Photo by pikisuperstar from Freepik
Penulis: Andriano Bobby
Editor: Andriano Bobby
Setelah seseorang tertular HIV, sistem kekebalan tubuh mereka mulai mengembangkan antibodi HIV. Periode jendela adalah periode di mana antibodi ini pertama kali terdeteksi. Sebagian besar tes HIV memeriksa keberadaan antibodi HIV. Jadi, jika seseorang yang tertular virus HIV melakukan tes beberapa hari setelah melakukan kegiatan berisiko, hasilnya biasanya akan negatif.
Seseorang dapat menularkan HIV pada masa periode jendela, bahkan ketika sistem kekebalan tubuh belum menghasilkan jumlah antibodi HIV yang terdeteksi dan virus terus aktif.
Baca Juga:
Berapa lama periode jendela?
Lamanya waktu antara tertular HIV pertama kali dan pengembangan antibodi yang terdeteksi dapat bervariasi karena sistem kekebalan setiap orang berbeda. Ini juga dapat bergantung pada jenis tes HIV yang dilakukan.
Sebagian besar tes HIV di layanan seperti puskesmas, klinik dan rumah sakit di Indonesia mendeteksi keberadaan antibodi HIV. Orang biasanya mengembangkan antibodi yang terdeteksi dalam waktu 3-12 minggu setelah tertular HIV.
Apakah HIV dapat ditularkan pada masa perode jendela?
Seseorang dapat menularkan HIV pada masa periode jendela, bahkan ketika sistem kekebalan tubuh belum menghasilkan jumlah antibodi HIV yang terdeteksi dan virus terus aktif.
Pada waktu antara tertular virus dan periode jendela ini, kebanyakan orang tidak tahu bahwa mereka mengidap HIV. Jika mereka mengikuti tes, hasilnya akan negatif. Namun justru pada waktu ini yang paling menularkan karena virus HIV sedang bereplikasi sebanyak-banyaknya sehingga mudah untuk menularkan ke pasangan seksual.
Tes HIV sangat penting karena dapat mengarah pada deteksi dan pengobatan dini dan risiko penularan yang lebih sedikit. Satu-satunya cara bagi seseorang untuk mengetahui dengan pasti apakah mereka terinfeksi HIV adalah dengan mengikuti tes. Beberapa orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka telah tertular viruskarena infeksi HIV tidak selalu menghasilkan gejala.
Keakuratan tes HIV telah meningkat secara signifikan sejak para ilmuwan pertama kali mengidentifikasi virus. Namun, tidak ada tes yang dapat secara akurat mendeteksi HIV segera setelah seseorang tertular virus.
Tes Asam Nukleat / Nucleic Acid Testing (NAT)
Tes ini memeriksa darah untuk keberadaan RNA virus. Ini juga dapat menghitung berapa banyak virus yang ada, yang disebut viral load. NAT akurat selama tahap awal infeksi, biasanya setelah 7 hari pasca pajanan, tetapi biaya tes ini sangat mahal. Penyedia layanan kesehatan biasanya melakukan tes ini untuk orang yang akan mendonorkan darahnya ke PMI.
Tes kombinasi antigen & antibodi
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi antigen HIV yang dikenal dengan p24 dan antibodi HIV-1 atau HIV-2. Dengan mengidentifikasi antigen p24, maka keberadaan virus HIV dapat terdeteksi sejak dini sebelum antibodi HIV diproduksi dalam tubuh. Tubuh umumnya membutuhkan waktu 2-6 minggu untuk memproduksi antigen dan antibodi sebagai respons terhadap infeksi.
Tes antibodi
Jenis pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi antibodi HIV dalam darah. Antibodi HIV adalah protein yang diproduksi tubuh sebagai respons terhadap infeksi HIV. Ini adalah jenis pemeriksaan HIV yang umum dilakukan di hampir semua layanan HIV di Indonesia. Pemeriksaan HIV dengan metode pemeriksaan antibodi sebaiknya dilakukan pada 12 minggu pasca kegiatan berisiko yang terakhir.
Jangan pernah berfokus pada gejala HIV di tahap awal ini, karena tidak ada gejala HIV yang spesifik. Jalan terbaik yang harus kamu lakukan jika merasa memiliki riwayat faktor risiko HIV adalah dengan melakukan tes HIV di puskesmas, klinik atau rumah sakit.