Penulis: Mario Martins
Editor: Andriano Bobby
Salah satu hal terpenting yang dapat kamu lakukan ketika kamu hidup dengan HIV, baik itu jika kamu baru saja menerima diagnosis atau sudah menjalaninya dalam jangka panjang, adalah minum obat HIV secara teratur.
Sampai kita memiliki obat untuk menghilangkan HIV secara permanen di dalam tubuh, langkah untuk mencegah virus dan menjalani hidup dengan baik adalah menggunakan terapi antiretroviral. Banyak yang telah berubah sejak awal pengobatan HIV sejak tahun 1990-an, yaitu bahwa pengobatan HIV sekarang jauh lebih ampuh, lebih aman, dan lebih mudah digunakan daripada sebelumnya.
Baca Juga:
Obat HIV, juga disebut terapi antiretroviral atau ART, memperlambat kecepatan reproduksi HIV di tubuhmu. Jika ART bekerja dengan benar, maka ART hampir dapat menghentikan reproduksi HIV sepenuhnya, meskipun ART bukan obat untuk menghilangkan HIV permanen di dalam tubuh.
Sampai kita memiliki obat untuk menghilangkan HIV secara permanen di dalam tubuh, langkah untuk mencegah virus dan menjalani hidup dengan baik adalah menggunakan terapi antiretroviral. Banyak yang telah berubah sejak awal pengobatan HIV sejak tahun 1990-an, yaitu bahwa pengobatan HIV sekarang jauh lebih ampuh, lebih aman, dan lebih mudah digunakan daripada sebelumnya.
Artikel ini akan menjelaskan tentang cara kerja pengobatan HIV saat ini dan apa yang mungkin akan terjadi di masa depan.
Bagaimana Pengobatan HIV Bekerja?
Berikut uraian singkatnya:
- HIV, sebagai virus, membutuhkan inang yang hidup untuk berkembang biak.
- HIV menggunakan protein yang disebut enzim untuk membantu masuk ke sel T, yang merupakan jenis sel sistem kekebalan.
- Begitu HIV masuk ke dalam sel T, dia menggunakan sel tersebut untuk membuat lebih banyak salinan dari dirinya sendiri.
- ART bekerja dengan memblokir enzim ini dalam jumlah banyak.
- Beberapa obat HIV bekerja dengan cara yang berbeda: Beberapa menghentikan virus yang menggunakan sel T untuk membuat lebih banyak salinan dari dirinya sendiri, sementara beberapa lainnya mencegah HIV memasuki sel T sejak awal.
Obat yang digunakan untuk melawan HIV digunakan dalam kombinasi berbagai jenis obat yang berfokus pada penghentian HIV di beberapa titik berbeda dalam siklus reproduksinya. Dengan cara ini, jika salah satu obat tidak dapat sepenuhnya menghentikan HIV pada satu langkah, misalnya, memasuki sel T, ada obat lain yang menunggu untuk menghentikannya pada langkah yang berbeda, misalnya mencegah virus menyalin materi genetiknya.
HIV, Obat HIV, dan Sistem Kekebalan Tubuh
Salah satu konsep terpenting untuk dipahami terkait pengobatan HIV adalah tentang sistem kekebalan dan apa yang sebenarnya terjadi di tubuh saat kamu hidup dengan HIV. Karena tubuh menganggap HIV sebagai penyerang asing, sistem kekebalan tubuh memberi respon dengan mengirim sel T, antara lain untuk melawannya. Pertarungan ini menyebabkan peradangan kronis dan persisten di seluruh tubuh, termasuk persendian, jantung, otak, ginjal, dan sejumlah organ lainnya.
Seiring waktu, keadaan peradangan yang meningkat ini dapat menyebabkan masalah kesehatan mereka sendiri (selain dari efek jangka panjang HIV itu sendiri), termasuk artritis dini, risiko stroke dan serangan jantung yang lebih tinggi, kerapuhan tulang, dan kelemahan secara keseluruhan.
Tujuan menggunakan pengobatan HIV adalah untuk menurunkan jumlah HIV dalam tubuh dan aliran darah, yang membantu sistem kekebalan tidak harus melawan virus terlalu banyak sehingga tidak akan menghasilkan banyak peradangan yang meluas yang pada akhirnya dapat merusak tubuh.
Anggap saja seperti ini: Sistem kekebalan tubuh kamu secara alami akan melakukan apa saja untuk melawan virus. Tetapi dengan virus yang menggunakan sistem kekebalan yang sama untuk menggandakan dirinya sendiri dan pada akhirnya menghancurkannya, minum obat HIV yang disetujui adalah cara terbaik untuk membantu tubuhmu dalam perjuangan sehari-hari melawan virus.
