Photo by freepik
Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Viral load HIV adalah jumlah HIV yang diukur dalam volume darah. Tujuan pengobatan HIV adalah untuk menurunkan viral load menjadi tidak terdeteksi. Artinya, tujuannya adalah untuk mengurangi jumlah HIV dalam darah sehingga tidak dapat dideteksi dalam tes laboratorium.
Viral load yang tinggi dapat menyebabkan jumlah CD4 yang rendah.
Baca Juga:
Untuk orang yang hidup dengan HIV (ODHIV), akan sangat membantu untuk mengetahui viral load HIV mereka sendiri karena ini memberi tahu seberapa baik obat HIV (terapi antiretroviral) mereka bekerja.
Bagaimana viral load HIV memengaruhi jumlah CD4?
HIV menyerang sel CD4 (sel T). Ini adalah sel darah putih, dan merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. Jumlah CD4 memberikan penilaian kasar tentang seberapa sehat sistem kekebalan seseorang. Orang yang tidak hidup dengan HIV biasanya memiliki jumlah CD4 antara 500 hingga 1.500.
Viral load yang tinggi dapat menyebabkan jumlah CD4 yang rendah. Ketika jumlah CD4 di bawah 200, risiko terkena penyakit atau infeksi lebih tinggi karena jumlah CD4 yang rendah membuat tubuh lebih sulit melawan infeksi, meningkatkan risiko penyakit seperti infeksi parah dan beberapa jenis kanker.
HIV yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang lainnya dan dapat berkembang menjadi AIDS. Namun, bila obat antiretroviral diminum setiap hari sesuai resep, jumlah CD4 cenderung meningkat seiring waktu dan sistem kekebalan menjadi lebih kuat dan lebih mampu melawan infeksi.
Mengukur viral load dan jumlah CD4 menunjukkan seberapa baik pengobatan HIV bekerja, yaitu untuk membunuh HIV dalam aliran darah dan memungkinkan sistem kekebalan untuk pulih. Hasil yang ideal adalah memiliki viral load tidak terdeteksi dan jumlah CD4 yang tinggi.
Mengukur viral load
Tes viral load menunjukkan berapa banyak HIV dalam 1 mililiter darah. Tes viral load dilakukan pada saat seseorang didiagnosis dengan HIV sebelum pengobatan dimulai, dan sekali lagi dari waktu ke waktu untuk memastikan bahwa pengobatan HIV mereka berhasil.
Meningkatkan jumlah CD4 dan menurunkan viral load memerlukan pengobatan secara teratur dan sesuai petunjuk. Tetapi, bahkan jika seseorang meminum obatnya sesuai resep, maka obat lainnya seperti obat yang dijual bebas di pasaran, obat rekreasional, dan suplemen herbal lainnya ternyata terkadang dapat mengganggu keefektifan pengobatan HIV. Oleh sebab itu, selalu periksakan diri ke dokter sebelum memulai pengobatan baru apa pun, termasuk obat bebas, obat yang diresepkan oleh dokter maupun suplemen.
Jika pengujian menunjukkan bahwa viral load seseorang berubah dari tidak terdeteksi menjadi terdeteksi, dokter mungkin menyesuaikan rejimen terapi antiretroviral untuk membuat pengobatan menjadi lebih efektif.
Apa arti viral load berkaitan dengan infeksi HIV?
Semakin tinggi viral load, maka semakin tinggi kemungkinan menularkan HIV ke orang lain, melalui hubungan seks tanpa kondom, berbagi jarum suntik, atau dari ibu ke bayi selama kehamilan, persalinan, atau menyusui.
Ketika diminum secara konsisten dan benar, obat antiretroviral menurunkan viral load dan jumlah viral load yang menurun ini mengurangi risiko penularan HIV ke orang lain. Sebagai alternatif, tidak meminum obat ini secara konsisten atau tidak minum sama sekali dapat meningkatkan risiko penularan HIV ke orang lain.
Memiliki viral load yang tidak terdeteksi tidak berarti seseorang sembuh dari HIV, karena HIV masih dapat bersembunyi di bagian lain dari sistem kekebalan tubuh. Sebaliknya, itu berarti obat yang mereka minum efektif menekan pertumbuhan atau replikasi virus. Penekanan jumlah virus yang sedang berlangsung hanya dapat dicapai dengan tetap patuh minum obat antiretroviral.
ODHIV yang berhenti minum obat berisiko mengalami viral load yang terdeteksi. Jika viral load terdeteksi, virus dapat ditularkan ke orang lain melalui cairan tubuh seperti air mani, cairan vagina, darah, dan ASI.
Transmisi seksual
Memiliki viral load yang tidak terdeteksi berarti tingkat risiko menularkan HIV kepada orang lain adalah hampirnol, dengan asumsi bahwa ODHIV dan pasangan seksualnya tidak memiliki infeksi menular seksual (IMS).
Dua studi pada tahun 2016, yang diterbikan dalam Journal of American Medical Association dan The New England Journal of Medicine, tidak menemukan penularan virus dari ODHIV yang telah menjalani terapi antiretroviral selama setidaknya enam bulan ke pasangan non-ODHIV, saat berhubungan seks tanpa kondom.
Namun, peneliti tidak yakin tentang efek IMS terhadap risiko penularan HIV pada orang yang diobati karenamemiliki IMS dapat meningkatkan risiko penularan HIV ke orang lain meskipun HIV tidak terdeteksi.
Penularan selama kehamilan atau menyusui
Untuk perempuan hamil ODHIV, minum obat antiretroviral selama kehamilan dan persalinan secara dramatis mengurangi risiko penularan HIV ke bayi. Banyak perempuan ODHIV dapat memiliki bayi HIV-negatif yang sehat dengan mengakses perawatan prenatal yang baik, termasuk dukungan untuk terapi antiretroviral.
Bayi yang lahir dari ibu HIV-positif menerima pengobatan HIV selama empat sampai enam minggu setelah kelahiran dan diuji virusnya selama enam bulan pertama kehidupan.
Melacak viral load
Penting untuk melacak viral load dari waktu ke waktu. Setiap kali viral load meningkat, ada baiknya mencari tahu alasannya. Peningkatan viral load dapat terjadi karena berbagai sebab, seperti:
- tidak minum obat antiretroviral secara konsisten
- HIV telah bermutasi (berubah secara genetik)
- obat antiretroviral tidak diminum dengan dosis yang tepat
- terjadi kesalahan hasil laboratorium atau technial error
- mengalami penyakit yang muncul bersamaan.
Seberapa sering viral load harus diuji?
Frekuensi tes viral load bervariasi. Biasanya, tes viral load dilakukan pada saat diagnosis HIV baru dilakukandan kemudian secara berkala dari waktu ke waktu untuk memastikan bahwa terapi antiretroviral bekerja.
Viral load biasanya menjadi tidak terdeteksi dalam waktu tiga hingga enam bulan setelah memulai pengobatan, tetapi seringkali terjadi lebih cepat dari itu. Viral load sering diperiksa setelah enam bulan pengobatan dan selanjutnya diperiksa setiap tahun, tetapi mungkin diperiksa lebih sering jika ada kekhawatiran bahwa viral load dapat terdeteksi.