Photo by user4836439 from freepik
Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Tenofovir dan Emtricitabine dapat digunakan untuk PrEP, kependekan dari “pre-exposure prophylaxis,” yaitu obat untuk mencegah infeksi HIV.
Berikut beberapa fakta penting mengenai Tenofovir dan Emtricitabine:
PrEP direkomendasikan untuk orang yang berisiko tinggi terinfeksi HIV.
Baca Juga:
1. Tenofovir dan Emtricitabine telah digunakan untuk mengobati HIV selama satu dekade
Tenofovir dan Emtricitabine telah digunakan selama sepuluh tahun sebagai bagian dari rejimen obat yang menekan HIV pada orang yang sudah terinfeksi.
Obat ini bekerja dengan memblokir enzim yang disebut reverse transcriptase, yang digunakan HIV untuk menyalin materi genetiknya dan bereproduksi. Selain menekan HIV pada orang yang telah terinfeksi, Tenofovir dan Emtricitabine juga dapat mencegah virus menginfeksi orang sejak awal.
Pada tahun 2012, obat ini menjadi obat pertama yang disetujui oleh Food and Drug Administration di Amerika Serikat untuk digunakan dalam mencegah orang HIV-negatif terinfeksi HIV melalui hubungan seksual – atau juga yang dikenal sebagai PrEP.
2. PrEP dapat mengurangi risiko infeksi HIV lebih dari 90 persen jika digunakan dengan benar, tetapi kurang efektif jika tidak dikonsumsi sesuai anjuran
PrEP direkomendasikan untuk orang yang berisiko tinggi terinfeksi HIV. Dalam praktiknya, ini sebagian besar berlaku untuk LSL (laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki) atau biseksual yang telah melakukan seks anal tanpa kondom atau telah didiagnosis dengan infeksi menular seksual (IMS) dalam enam bulan terakhir. Juga termasuk pengguna narkoba suntik yang berbagi peralatan, dan lelaki dengan perempuan heteroseksual yang tidak secara teratur menggunakan kondom saat berhubungan seks dengan pasangan berisiko tinggi.
Satu penelitian besar terhadap laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, yang bernama iPrEx, menemukan bahwa laki-laki HIV-negatif yang diresepkan Tenofovir dan Emtricitabine untuk penggunaan sehari-hari adalah 44 persen lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi HIV dibandingkan mereka yang menggunakan obat plasebo. Namun, angka itu mungkin menyesatkan, karena banyak peserta uji coba tidak menggunakan obat tersebut, atau gagal meminumnya sesering yang direkomendasikan.
Studi tersebut menunjukkan bahwa semua lelaki yang diberi resep Tenofovir dan Emtricitabine tetapi masih terinfeksi ternyata tidak meminum obat itu sama sekali atau meminumnya lebih jarang daripada yang diinstruksikan. Kesimpulan penelitian adalah bahwa penggunaan Tenofovir dan Emtricitabine yang tepat dapat mengurangi risiko infeksi sebesar 92 persen; analisis statistik berikutnya telah menunjukkan bahwa obat tersebut mungkin efektif hingga 99 persen bila diminum setiap hari.
3. Beberapa orang khawatir jika penggunaan PrEP secara luas dapat berkontribusi pada penyebaran IMS lain
PrEP pernah dikritik oleh beberapa pakar kesehatan masyarakat, terutama Presiden Yayasan Kesehatan AIDS Michael Weinstein, yang menyebut Tenofovir dan Emtricitabine sebagai “obat pesta”, dengan alasan bahwa hal itu akan mendorong praktik seksual yang tidak bertanggung jawab.
Weinstein dan kritikus lainnya khawatir bahwa Tenofovir dan Emtricitabine akan memberi orang rasa aman yang salah, yang mengarah pada penurunan penggunaan kondom, seks berisiko, dan peningkatan tingkat penularan IMS seperti sifilis dan gonore. Kritikus juga khawatir bahwa orang tidak akan minum obat dengan benar, seperti yang diperlukan untuk perlindungan maksimal.
Tenofovir dan Emtricitabine dimaksudkan untuk digunakan bersama dengan kondom, bukan sebagai penggantinya, dan tidak melindungi dari penyakit menular seksual lainnya.
Pendukung PrEP berpendapat bahwa banyak pria yang mungkin mendapat manfaat dari Tenofovir dan Emtricitabine sudah tidak menggunakan kondom, menjadikan obat itu alat pragmatis untuk mencegah infeksi HIV. PrEP harus melengkapi teknik seks aman yang sudah ada, menurut para pendukung ini, dan memberikan perlindungan yang saat ini kurang bagi mereka yang tidak menggunakan kondom.
4. Penggunaan Tenofovir dan Emtricitabine telah distigmatisasi oleh beberapa anggota komunitas LSL
Alasan lain yang mungkin untuk penggunaan terbatas Tenofovir dan Emtricitabine adalah bahwa pengguna PrEP telah dikritik oleh beberapa komunitas LSL, yang menyebut mereka dengan sebutan “pelacur PrEP.”
Para kritikus ini berpendapat bahwa banyak pengguna narkoba melihatnya sebagai alasan untuk melakukan praktik seksual yang tidak aman, dan bahwa mendorong orang untuk menggunakan PrEP sama saja dengan memberi mereka izin untuk berhubungan seks tanpa kondom.
5. Tenofovir dan Emtricitabine memiliki beberapa efek samping negatif
Obat ini dapat memiliki sejumlah efek samping yang merugikan, termasuk asidosis laktat, penumpukan asam laktat yang berbahaya dalam aliran darah, masalah hati, masalah ginjal – termasuk gagal ginjal – dan kehilangan kepadatan tulang.
Sejauh ini, tidak ada bukti kehilangan kepadatan tulang yang ditemukan pada orang yang memakai Tenofovir dan Emtricitabine untuk mencegah HIV, meskipun hal itu terlihat pada mereka yang memakainya untuk menekan virus.