Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Lebih dari setahun pandemi Covid-19 di seluruh dunia, para ahli masih terus mengingatkan untuk mengenakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak, di mana hal ini sangat penting untuk mereka yang hidup dengan kondisi yang membahayakan kekebalan tubuh seperti terinfeksi HIV.
Orang yang hidup dengan HIV yang juga menerima diagnosis COVID-19 memiliki kemungkinan 155 persen lebih tinggi untuk meninggal di rumah sakit. Dari Maret hingga pertengahan Juni 2020, 1 dari setiap 522 orang di New York yang hidup dengan HIV meninggal di rumah sakit akibat COVID-19.
Baca Juga:
Apalagi penelitian baru di negara bagian New York, Amerika Serikat, hingga pertengahan tahun 2020 menemukan bahwa orang yang hidup dengan HIV (ODHIV) lebih mungkin untuk tertular, dirawat di rumah sakit, dan meninggal karena virus corona yang menyebabkan COVID-19.
Penelitian ini berdasarkan pada data 2.988 orang yang hidup dengan HIV, di mana 80,6 persen di antaranya berada di New York City, yang merupakan pusat utama wabah virus corona pertama di Amerika Serikat. Para peneliti menggabungkan database di New York untuk diagnosis COVID-19 dan rawat inap serta pengawasan HIV.
Kemudian mereka membandingkan tingkat diagnosis COVID-19, rawat inap, dan kematian antara ODHIV dengan non-ODHIV, dari Maret hingga pertengahan Juni 2020 yang merupakan periode waktu ketika COVID-19 merajalela di seluruh negara bagian di Amerika Serikat, untuk menentukan seberapa banyak peningkatan kasus COVID-19 yang serius disebabkan oleh HIV itu sendiri.
Ini karena ODHIV memiliki tingkat faktor risiko COVID-19 yang lebih tinggi, khususnya laki-laki atau lansia. Demikian ditegaskan oleh Eli Rosenberg, PhD, yang melakukan penelitian tersebut.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang hidup dengan HIV yang juga menerima diagnosis COVID-19 memiliki kemungkinan 155 persen lebih tinggi untuk meninggal di rumah sakit. Dari Maret hingga pertengahan Juni 2020, 1 dari setiap 522 orang di New York yang hidup dengan HIV meninggal di rumah sakit akibat COVID-19.
Apa Makna Penelitian Ini Bagi ODHIV?
Untuk orang yang hidup dengan HIV yang membaca tentang penelitian ini, mungkin ada kebingungan lantaran beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa hasil COVID-19 tidaklah lebih buruk bagi orang yang hidup dengan HIV daripada tanpa HIV. Ketika ditanya tentang laporan sebelumnya, Rosenberg mengatakan bahwa penting untuk memahami bahwa banyak penelitian sebelumnya tentang HIV dan COVID-19 berasal dari penelitian berbasis rumah sakit.
Sementara Rosenberg dan koleganya, melakukan penelitian berbasis populasi, yang memeriksa semua orang dengan HIV bahkan sebelum mereka dirawat di rumah sakit dengan COVID-19. Tak pelak, penelitian ini mempertegas tentang apakah HIV berpotensi menjadi faktor risiko yang lebih signifikan untuk kasus COVID-19 yang lebih serius.
Apalagi para ahli telah lama menunjukkan bahwa ODHIV memang memiliki risiko Covid-19 yang serius karena mereka memiliki tingkat penyakit penyakit penyerta yang tinggi seperti tekanan darah tinggi dan lain-lain.
Tapi, ini tidak menunjukkan bahwa terinfeksi HIV dengan sendirinya secara otomatis berarti kamu lebih mungkin mengembangkan kasus COVID-19 yang lebih serius. Sebab, itu juga tergantung pada keadaan kesehatan dan sistem kekebalan seseorang secara keseluruhan, yang dapat membuat mereka lebih rentan terhadap COVID-19 yang lebih parah.
Sumber: COVID-19 May Pose Greater Risk for People Living with HIV