Pekerja seks terus menghadapi kriminalisasi, kekerasan, diskriminasi dan bentuk pelanggaran hak asasi manusia lainnya yang meningkatkan risiko tertular HIV. Pekerja seks, yakni orang dewasa wanita, pria dan transgender yang memiliki hubungan seks konsensual dengan imbalan uang atau barang, baik secara teratur atau kadang-kadang, termasuk di antara populasi yang rentan terhadap HIV namun sayangnya kurang mendapat akses terhadap layanan HIV.
Menghapus diskriminasi terhadap pekerja seks dan melindungi hak asasi mereka, dapat membantu meningkatkan akses mereka terhadap layanan pencegahan dan pengobatan HIV.
Tantangan yang dihadapi pekerja seks itu sendiri sangat beragam, mulai dari pelanggaran hak asasi manusia, dan hambatan dalam mengakses layanan HIV yang disebabkan oleh karena kriminalisasi dan undang-undang serta peraturan mengenai profesi mereka. Setidaknya ada 39 negara yang mengkriminalisasikan kegiatan menjual dan / atau membeli seks sebagian atau sepenuhnya. Sayangnya, di negara di mana pekerjaan seks tidak dikriminalkan, pekerja seks itu sendiri jarang dilindungi hukum.
Ancaman penahanan, serta undang-undang yang memungkinkan penggunaan kondom sebagai bukti kerja seks, merupakan hambatan serius terhadap ketersediaan dan pengambilan program dan layanan pencegahan HIV. Bila kepemilikan kondom digunakan oleh polisi sebagai bukti tindak kegiatan seksual, ini sangat meningkatkan risiko HIV lantaran mereka enggan untuk menggunakan kondom kembali.
Penelitian dari UNAIDS menunjukkan bahwa pekerja seks perempuan mengalami tingkat kekerasan yang tinggi — di Haiti misalnya, 36,6% pekerja seks perempuan melaporkan kekerasan fisik dan 27,1% melaporkan kekerasan seksual. Kabar baiknya adalah, organisasi yang memberikan dukungan hukum dan HAM terhadap pekerja seks tidak tinggal diam dalam menghadapi maraknya diskriminasi terhadap pekerja seks.
Di Afrika Selatan, organisasi setempat telah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk mengembangkan Rencana HIV Pekerja Seks Nasional Afrika Selatan 2016-2019, yang menyerukan agar lingkungan turut mendukung perlindungan dan akses terhadap layanan HIV untuk para pekerja seks. Mereka juga membuat program nasional yang meminta para relawan MELAKUKAN penyebaran kondom dan pelumas, Memberikan informasi tentang infeksi menular seksual dan pencegahan HIV, memberikan layanan paralegal serta rujukan layanan kesehatan. Tak ketinggalan, layanan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk mengurangi kekerasan, stigma dan diskriminasi terhadap pekerja seks.
Di India, organisasi setempat bekerja sama dengan polisi dan masyarakat untuk mengurangi kekerasan terhadap pekerja seks dan untuk membangun layanan kesehatan dan sosial untuk diri mereka dan keluarga mereka. Menghapus diskriminasi terhadap pekerja seks dan melindungi hak asasi mereka, dapat membantu meningkatkan akses mereka terhadap layanan pencegahan dan pengobatan HIV.