Photo by nakaridore from freepik
Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Kehadiran PrEP turut menyoroti ketidaksetaraan gender yang penting dalam infeksi dan pencegahan HIV. PrEP, atau profilaksis pra pajanan, adalah obat yang dapat diminum oleh orang dengan status HIV-negatif (termasuk perempuan) untuk membantu mencegah infeksi HIV. Namun tampaknya sebagian besar diskusi tentang PrEP berfokus kepada lelaki. Padahal, meskipun mewakili lebih sedikit infeksi HIV baru dibandingkan laki-laki, perempuan juga membutuhkan metode pencegahan HIV yang inovatif.
Kehamilan dan masa subur juga merupakan masalah kesehatan yang penting bagi perempuan.
Baca Juga:
Perlu diketahui bahwa PrEP ternyata bekerja secara berbeda pada perempuan. Dalam sebuah penelitian yang melibatkan responden perempuan, diketahui bahwa PrEP telah terbukti lebih dari 90 persen efektif bila digunakan secara konsisten dan benar.
PrEP terakumulasi secara berbeda di berbagai bagian tubuh. Sebagai contoh, PrEP memerlukan waktu lebih lama untuk menjadi efektif pada jaringan vagina daripada jaringan dubur. Untuk efektivitas maksimal pada jaringan vagina, PrEP perlu diminum setiap hari, dan mungkin memerlukan kepatuhan hingga 7 hari sebelum menjadi protektif terhadap HIV (dibandingkan dengan 2 pil 2-24 jam pada jaringan dubur).
Satu studi juga menunjukkan bahwa PrEP mungkin kurang efektif dalam mencegah infeksi HIV melalui penggunaan narkoba suntikan. Dalam studi ini, efektivitas PrEP adalah 70 sampai 84 persen.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk secara khusus mengeksplorasi bagaimana PrEP bekerja di jaringan vagina, dan keefektifannya bagi perempuan yang menggunakan obat-obatan.
Kehamilan dan masa subur juga merupakan masalah kesehatan yang penting bagi perempuan. Dalam beberapa kasus, PrEP memungkinkan pasangan serodiskordan untuk hamil. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, pada 2016 mendukung penyediaan PrEP untuk perempuan hamil dan menyusui yang berisiko tinggi terhadap infeksi HIV. Bukti telah menunjukkan bahwa orang yang berisiko tinggi terinfeksi HIV selama kehamilan dan menyusui, dan bahwa orang yang terinfeksi HIV selama kehamilan dan menyusui memiliki risiko lebih tinggi untuk menularkan HIV ke bayi mereka dibandingkan dengan orang yang terinfeksi HIV sebelum hamil.
PrEP disarankan untuk perempuan dengan status HIV-negatif yang berada pada “risiko besar” untuk terinfeksi HIV, yaitu:
- berada dalam hubungan seksual dengan pasangan yang hidup dengan HIV
- tidak rutin menggunakan kondom dan tidak mengetahui status HIV pasangan seksualnya
- memiliki banyak pasangan seksual
- terlibat dalam pekerjaan seks
- baru-baru ini memiliki infeksi menular seksual
- menggunakan narkoba suntikan (penasun) dan berbagi peralatan narkoba, atau memiliki pasangan penasun yang hidup dengan HIV.
Ada juga beberapa kasus ketika PrEP tidak direkomendasikan kepada perempuan, yaitu kepada mereka yangmemiliki kriteria berikut:
- tidak mengetahui status HIV mereka; penting diketahui bahwa hanya orang yang hasil tes HIV-nya negatif yang dapat menggunakan PrEP
- memiliki tanda atau gejala infeksi HIV akut
- menderita penurunan fungsi ginjal
- memiliki status hepatitis B dan/atau status vaksinasi yang tidak diketahui.
Sumber:
Multidrug-Resistant HIV Transmission Despite Adherence to PrEP
PrEP for Pregnant and Breastfeeding People – Clinical Guidelines and Training Package