PrEP Ampuh Kurangi Kecemasan
Penelitian di Eropa telah menunjukkan bahwa pengunaan PrEP memiliki efek positif pada kesehatan mental bagi mereka yang mulai menggunakannya.
HOTLINE WHATSAPP:0878 0807 8070
Penelitian di Eropa telah menunjukkan bahwa pengunaan PrEP memiliki efek positif pada kesehatan mental bagi mereka yang mulai menggunakannya.
Hidup dengan HIV memang membutuhkan perawatan diri dan tindakan pencegahan ekstra untuk memastikan kesehatan kamu tetap terjaga, seperti mencegah infeksi menular seksual (IMS) dan infeksi lainnya.
Lebih dari setahun pandemi Covid-19 di seluruh dunia, para ahli masih terus mengingatkan untuk mengenakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak, di mana hal ini sangat penting untuk mereka yang hidup dengan kondisi yang membahayakan kekebalan tubuh seperti terinfeksi HIV.
Perubahan kuku bisa terjadi dengan orang yang hidup dengan HIV (ODHIV). Beberapa perubahan kuku mungkin disebabkan oleh obat HIV dan itu tidak berbahaya.
Penelitian telah menunjukkan bahwa dalam populasi umum, perempuan dua kali lebih mungkin mengalami depresi dibandingkan lelaki.
Jika kamu baru-baru ini melakukan tes HIV dengan hasil positif, ada kabar baik bahwa pengobatan HIV saat ini telah berkembang dengan pesat sehingga kamu bisa menjalani hidup yang sehat dan memiliki harapan umur yang panjang, sama seperti mereka yang tidak hidup dengan HIV.
Melakukan tes HIV adalah satu-satunya cara yang dapat diandalkan untuk mengetahui apakah kamu memiliki HIV atau tidak. Apapun hasil tes HIV yang kamu dapatkan, baik positif maupun negatif, mengetahui status HIV akan membantumu membuat keputusan yang tepat tentang bagaimana tetap aman saat berhubungan seks — terutama jika kamu juga mengetahui status HIV pasanganmu.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat (AS) telah mengizinkan obat suntik Cabenuva yang cukup disuntikkan sebulan sekali.
Orang dengan jumlah CD4 di bawah 50 atau penyakit oportunistik dalam enam bulan terakhir sebaiknya perlu untuk mengambil tindakan pencegahan ekstra untuk melindungi diri dari infeksi COVID-19.
Banyak studi tentang vaksin COVID-19 yang pada awalnya membatasi perekrutan pada peserta yang tidak memiliki kondisi medis lain. Setelah penelitian awal menunjukkan bahwa vaksin itu aman untuk populasi yang lebih luas, orang dengan HIV mulai mengambil bagian dalam penelitian.