Jenis Obat HIV yang Harus Dikonsumsi
Untuk menentukan jenis obat HIV mana yang harus diminum, ini bisa jadi agak membingungkan — terutama jika kamu baru didiagnosis dan belum pernah memakai ART sebelumnya. Seperti disebutkan sebelumnya, ada banyak jenis pengobatan yang memperlambat HIV pada berbagai titik siklus hidupnya. Obat-obatan ini biasanya digabungkan menjadi satu pil agar mudah diminum setiap hari. Satu-satunya pertanyaan adalah: Mana yang terbaik untuk dirimu?
Pertama, pelajari tentang berbagai rejimen ART yang direkomendasikan dan bersiaplah untuk berdiskusi secara aktif dengan penyedia layanan kesehatan tentang pilihan apa yang terbaik untukmu.
Ada banyak hal yang harus kamu pertimbangkan saat membuat keputusan ini:
- Pernahkah kamu menjalani tes resistansi obat HIV, dan apakah kamu tahu obat apa yang paling berhasil?
- Apa efek samping potensial dari rejimen ART yang berbeda?
- Apakah kamu memulai pengobatan untuk pertama kalinya, atau apakah kamu mempertimbangkan untuk mengganti obat?
- Kondisi medis lain apa yang kamu miliki?
- Apa obat (non-HIV) lain yang kamu pakai? Apakah akan ada interaksi?
- Seperti apa kehidupan sehari-hari dan jadwal kerjamu, dan bagaimana hal itu dapat memengaruhi waktu pemberian dosis obat?
- Siapa yang akan membantumu minum obat setiap hari?
Memilih rejimen pengobatan HIV yang harus kamu konsumsi bisa menjadi hal yang menantang. Kabar baiknya adalah, saat ini ada lebih banyak pilihan daripada tahun-tahun sebelumnya. Berdayakan diri kamu dengan melakukan penelitian sebelumnya, dan kembangkan gagasan tentang obat mana yang menurut kamu paling cocok untuk dikonsumsi.
Ingatlah bahwa pengobatan HIV harus sesuai dengan kehidupanmu, bukan sebaliknya. Sekali lagi, diskusikanlah dengan penyedia layanan kesehatan, terutama dokter yang menanganimu.
Bagaimana Dengan Efek Samping Obat HIV?
Bertahun-tahun yang lalu, obat HIV jenis lama memiliki banyak efek samping yang seringkali parah. Tetapi obat-obatan yang biasa digunakan orang saat ini jauh lebih aman. Selalu ada potensi efek samping pada setiap obat yang kita minum, termasuk obat pereda nyeri yang dijual bebas, obat demam, dan obat untuk tekanan darah tinggi, misalnya. Demikian juga obat HIV. Kata kunci untuk diingat adalah efek samping “potensial”. Komplikasi dari pengobatan HIV dijamin tidak akan terjadi, dan jika terjadi, komplikasinya tidak sama pada semua orang.
Sebelum kamu berkata “tidak” untuk minum obat karena seseorang yang kamu kenal mengalami reaksi yang buruk akibat efek samping obat HIV, atau jika kamu pernah membaca artikel usang mengenai obat HIV beracun, lakukan lebih banyak penelitian. Lakukan penelitian dengan berbicara pada tim medis serta orang lain yang hidup dengan HIV. Obat yang tidak berhasil untuk satu orang bisa jadi berhasil untukmu.
Dulu, Obat HIV “Sangat Beracun”
Ada banyak kesalahan informasi yang beredar di internet dan media sosial tentang toksisitas obat HIV saat ini. Sebenarnya, toksisitas ada pada obat HIV yang lama — seperti AZT (zidovudine atau Retrovir), d4T (stavudine atau Zerit) dan obat lain yang umum digunakan pada tahun 1990-an dan awal 2000-an — yang memiliki banyak efek samping. Mual, sakit kepala, rasa logam di mulut, diare, jumlah darah rendah, dan kerusakan saraf hanyalah beberapa komplikasi umum yang biasa dilihat dari pengobatan tersebut.
Banyak orang yang hidup dengan HIV saat itu yang merasa bahwa menggunakan obat HIV kala itu terasa seperti menggantikan satu penyakit dengan yang lain: Sementara ART memperlambat virus dan membantu orang hidup lebih lama, saat itu mereka harus menghadapi semua penyakit akibat dari toksisitas pengobatan awal tersebut.
Efek Samping Obat HIV Terburuk Hanya Ada Di Masa Lalu
Formulasi dan kombinasi ART saat ini sangat aman dan dapat ditoleransi dengan baik oleh kebanyakan orang. Obat HIV saat ini juga tidak terlalu merepotkan untuk dikonsumsi. Banyak yang tidak harus dikonsumsi dengan makanan atau air dalam jumlah tertentu seperti yang dilakukan pada rejimen sebelumnya.
