Photo by benzoix from freepik
Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Para ilmuwan masih terus bekerja memformulasikan obat untuk HIV, atau human immunodeficiency virus. Meskipun terapi antiretroviral (ART) dapat membantu ODHIV hidup lebih lama, tetapi pencegahan merupakan langkah yang terbaik. Profilaksis pra-pajanan atau PrEP dapat membantu langkah pencegahan tersebut.
PrEP dapat melindungi kamu dan bayi dari paparan HIV, dan aman dikonsumsi jika kamu mencoba hamil, selama kehamilan, dan saat menyusui.
Baca Juga:
PrEP bekerja dengan baik terlepas dari identitas gender atau orientasi seksual kita. Namun, hanya sekitar 10% perempuan di Amerika Serikat (AS) yang dapat memperoleh manfaat dari PrEP. Padahal, masalah kesehatan mental seperti depresi dan kekerasan pasangan seksual, membuat perempuan rentan terpapar HIV. Begitu juga hambatan lain seperti rasisme, diskriminasi, stigma HIV, dan kurangnya pengetahuan tentang PrEP. Perempuan paling sering terinfeksi HIV ketika mereka melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan pasangan laki-laki.
Apa itu PrEP?
PrEP adalah pengobatan harian untuk orang yang lebih memungkinkan terinfeksi HIV dari seks atau penggunaan narkoba yang melibatkan jarum suntik. Ada berbagai jenis obat PrEP, yaitu (emtricitabine/tenofovir) yang disetujui untuk orang yang melakukan hubungan seks vaginal reseptif, yang mencakup perempuan, laki-laki transgender, dan non-binary. Pilihan lain untuk perempuan adalah long-acting cabotegravir.
Emtricitabine/tenofovir adalah pil yang diminum setiap hari. Obat pelawan virus ini membantu menghentikan HIV yang membuat infeksi dan menyebar di tubuh kita.
PrEP sering direkomendasikan untuk orang yang pernah melakukan hubungan seks anal atau vaginal dalam 6 bulan terakhir dan memiliki kondisi berikut:
- Berpasangan seksual dengan ODHIV
- Telah didiagnosis dengan infeksi menular seksual (IMS) dalam 6 bulan terakhir
- Memiliki pasangan seksual yang melakukan hubungan seks berisiko dengan orang lain
- Memiliki pasangan yang menggunakan obat suntik
- Menggunakan profilaksis pasca pajanan (PEP) lebih dari sekali.
Disarankan juga jika kamu tidak selalu menggunakan kondom, kamu mungkin juga mendapat manfaat dari PrEP. Begitu pula jika kamu menggunakan obat suntik dan berbagi jarum suntik untuk penggunaan narkoba.
PrEP dapat melindungi kamu dan bayi dari paparan HIV, dan aman dikonsumsi jika kamu mencoba hamil, selama kehamilan, dan saat menyusui.
Kamu juga dapat menggunakan PrEP selama melakukan terapi hormon. Tidak ada bukti bahwa obat ini berinteraksi satu sama lain. Tetapi ada baiknya untuk berbicara dengan dokter jika kamu khawatir tentang bagaimana PrEP dapat memengaruhi obat-obatan hormon kamu.
Bagaimana Cara Memulai PrEP?
Kamu memerlukan hasil tes HIV-negatif dan resep dari penyedia layanan kesehatan. Setelah kamu mulai menggunakan PrEP, kamu harus menemui dokter secara teratur, yaitu setiap 3 bulan untuk:
- Pemeriksaan
- Tes HIV
- Tes kehamilan
- Resep lainnya
Apa Efek Samping PrEP untuk Perempuan?
PrEP aman. Tetapi seperti semua obat, PrEP dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak diinginkan. Efek samping tersebut biasanya ringan dan akan hilang dalam waktu sekitar satu bulan. Beri tahu dokter jika gejala kamu menetap atau memburuk.
Efek samping yang umum termasuk:
- Sakit di sekitar perut
- Sakit kepala atau kelelahan
- Muntah
- Kurang nafsu makan
- Diare
Dapatkan bantuan medis segera jika kamu mengalami demam dan kedinginan disertai:
- Sakit tenggorokan
- Batuk
- Ruam
- Tanda-tanda infeksi lainnya
Bisakah Kita Menghentikan PrEP?
Bicaralah dengan dokter sebelum membuat perubahan apa pun pada obat kamu. Mereka akan membantumu menemukan cara lain untuk mencegah HIV yang mungkin lebih mudah dilakukan.
Beberapa alasan memutuskan untuk berhenti menggunakan PrEP biasanya karena hal-hal berikut:
- Peluang kamu terpapar HIV menurun karena perubahan gaya hidup
- Kamu kesulitan untuk mengingat minum pil setiap hari
- Efek samping PrEP terlalu sulit untuk ditangani
- Tubuh kamu bereaksi terhadap PrEP dengan cara yang tidak aman.