Poppers adalah produk kimia yang mengandung zat Amyl nitrite yang digunakan dengan cara dihirup. Berfungsi sebagai vasodilator, yang artinya berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah di dalam tubuh. Amyl adalah salah satu bentuk dari obat yang mengandung nitrites, bentuk lainnya meliputi isobutyl nitrite dan nitroglycerine. Amyl nitrite sering digunakan oleh dokter pada kasus medis kelainan jantung dan pada pengobatan kasus keracunan Sianida. Pada awalnya poppers digunakan pada kasus-kasus yang disebutkan tadi tapi sekarang lebih digunakan sebagai obat bantu rekreasi pada saat berhubungn sex (recreational drugs).
Jika terjadi interaksi maka akan mengakibatkan perubahan konsentrasi obat ARV di dalam darah. Perubahan konsentrasi obat inilah yang bisa mengakibatkan gagalnya pengobatan atau menimbulkan efek racun oleh obat ARV itu sendiri terhadap tubuh.
Baca Juga:
Amankah Penggunaan Poppers?
Pada umumnya, selama penggunaan poppers tidak dicampur dengan penggunaaan obat-obatan lainnya, maka aman untuk digunakan. Oleh sebab itu pastikan kamu tidak menggabungkan obat-obatan rekreasi yang kamu gunakan; cari informasi yang banyak dan benar tentang efek obat yang kamu konsumsi; dan selalu sadar tentang obat apa saja yang kamu minum dan seberapa banyak yang bisa ditoleransi oleh tubuh kamu.
Overdosis, dan Bahaya Interaksi Poppers Dengan Obat Lainnya
Ada beberapa kasus kematian atau cidera serius yang ditimbulkan saat menghirup poppers, dan ini terjadi apabila poppers tersebut tanpa sengaja ditelan bukan dihirup. Inilah yang menyebabkan masalah utama di mana akan menyebabkan terganggunya aliran darah untuk mensuplai oksigen ke organ-organ penting lainnya. Ya, menelan segala macam obat golongan nitrite adalah sangat berbahaya dan mungkin bisa menyebabkan kematian.
Bahaya lainnya adalah apabila kamu menyedot cairan poppers dan bukan menghirup uapnya. ini terjadi pada saat kamu menghirup poppers dalam posisi horisontal, terlentang atau tidur sehingga cairan poppers masuk ke hidung yang resikonya sama dengan resiko apabila kamu meminum poppers.
Efek lain juga bisa terjadi apabila mengkombinasikan poppers dengan obat-obat lainnya, seperti dengan obat kuat misalnya. Viagra sebagai contoh, bisa mempengaruhi peningkatan aliran darah di dalam tubuh dan mempengaruhi pernafasan menjadi lebih cepat. Ini akan meningkatkan atau memicu stres pada jantung dan pembuluh darah. Dan ini bisa menyebabkan penggunananya black out alias pingsan, dan mengalami penurunan pembuluh darah yang drastis.
Sementara, jika poppers dikonsumsi bersama dengan Amphetamine atau ekstasi, akan meningkatkan tekanan pada jantung dan meningkatkan stres yang tinggi pada tubuh karena kerja jantung meningkat hebat.
Lalu, bagaimana jika ODHA yang notabene mengkonsumsi ARV juga menggunakan poppers? Obat-obatan untuk “rekreasi” baik legal atau tidak, tentunya memiliki potensi berinteraksi dengan obat ARV yang dikonsumsi. Jika terjadi interaksi maka akan mengakibatkan perubahan konsentrasi obat ARV di dalam darah. Perubahan konsentrasi obat inilah yang bisa mengakibatkan gagalnya pengobatan atau menimbulkan efek racun oleh obat ARV itu sendiri terhadap tubuh.
Interaksi Poppers Dengan Obat Lainnya
Efek yang ditimbulkan apabila mengkombinasikan poppers dengan obat-obat lainnya atau dengan obat-obatan yang dibeli secara bebas maupun yang didapat melalui resep dokter antara lain:
- Poppers dengan obat-obat untuk gangguan Ejakulasi Dini seperti Viagra akan mempengaruhi peningkatan aliran darah di dalam tubuh dan mempengaruhi pernafasan menjadi lebih cepat. Ini akan meningkatakan atau pemicu stres pada jantung dan pembuluh darah dan bisa menyebabkan black out/tidak sadar atau penurunan pembuluh darah yang drastis.
- Poppers dan Amphetamine atau extasi akan meningkatkan tekanan pada jantung dan meningkatkan stres yang tinggi pada tubuh karena kerja jantung meningkat hebat.
Kasus poppers pada orang Transgender, baik itu pada waria atau transmen yang sedang menggunakan obat-obatan hormonal, sangat penting kamu tahu tentang apa efeknya poppers terhadap tubuh kamu dan terhadap hormon yang sedang kamu gunakan. Pastikan selalu berkonsultasi dengan dokter kamu.