Photo by azerbaijan_stockers from freepik
Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Tubuh kita membutuhkan vitamin dan nutrisi penting lainnya agar berfungsi dengan baik. Makan berbagai makanan dapat membantu kita mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan, tetapi suplemen memiliki manfaat tambahan untuk menambahkan serat dan antioksidan ke dalam makanan kita. Ada bukti bahwa beberapa suplemen mungkin bermanfaat bagi orang dengan HIV (ODHIV), tetapi sebaliknya ada juga yang berbahaya.
Meski aman, multivitamin tidak memiliki manfaat yang sama di antara orang yang memakai terapi antiretroviral (ART) atau obat serupa lainnya.
Baca Juga:
Multivitamin
Meski aman, multivitamin tidak memiliki manfaat yang sama di antara orang yang memakai terapi antiretroviral (ART) atau obat serupa lainnya. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplementasi multivitamin tampaknya merupakan program yang sederhana, efektif, aman, dan terukur untuk meningkatkan kelangsungan hidup, mengurangi risiko tubercololosis (TB) dan meningkatkan hasil pengobatan untuk pasien HIV dewasa.
Vitamin D
Beberapa orang menyebut vitamin D sebagai “vitamin sinar matahari” karena tubuh kita bisa membuatnya dengan cara menggunakan sinar matahari yang diserap ke dalam kulit.
Beberapa makanan secara alami mengandung vitamin D yaitu ikan berlemak seperti salmon, telur dan beberapa produk susu. Beberapa makanan juga mengandung vitamin D tambahan. Contohnya adalah susu, susu alternatif, jus jeruk, dan sereal sarapan. Jika kamu sering mengonsumsi makanan ini, atau menghabiskan waktu di luar ruangan di bawah sinar matahari, kamu bisa mendapatkan semua vitamin D yang dibutuhkan tubuh.
Tetapi banyak orang dengan HIV memiliki tingkat vitamin D yang rendah. Oleh karena itu, merupakan praktik standar untuk mengukur kadar vitamin D dengan tes darah. Ada juga beberapa bukti bahwa terapi ART dapat menekan kemampuan tubuh untuk memproduksi vitamin D. Ini menjadi masalah karena vitamin D penting untuk kesehatan tulang, dan juga mendukung sistem kekebalan tubuh.
Beberapa penelitian telah menemukan bahwa orang dewasa dan anak-anak yang mengonsumsi suplemen vitamin D meningkatkan kadar vitamin dalam tubuh mereka. Suplemen vitamin D juga ternyata bermanfaat bagi ODHIV. Merupakan praktik standar untuk menawarkan suplemen vitamin D kepada orang yang terinfeksi HIV yang memiliki tingkat vitamin D rendah.
Karena potensi dampaknya terhadap kesehatan tulang, studi untuk mengukur kepadatan tulang (disebut pemindaian DEXA) sering dilakukan pada pasien dengan defisiensi vitamin D.
DHEA
DHEA adalah singkatan dari “dehydroepiandrosterone,” yaitu hormon alami yang diproduksi oleh kelenjar adrenal di dalam tubuh manusia. Hormon ini adalah prekursor atau zat dasar bagi hormon seks lainnya, seperti estrogen dan testosteron. DHEA berperan penting dalam regulasi sistem hormonal dan berperan dalam berbagai fungsi tubuh, termasuk metabolisme, kekebalan tubuh, dan stres.
Seiring bertambahnya usia, produksi DHEA secara alami dalam tubuh cenderung menurun. Karena hal ini, beberapa orang tertarik untuk menggunakan suplemen DHEA sebagai cara untuk meningkatkan kadar hormon dalam tubuh mereka.
DHEA membantu mendukung kadar hormon yang sehat dalam tubuh. Ada beberapa bukti yang dapat meningkatkan suasana hati, tingkat energi, dan kualitas hidup di antara orang dengan HIV. Tetapi beberapa penelitian menunjukkan tidak ada alasan bagi orang dengan HIV untuk memakainya. Mengonsumsi terlalu banyak DHEA juga dapat meningkatkan hormon ke arah yang tidak sehat.
Suplemen Lain Yang Dapat Membantu
Vitamin dan nutrisi lain juga berperan dalam kesehatan kekebalan tubuh. Beberapa juga membantu memperbaiki sel yang rusak. Suplemen yang mengandung nutrisi ini mungkin bermanfaat bagi mereka yang mengidap HIV, termasuk:
- Vitamin C
- Vitamin E
- selenium
- Beberapa vitamin B (termasuk B1, B2, B6, B12, dan folat)
- Ginkgo Biloba
Tapi sekali lagi, manfaatnya tidak pasti. Juga tidak jelas berapa banyak yang perlu diambil oleh seseorang dengan HIV untuk melihat manfaat ini. Dalam beberapa kasus, vitamin atau suplemen ini bahkan dapat mengganggu pengobatan HIV. Pastikan kamu berbicara dengan dokter sebelum memulai mengonsumsi suplemen apa pun.
Suplemen yang Harus Dihindari
Suplemen tertentu mungkin berisiko bagi orang dengan HIV. Beberapa suplemen ini dapat mengganggu pengobatan HIV. Penelitian telah mengaitkan orang lain dengan risiko yang tidak ada hubungannya dengan HIV.
Pastikan untuk berbicara dengan dokter sebelum kamu mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin A atau zat besi. Vitamin A bisa menjadi racun dalam dosis tinggi. Zat besi dapat meningkatkan aktivitas jenis bakteri tertentu di tubuh. Keduanya bisa menjadi masalah bagi orang dengan HIV.
Ada juga produk suplemen yang tak terhitung jumlahnya yang mengklaim memperkuat atau meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Banyak yang mengandung kombinasi bahan kompleks yang bisa berisiko.
Beberapa suplemen secara khusus mengganggu beberapa obat HIV. Jika kamu terinfeksi HIV, beri tahu dokter tentang suplemen yang kamu konsumsi.
Cobalah Dapatkan Nutrisi Dari Diet Sehat
Beberapa vitamin atau suplemen gizi dapat membantu. Tetapi para profesional medis biasanya merekomendasikan agar kamu mencoba mendapatkan semua vitamin dan nutrisi yang dibutuhkan dari makanan. Cobalah untuk makan berbagai makanan, terutama berbagai sayuran berwarna. Jika kamu memutuskan untuk juga mengonsumsi suplemen, pastikan untuk membicarakannya terlebih dahulu dengan dokter.
Sumber: HIV: What to Know About Taking Vitamins and Supplements