Sejarah epidemi HIV dan AIDS dimulai dalam stigma akan ketakutan, tatkala dunia menghadapi virus baru yang tidak dikenal dan mengakibatkan kematian. Namun, kemajuan ilmiah seperti pengembangan obat antiretroviral, telah memungkinkan orang mendapatkan pengobatan untuk hidup panjang dan sehat meski terinfeksi HIV.
Untuk pertama kalinya, lebih dari setengah ODHA didunia menerima pengobatan ARV, yaitu sebanyak 19,5 juta orang.
2006
Pada tahun 2006, ditemukan fakta bahwa sunat laki-laki dapat mengurangi risiko penularan HIV dari perempuan ke laki-laki sebesar 60% . Sejak itu, WHO dan UNAIDS menekankan bahwa sunat laki-laki harus dipertimbangkan di daerah dengan prevalensi HIV tinggi, yang akhirnya untuk pertama kalinya WHO dan UNAIDS menerbitkan pedoman tentang sunat dan HIV.
Juli 2006, atripla, obat pertama yang merupakan gabungan tiga jenis obat yang dipakai hanya satu pil sekali sehari untuk mengobati infeksi HIV secara efektif disetujui untuk dijual di AS.
2007
Pada Januari 2007 muncul pengumuman yang mengejutkan oleh Presiden Jammeh dari Gambia, menyatakan bahwa dia telah menemukan penyembuh AIDS. Pengakuan Jammeh segera terungkap tidak berdasar. Para ilmuwan yang melakukan tes membantah temuan penelitian itu, mengatakan bahwa tidak ada pasien di dalam uji coba “yang dapat digambarkan sebagai sembuh.” Pada Mei 2007, WHO dan UNAIDS mengeluarkan panduan baru yang merekomendasikan tes HIV atas inisiasi petugas kesehatan. Ini bertujuan untuk memperluas pengetahuan tentang status HIV dan meningkatkan akses ke pengobatan dan pencegahan HIV.
2010
Pada bulan Januari 2010, larangan bepergian yang bertujuan untuk mencegah orang HIV-positif memasuki AS ditiadakan. Pada bulan Juli, percobaan mikrobisida CAPRISA 004 disambut sukses setelah hasil penelitian menunjukkan bahwa gel mikrobisida mengurangi risiko infeksi HIV pada wanita sebesar 40%. Hasil dari percobaan iPrEx menunjukkan penurunan dalam akuisisi HIV sebesar 44% di antara laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki yang menggunakan profilaksis pra pajanan atau pre-exposure prophylaxis (PrEP).
2011
Pada tahun 2011, hasil dari uji coba HPTN 052 menunjukkan bahwa inisiasi dini ART mengurangi risiko penularan HIV sebesar 96% di antara pasangan serodiskordan. Pada bulan Agustus, FDA menyetujui Complera (emtricitabine, rilpivirine, tenofovir), tablet kombinasi dosis tetap kedua, memperluas pilihan pengobatan yang tersedia untuk orang yang hidup dengan HIV.
2012
Pada Juli 2012, FDA menyetujui PrEP untuk orang HIV-negatif untuk mencegah penularan HIV secara seksual.
Untuk pertama kalinya, pengobatan ARV naik sebesar 54% pada orang yang memenuhi syarat untuk menerima pengobatan tersebut.
2013
Pada tahun 2013, UNAIDS melaporkan bahwa kematian terkait AIDS telah turun 30% sejak puncaknya pada tahun 2005. Diperkirakan 35 juta orang hidup dengan HIV.
2014
Pada September 2014, target “Fast Track” UNAIDS yang baru menyerukan peningkatan program pencegahan dan pengobatan HIV secara dramatis untuk mencegah 28 juta infeksi baru dan mengakhiri epidemi HIV/AIDS sebagai masalah kesehatan masyarakat pada 2030. UNAIDS juga meluncurkan target 90-90-90 yang ambisius yang ditujukan untuk 90% orang yang hidup dengan HIV untuk didiagnosis, 90% dari mereka yang didiagnosis mengakses pengobatan antiretroviral dan 90% dari mereka yang mengakses pengobatan berhasil mencapai penekanan virus pada tahun 2020.
2015
Pada bulan Juli 2015, UNAIDS mengumumkan bahwa Millennium Development Goals (MDGs) terkait dengan HIV dan AIDS telah tercapai enam bulan lebih cepat dari jadwal. Pada bulan September, WHO meluncurkan pedoman pengobatan baru yang merekomendasikan bahwa semua orang yang hidup dengan HIV harus menerima pengobatan antiretroviral, terlepas dari jumlah CD4 mereka, dan sesegera mungkin setelah diagnosis.
Pada bulan Oktober, UNAIDS merilis strategi 2016-2021 yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), yang menyerukan percepatan dalam tanggapan HIV global untuk mencapai target pencegahan dan pengobatan HIV yang kritis dan mencapai nol diskriminasi.
2016
Jumlah orang di Rusia yang hidup dengan HIV mencapai satu juta. Angka yang baru dirilis juga menunjukkan 64% dari semua diagnosis HIV baru di Eropa terjadi di Rusia. UNAIDS mengumumkan bahwa 18,2 juta orang menggunakan ART, termasuk 910.000 anak, dua kali lipat jumlah lima tahun sebelumnya.
2017
Untuk pertama kalinya, lebih dari setengah ODHA di dunia menerima pengobatan ARV, yaitu sebanyak 19,5 juta orang. Infeksi baru telah menurun hingga sepertiga di Afrika Timur dan Selatan selama enam tahun terakhir, dengan penurunan tertentu di kalangan perempuan dan anak-anak.