan olahraga yang benar-benar kamu sukai, apakah itu bersepeda, lari, gym, hiking, atau lainnya, dan itu semua membantumu menghilangkan pikiran negatif.