Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Wajar jika Anda bertanya-tanya apakah melakukan hubungan seks yang tidak aman — seperti tidak menggunakan kondom — tidak diperlukan ketika Anda dan pasangan sama-sama terinfeksi HIV. Sebab, bukankah itu berarti Anda tidak perlu khawatir tentang penularan HIV di antara satu sama lain? Faktanya, seks yang aman tetap penting untuk dilakukan meski ketika kedua pasangan adalah orang yang hidup dengan HIV (ODHIV).
Hubungan seks tanpa kondom antara sepasang ODHIV juga berisiko, walaupun kedua pasangan itu tidak memiliki riwayat IMS dan mempraktikkan hubungan monogami.
Baca Juga:
Pasalnya, ODHIV masih berisiko terinfeksi oleh infeksi menular seksual, dan bahkan pada ODHIV beberapa IMS bisa membuat situasi menjadi lebih buruk. Orang yang terinfeksi HIV dan IMS lainnya secara bersamaan dikenal sebagai koinfeksi.
Dan satu jenis koinfeksi yang bermasalah terjadi ketika seseorang terinfeksi dengan HIV dan hepatitis C (HCV). Sebab, koinfeksi HIV-HCV lebih sulit diobati, dan mereka yang mengalaminya mungkin memiliki kondisi kesehatan yang sangat parah secara jangka panjang maupun jangan pendek, seperti yang dilansir dari situs verywellhealth.
Bahaya Superinfeksi
Hubungan seks tanpa kondom antara sepasang ODHIV juga berisiko, walaupun kedua pasangan itu tidak memiliki riwayat IMS dan mempraktikkan hubungan monogami. Ini karena, mereka berisiko terkena superinfeksi HIV, yang terjadi ketika seseorang yang sudah terinfeksi HIV terpapar dan terinfeksi jenis virus HIV yang berbeda.
Beberapa penelitian memperkirakan bahwa risiko superinfeksi mirip dengan tingkat infeksi awal HIV. Dan superinfeksi menjadi masalah yang cukup pelik karena kondisi kesehatan yang lebih buruk lantaran efek superinfeksi yang bervariasi dan lebih sulit untuk diobati — bahkan ketika menggunakan terapi antiretroviral (ARV) gabungan — karena ada kemungkinan seseorang dapat terinfeksi dua jenis virus yang resisten terhadap obat (ARV).
Fakta bahwa superinfeksi HIV juga menimbulkan masalah untuk penelitian vaksin, ini menunjukkan bahwa infeksi dengan satu jenis HIV saja tidak cukup untuk melindungi pasien dari infeksi yang lain.