Ayu Oktariani, “HIV Tidak Mengurangi Nilai Saya Sebagai Manusia”
Ayu Oktariani, 33 tahun, terinfeksi HIV dari sang suami yang merupakan pecandu narkoba suntik di masa sekolah dulu.
HOTLINE WHATSAPP:0878 0807 8070
Ayu Oktariani, 33 tahun, terinfeksi HIV dari sang suami yang merupakan pecandu narkoba suntik di masa sekolah dulu.
Ratri Pearman a.k.a Suksma Ratri, adalah bukti hidup bahwa HIV bukan berarti membuat seseorang berhenti berkarya dan memberi kontribusi bagi dunia.
Penyintas HIV jangka panjang — umumnya didefinisikan sebagai mereka yang didiagnosis sebelum ARV ditemukan pada tahun 1996 — menghadapi tantangan fisik dan emosional mereka sendiri seiring bertambahnya usia.
Meskipun orang dengan HIV mungkin mengalami kerontokan rambut, itu bukan gejala khas dari orang yang terinfeksi HIV (ODHIV).
HIV sejatinya tidak dapat bertahan lama di luar tubuh, dan juga tidak dapat mereplikasi tanpa inang manusia. Namun tidak ada jawaban tunggal untuk pertanyaan berapa lama HIV dapat bertahan hidup di luar tubuh, karena itu tergantung pada jenis cairan virus itu.
HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS di mana HIV memperlemah dan perlahan-lahan menghancurkan sistem kekebalan tubuh. Ini membuat kita rentan terhadap komplikasi yang mengancam jiwa dari infeksi atau kanker tertentu.
Kabar menyedihkan datang dari Pakistan. Hampir 900 anak dinyatakan positif HIV lantaran dokter setempat menggunakan jarum suntik bekas yang terinfeksi.
Jumlah CD4 adalah tes diagnostik yang digunakan untuk mengukur kekuatan sistem kekebalan seseorang dengan HIV (ODHIV), di mana tes ini digunakan untuk memantau perkembangan infeksi HIV, dan untuk memprediksi kemungkinan hasil (prognosis) penyakit.
Sangat wajar untuk bertanya-tanya, berapa lama Anda bisa hidup dengan HIV. Dan jawabannya sederhana walaupun tidak sesederhana itu. Sejatinya dengan kemajuan dalam terapi antiretroviral (ARV), orang dengan HIV (ODHIV) saat ini memiliki harapan umur hidup yang sama dengan mereka yang tidak memiliki HIV — jika pengobatan dimulai lebih awal dan ARV diminum setiap hari sesuai petunjuk.
Penemuan dari para ilmuwan dari Temple University’s Lewis Katz School of Medicine and the University of Nebraska Medical Center, Amerika Serikat, yang baru-baru ini diterbitkan di Nature Communications seperti yang dilansir dari situs hivplusmag, menunjukkan bahwa HIV dapat disembuhkan secara fungsional pada tikus.