Beberapa potensi efek samping yang kita lihat sekarang pada beberapa orang yang memakai ART termasuk penambahan berat badan dan peningkatan kolesterol. Laporan yang mungkin pernah terjadi adalah kerusakan ginjal yang serius dan bone loss atau kondisi yang terjadi ketika tubuh tidak membangun tulang baru secepat penyerapan kembali tulang lama. Namun kemungkinan besar lainnya adalah bahwa tidak mungkin hal itu terjadi pada sebagian besar orang yang memakai ART.
Dalam banyak kasus, tim perawatan kesehatan dapat membantu mengidentifikasi apakah kamu berpotensi berisiko terhadap salah satu efek samping yang lebih serius ini, dan memastikan kamu menggunakan rejimen pengobatan HIV lain yang lebih aman untuk dirimu.
Peningkatan Kualitas Obat HIV Dari Waktu Ke Waktu
Selain efek samping yang lebih sedikit dan tidak terlalu serius, ilmu ART telah berkembang pesat. Berikut adalah bagaimana pengobatan HIV telah berubah dari waktu ke waktu dengan beberapa cara yang sangat penting:
- 1980-an: Hampir tidak ada pengobatan yang tersedia. Obat HIV pertama, AZT (juga disebut Retrovir atau zidovudine), disetujui pada tahun 1987. Obat itu harus dipakai beberapa kali sehari dan memiliki banyak efek samping.
- 1990-1995: Empat obat baru dikembangkan untuk melawan HIV yang cara kerjanya seperti AZT. Obat ini juga harus sering diminum, memiliki banyak pembatasan makanan atau air yang diminum, dan membawa banyak efek samping.
- 1996-2005: Perkembangan obat dipercepat dan ada 17 obat baru yang dirilis sehingga memberikan banyak pilihan baru. Hal terpenting pada obat-obat tersebut adalah bahwa sebagian besar obat itu bekerja dengan cara yang berbeda dari jenis sebelumnya, hingga muncul istilah ” triple-drug cocktail” atau “obat serbaneka”, meminum tiga obat bersama-sama untuk memperlambat HIV pada titik berbeda dalam siklus hidupnya. Hal ini membuat keberhasilan pengobatan jauh lebih memungkinkan.
- 2006: Dirilisnya pil pertama yang menggabungkan seluruh rejimen obat HIV menjadi satu tablet. Pil ini disebut Atripla, dimana ada tiga obat di dalamnya yang masing-masing memerangi HIV dengan cara yang berbeda.
- 2007 – hari ini: Kita telah melihat peningkatan yang stabil dalam pilihan pengobatan HIV, dengan lebih dari selusin rejimen tablet tunggal baru dan beberapa obat baru yang unik yang memberi lebih banyak pilihan daripada sebelumnya, sambil menjaga HIV tetap lebih baik dan menyebabkan lebih sedikit efek samping.
Saat ini di AS ada lebih dari 30 obat individual yang dapat digunakan untuk mengobati HIV. Para ilmuwan juga telah mengembangkan lebih dari 20 rejimen tablet tunggal yang masing-masing mengandung kombinasi dua atau lebih obat HIV — ini berarti bahwa kamu hanya perlu minum satu pil, sekali sehari untuk mengobati HIV.
Resistansi Obat HIV, dan Yang Harus Dilakukan
Dengan adanya pengembangan kategori pengobatan yang lebih baru dan rejimen yang lebih sederhana untuk dipakai, resistansi terhadap obat HIV menjadi lebih jarang terjadi pada orang yang hidup dengan HIV. Tetapi hal itu masih terjadi, terutama pada orang dengan HIV jangka panjang yang telah menggunakan berbagai rejimen pengobatan HIV.
Penyebab Resistansi Obat HIV
Ada tiga alasan mengapa orang mengembangkan resistansi terhadap satu atau lebih obat HIV:
- Virus bisa menjadi pintar dan menjadi kebal terhadap obat jika kamu tidak meminumnya secara konsisten. Inilah sebabnya mengapa banyak dokter menekankan konsep “kepatuhan minum obat”, atau meminum obat sesuai petunjuk setiap hari.
- Kamu mungkin telah terpajan HIV melalui seseorang yang sudah memiliki virus yang resistan.
- Virus mungkin menjadi rumit dengan sendirinya dan mencari cara untuk bermanuver di sekitar obat, bahkan jika kamu meminumnya dengan patuh dan teratur.
Kepatuhan yang rendah adalah penyebab umum resistansi obat. Ketika seseorang melewatkan terlalu banyak dosis, kadar obat dalam darahnya bisa turun lebih rendah, dan virus mampu mengakali obat tersebut sehingga tidak berfungsi lagi.
