Photo from healthline.com
Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Perjalanan yang luar biasa telah saya alami selama tiga tahun terakhir. Saya telah belajar banyak tentang diri saya, HIV, dan stigma. Semuanya bermula ketika saya berisiko terpapar HIV pada 2014, yang membuat saya menjadi salah satu dari sedikit orang pertama di British Columbia, Canada, yang menggunakan profilaksis pra pajanan (PrEP). Itu adalah pengalaman yang emosional dan mendebarkan. British Columbia memiliki sejarah panjang sebagai pemimpin dunia dalam penelitian HIV dan AIDS, dan saya tidak pernah menyangka bahwa saya akan menjadi kelompok pertama yang menggunakan PrEP.
Di mata banyak orang, saat saya mengungkapkan bahwa saya mengonsumsi PrEP, saya menghadapi stigma untuk waktu yang lama.
Baca Juga:
Jika kamu khawatir dengan kesehatan seksual dan ingin merawat tubuhmu, PrEP memainkan peran penting sebagai bagian dari keseluruhan perangkat kesehatan seksual yang harus kamu ketahui. Saya mencari tahu tentang PrEP setelah mengetahui bahwa seseorang yang melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan saya hidup dengan HIV. Karena keadaan tertentu, saya tidak dapat mengambil profilaksis pasca pajanan (PEP).
Saya berbicara dengan salah satu teman yang hidup dengan HIV, dan dia menjelaskan kepada saya apa itu PrEP. Setelah melakukan riset sendiri, saya pergi ke dokter dan menanyakannya. Pada saat itu, PrEP belum banyak dikenal di Canada. Tetapi dokter setuju untuk membantu saya menemukan dokter spesialis yang menangani HIV dan AIDS yang dapat membantu saya dalam perjalanan untuk mendapatkan PrEP. Saat itu adalah jalan yang panjang dan sulit, tetapi pada akhirnya sepadan untuk dijalani.
Ya, saya perlu bertemu dengan dokter dan menjalani beberapa tes HIV dan IMS, ditambah memproses sejumlah besar dokumen untuk mendapatkan pertanggungan asuransi. Saya bertekad dan menolak untuk menyerah. Saya sedang dalam misi untuk mendapatkan PrEP, tidak peduli berapa banyak usaha yang diperlukan. Saya tahu bahwa PrEP adalah solusi yang tepat bagi saya untuk mencegah HIV, dan PrEP juga berfungsi sebagai alat penting yang ingin saya tambahkan ke perangkat seks aman saya.
Saya mulai menggunakan PrEP pada Agustus 2014, satu setengah tahun sebelum PrEP disetujui untuk digunakan oleh Health Canada. Sejak saya mulai menggunakan PrEP, saya tidak lagi harus menghadapi stres dan kecemasan akan kemungkinan tertular HIV. Menggunakan PrEP tidak mengubah perilaku seksual saya sama sekali. Sebaliknya, PrEP telah menghilangkan kekhawatiran saya terhadap risiko paparan HIV karena saya tahu bahwa saya selalu terlindungi selama saya minum satu pil sehari.
Stigma Menggunakan PrEP
Di mata banyak orang, saat saya mengungkapkan bahwa saya mengonsumsi PrEP, saya menghadapi stigma untuk waktu yang lama. Saya terkenal di kalangan komunitas LGBT, dan juga seorang influencer, dan saya memenangkan penghargaan bergengsi Mr. Gay Canada People’s Choice pada tahun 2012. Saya juga pemilik dan pemimpin redaksi TheHomoCulture.com, salah satu situs terbesar tentang budaya gay di Amerika Utara. Penting bagi saya untuk mendidik orang lain. Oleh sebab itu saya memanfaatkan platform advokasi saya dan menggunakan suara saya untuk memberi tahu orang lain di komunitas tentang manfaat PrEP.
Pada awalnya, saya mendapat banyak kritik dari orang-orang yang tidak memiliki HIV yang mengatakan bahwa perilaku saya meningkatkan risiko paparan HIV dan bahwa saya telah bersikap ceroboh. Saya juga menerima kritik dari orang yang hidup dengan HIV karena mereka merasa kesal karena saya bisa minum pil yang bisa mencegah saya tertular HIV, dan mereka tidak memiliki kesempatan yang sama sebelum mereka terpapar HIV.
Itu semua memberi saya lebih banyak alasan untuk mendidik dan menginformasikan komunitas gay. Memiliki kepercayaan diri untuk dapat mengurangi risiko HIV dan menyadari metode pencegahan saat ini sangat penting. Kecelakaan bisa terjadi, seperti kondom yang rusak, atau tidak menggunakan kondom sama sekali. Oleh sebab itu, mengapa tidak meminum satu pil setiap hari untuk mengurangi risiko hingga 99 persen atau lebih? Dalam hal kesehatan seksual kita, lebih baik bersikap proaktif daripada reaktif. Rawat tubuhmu, dan itu akan menjagamu. Pertimbangkan untuk menggunakan PrEP, tidak hanya untukmu, tetapi juga untuk pasanganmu.