Photo by fotografia1 from freepik
Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Para peneliti menyimpulkan bahwa resep HIV PrEP tetap rendah di antara orang yang diasuransikan secara komersial dengan gangguan penggunaan opioid dan/atau stimulan.
Baca Juga:
Para peneliti dari Boston University School of Medicine dan Boston Medical Center, AS, berusaha untuk menentukan prevalensi HIV PrEP di antara orang yang diasuransikan secara komersial yang menggunakan narkoba suntikan.
Berdasarkan Studi cross-sectional, yang diterbitkan dalam JAMA, yang melibatkan 547.709 orang yang diasuransikan secara komersial dengan gangguan penggunaan opioid dan/atau stimulan. Data dianalisis dari 1 November 2020-1 Juli 2021. Dari kohort, 110.592 memiliki bukti sebagai penasun antara 1 Januari 2010-31 Desember 2019.
Hasil studi utama adalah penerimaan PrEP (tenofovir disoproxil fumarate dan emtricitabine) sebagaimana ditentukan oleh klaim farmasi. Para peneliti menggunakan regresi logistik multivariabel untuk menilai hubungan karakteristik klinis dan demografis dengan penggunaan PrEP.
Dari 547.709 peserta, usia rata-rata adalah 34,8 tahun dan 61,4% adalah laki-laki. Selama masa penelitian, PrEP diresepkan untuk 0,09% dari keseluruhan populasi penelitian (n = 508), dan untuk 0,15% dari mereka yang terbukti merupakan penasun (n = 170).
Dari 2010 hingga 2019, resep PrEP meningkat dari 0,001 menjadi 0,243 per 100 orang-tahun di antara populasi penelitian, dan 0,000 menjadi 0,295 per 100 orang-tahun di antara mereka yang merupakan penasun.
Setelah melakukan analisis multivariabel, para peneliti menemukan bahwa penggunaan PrEP lebih mungkin di antara laki-laki, orang dengan bukti penasun, dan orang dengan bukti risiko seksual yang menunjukkan mereka untuk PrEP.
Para peneliti menyimpulkan bahwa resep HIV PrEP tetap rendah di antara orang yang diasuransikan secara komersial dengan gangguan penggunaan opioid dan/atau stimulan. Mereka menekankan bahwa PrEP harus secara konsisten ditawarkan kepada siapa pun yang menerima pengobatan gangguan penggunaan napza, pengurangan dampak buruk, atau layanan pencegahan HIV.