Biasanya, tanda pertama resistansi obat akan terlihat saat jumlah viral load yang awalnya tidak terdeteksi menjadi terdeteksi kembali dan mulai meningkat lebih tinggi (lebih dari 2.000 copy per mililiter). Jika ini terjadi, kamu harus bicarakan hal itu dengan dokter untuk melakukan tes resistansi agar dapat memastikan obat apa yang membuatmu resisten dan mencari cara pengobatan baru yang dapat berhasil.
Jika Kamu Memiliki Resistansi Obat HIV
Ketika kamu telah menjadi resisten terhadap golongan obat HIV tertentu sejak lama, atau jika kamu baru mengetahui untuk pertama kalinya bahwa kamu resisten terhadap beberapa obat, jangan khawatir. Masih ada peluang keberhasilan pemulihan.
Obat HIV yang lebih baru tidak hanya kuat dalam memerangi HIV, mudah dipakai, dan menyebabkan sedikit efek samping, namun juga mampu bekerja dengan baik melawan virus yang resisten, dan jauh lebih permisif jika kamu melewatkan satu dosis di satu waktu. Sebagai catatan penting: Kamu harus pahami dengan baik bahwa hal ini bukan berarti kamu boleh melewatkan minum obat dan tidak patuh pada pengobatan.
Selain itu, para ilmuwan dan penyedia medis bekerja tanpa lelah untuk mengeksplorasi kombinasi baru dari obat ampuh yang tidak pernah digunakan bersama sebelumnya dalam upaya untuk mengobati orang yang hidup dengan jenis HIV yang resistan.
Artinya, kamu dapat bekerja sama dengan penyedia layanan kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan darah yang akan menunjukkan obat mana yang paling cocok untukmu. Bersama-sama, kamu dapat menemukan rejimen ART yang akan menggabungkan obat yang bekerja paling baik, dan menghindari obat yang mungkin tidak lagi bekerja dengan baik untukmu.
Masa Depan Pengobatan HIV
Masa depan terapi pengobatan HIV terlihat sangat menjanjikan. Berikut ini alasannya:
- Rejimen pengobatan HIV terus menjadi lebih kuat, lebih aman, dan lebih mudah untuk dipakai. Pil baru disetujui setiap tahun, dan lebih banyak lagi yang sedang diproses.
- Pil bukanlah satu-satunya bentuk pengobatan yang sedang dikerjakan. Para ilmuwan juga sedang bekerja untuk mengembangkan obat HIV yang dapat digunakan dalam bentuk penggunaan obat yang disuntik sekali dalam beberapa bulan, bukan masuk melalui mulut setiap hari.
- Selain itu, bentuk pengobatan baru sedang diteliti yang bekerja dengan cara yang sama sekali berbeda dari ART — dan dapat membantu tubuh melawan HIV dengan sendirinya.
Salah satu bentuk pengobatan baru yang paling menarik ini adalah pengobatan yang disebut antibodi monoklonal (monoclonal antibody), yang dapat menghalangi HIV untuk menempel pada sel T. Konsepnya mirip dengan vaksin yang memberi perlindungan dari penyakit seperti cacar air atau campak, di mana obat tersebut membantu tubuh memproduksi instrumen yang dibutuhkan untuk menghentikan infeksi.
Antibodi monokolonal ini diproduksi di laboratorium. Kemudian, alih-alih menunggu tubuh manusia memproduksi lebih banyak antibodi untuk melawan HIV secara alami, kita dapat memberikan antibodi ini kepada seseorang melalui suntikan atau infus yang akan masuk ke dalam darah dan menghalangi HIV memasuki sel T.
Pengobatan yang sedang dikembangkan ini mirip seperti vaksin pencegahan HIV atau obat yang mampu menghilangan HIV secara total dan sebenarnya ilmu di balik antibodi monoklonal ini mungkin memegang kuncinya.
Namun, sampai cara metode penyembuhan itu tiba, pastikan kamu meminum obat HIV secara konsisten dan melakukan kontrol dengan tim medis secara teratur. Dengan cara ini pikiran, tubuh, dan jiwamu akan berada dalam kondisi terbaik untuk menyambut penyembuhan HIV jika metode yang baru itu sudah dikembangkan dan sudah tersedia.
Obat Hanyalah Bagian Dari Gambaran Yang Lebih Besar Dari Terapi HIV
Meskipun artikel ini secara khusus membahas tentang pengobatan HIV, pengobatan HIV yang berhasil itu lebih dari sekadar minum obat. Keberhasilan terapi pengobatan melibatkan kesehatan mental, pendekatan non-pengobatan untuk merawat tubuhmu, beberapa suplemen herbal dan alami, dan terlibat dengan tim medis secara teratur.
Jangan takut untuk bertanya atau memberi saran jika kamu penasaran dengan rejimen pengobatan yang saat ini kamu konsumsi, atau tertarik untuk mengubahnya — tubuhmu adalah tanggung jawabmu. Tetaplah berkonsultasi dengan dokter terkait pengobatan HIV yang kamu jalani.