Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Tahukah kamu bahwa berdasarkan penelitian di Amerika Serikat terhadap 422 orang yang hidup dengan HIV, 13,3 persen di antaranya mengalami sakit punggung. Penyebab nyeri punggung yang dialami oleh mereka diperkirakan karena HIV dan obat antiretroviral (ARV) dapat menyebabkan nyeri kronis pada ODHIV.
Jika kamu memiliki masalah punggung tertentu, rasa sakit kamu mungkin bertambah parah karena perubahan pada sistem kekebalan tubuh.
Baca Juga:
Masih dari hasil penelitian yang sama, para peneliti menemukan bahwa ODHIV paling sering melaporkan jenis nyeri berikut
- Sakit kepala: 17,9 persen
- Sakit perut: 15,6 persen
- Sakit punggung: 13,3 persen
Peneliti juga menemukan bahwa perempuan 1,8 kali lebih mungkin mengalami rasa sakit dibandingkan laki-laki dalam penelitian ini.
Dan, virus HIV serta ARV dianggap berkontribusi pada nyeri dalam jangka lama. Jika gejala seperti sakit punggung muncul segera setelah memulai terapi obat, dokter mungkin mencurigai bahwa obat ARV-lah yang menyebabkan rasa sakit pada punggung kamu.
Berikut, beberapa penyebab nyeri kronis pada ODHIV:
1. Hipersensitivitas Perifer
Diperkirakan reseptor rasa sakit pada ODHIV menjadi sangat peka terhadap peradangan sebagai respon terhadap virus. Jika kamu menghadapi kondisi yang menyebabkan peradangan di punggung seperti cedera atau rheumatoid arthritis, rasa sakit mungkin bertambah karena perubahan pada sistem kekebalan tubuh kamu sebagai respons terhadap virus. Hipersensitisasi terhadap peradangan dapat menyebabkan rasa sakit bahkan setelah peradangan berlalu.
2. Neuropati Perifer
Obat antiretroviral dan HIV juga dapat menyebabkan neuropati perifer yaitu kerusakan saraf di luar otak atau sumsum tulang belakang. Bersamaan dengan rasa sakit pada punggung, neuropati dapat menyebabkan gejala seperti:
- Kelemahan
- Perasaan geli
- Mati rasa
3. Sensitisasi Sentral
Penyebab lain nyeri punggung pada orang dengan HIV adalah sensitisasi sentral yang terjadi ketika otak kamu menerima sinyal rasa sakit meskipun tidak ada cedera atau pembengkakan.
Jenis Sakit Punggung Yang Mungkin Dialami ODHIV
Nyeri punggung pada orang dengan HIV dapat bervariasi secara signifikan di antara orang-orang. Di mana rasa nyeri dapat berkisar dari ringan hingga parah dan dapat timbul dengan gejala seperti rasa sesak, berdenyut, tertekan, atau rasa nyeri yang tajam. Orang dengan neuropati sering menggambarkan rasa sakit itu sebagai rasa terbakar, kesemutan, atau ditusuk-tusuk.
Meskipun kamu bisa merasakan nyeri di bagian punggung mana pun, banyak orang mengalaminya di tulang belakang bagian bawah. Jika kamu memiliki masalah punggung tertentu, rasa sakit kamu mungkin bertambah parah karena perubahan pada sistem kekebalan tubuh.
Cara Mencegah Sakit Punggung
Langkah pertama untuk meredakan sakit punggung saat adalah bekerja sama dengan dokter untuk rencana pengobatan di mana dokter dapat mencegah perkembangan HIV dan menyesuaikan pengobatan jika mereka mencurigai salah satu obat berkontribusi pada rasa sakit kamu.
Kamu juga dapat membantu mencegah sakit punggung dengan menjaga kesehatan tulang belakang untuk mencegah penyakit dan cedera degeneratif. Beberapa langkah yang dapat kamu lakukan meliputi:
- Melakukan latihan penguatan dan peregangan punggung dua kali seminggu
- Berdiri dan duduk dengan postur yang baik
- Hindari angkat berat; saat kamu mengangkat benda berat, tekuk lutut dan jaga punggung tetap lurus
- Tetap aktif dan makan makanan padat nutrisi
Mengatasi Rasa Sakit Pada Punggung
Kamu dapat berbicara dengan dokter untuk memutuskan opsi perawatan terbaik untuk membantu kamu mengatasi sakit punggung. Sejumlah perawatan berbasis non-pengobatan dapat membantu mengurangi sakit punggung, termasuk:
- Akupuntur atau akupresur
- Terapi dingin dan panas
- Hipnose
- Pijat
- Meditasi
- Terapi fisik
Sementara untuk nyeri ringan hingga sedang, dokter mungkin merekomendasikan asetaminofen, obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) atau steroid. Untuk nyeri sedang hingga parah, dokter mungkin meresepkan opioid seperti kodein, vicodin, morfin dan oxycontin.
Penting untuk diperhatikan bahwa penggunaan opioid berpotensi menyebabkan penyalahgunaan zat yang kemudian dapat menyebabkan kecanduan. Jadi ketika diresepkan, dokter kamu akan memantau penggunaan obat-obatan ini dengan hati-hati. Dan satu hal lagi yang perlu dipahami oleh kita adalah bahwa hasil penelitian ini tidak mewakili semua individu dengan HIV, jadi sifatnya hanya sebagai tambahan informasi saja.
Sumber: Are Back Pain and HIV Connected?