Photo by kjpargeter from freepik
Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Para peneliti juga menemukan bahwa VB memiliki viral load (jumlah virus yang terdeteksi dalam darah) 3,5 hingga 5,5 kali lebih tinggi daripada jenis yang ada saat ini.
Baca Juga:
Menurut para ilmuwan di University of Oxford, Amerika Serikat (AS), varian baru HIV ini berpotensi lebih menular dan dapat memengaruhi sistem kekebalan secara lebih serius. Sejauh ini, ditemukan 109 orang yang terinfeksi varian baru tersebut dan sebagian besar tinggal di Belanda.
Varian HIV baru ini juga merusak sistem kekebalan, melemahkan kemampuan untuk mengelola infeksi dan penyakit sehari-hari, yang jauh lebih cepat daripada jenis HIV sebelumnya, kata para ilmuwan. Ini juga berarti bahwa orang yang tertular varian baru dapat mengembangkan AIDS lebih cepat.
Para peneliti juga menemukan bahwa VB memiliki viral load (jumlah virus yang terdeteksi dalam darah) 3,5 hingga 5,5 kali lebih tinggi daripada jenis yang ada saat ini, serta menyebabkan kerusakan sistem kekebalan yang terjadi dua kali lebih cepat. Para peneliti mengatakan penurunan sel CD4+T – yang merupakan tanda kerusakan kekebalan oleh HIV – terjadi dua kali lebih cepat pada orang dengan varian tersebut.
“Pada saat mereka didiagnosis, orang-orang ini rentan terhadap AIDS dalam waktu 2 sampai 3 tahun,” demikian ungkap penulis penelitian.
“Kemampuan varian VB untuk memfasilitasi transmisi, merusak sistem kekebalan, dan menghentikan pengobatan adalah pengingat betapa cerdasnya virus berkembang dari waktu ke waktu,” kata Anthony J. Santella, DrPH, MCHES, profesor dari University of New Haven, AS.
Peter Pitts, seorang pemerhati HIV dan AIDS asal AS, mengatakan bahwa dia tidak menganggap VB sebagai alasan untuk khawatir. Lantaran, para ilmuwan bersama para praktisi medis telah berhasil mengubah HIV dan AIDS dari penyakit mematikan menjadi penyakit kronis. “Pertempuran melawan virus tidak pernah berakhir,” lanjutnya. “Saya pikir dari perspektif kesehatan masyarakat, kita harus fokus pada perawatan profilaksis.”
Carl Fichtenbaum, seorang profesor di bidang kedokteran asal AS, mengatakan bahwa telah diketahui selama beberapa dekade beberapa orang lebih cepat sakit daripada yang lain.
“Jumlah virus yang diukur dalam setetes darah adalah pengganti perkembangan penyakit. Semakin tinggi jumlahnya, semakin besar kemungkinan seseorang akan mengembangkan virus dan menjadi sakit,” kata Fichtenbaum. “Kami menduga berkali-kali ini karena jenis HIV yang mereka dapatkan lebih agresif atau ganas,” imbuhnya.
Fichtenbaum menjelaskan bahwa pengurangan risiko infeksi HIV dimulai dengan hubungan seks dengan kondom atau metode penghalang lainnya.
“Ketahui status HIV Anda dan orang yang berhubungan seks dengan Anda dengan melakukan tes terlebih dahulu; gunakan kondom untuk seks; jangan berbagi jarum atau perlengkapan apa pun untuk penggunaan narkoba suntikan, ”katanya. “Mereka yang berisiko lebih tinggi dapat menggunakan profilaksis pra pajanan (PrEP).”
Sumber: New HIV Variant Discovered: May Be More Infectious and Severe