Photo by kjpargeter from Freepik
Penulis: Andriano Bobby
Editor: Andriano Bobby
Tuberkulosis (TB) merupakan infeksi oportunistik yang paling sering dijumpai pada orang dengan infeksi HIV. Koinfeksi TB HIV sekarang ini merupakan penyebab mortalitas utama di dunia dikarenakan oleh agen infeksius tersebut. Selain itu, Infeksi HIV merupakan predisposisi paling kuat untuk terjadi infeksi TB baru dan meningkatkan risiko reaktivasi pada TB laten 20 kali lipat. Dengan demikian, bakteri Tuberkulosis dan HIV bekerja secara sinergis mempercepat penurunan fungsi sistem imun dan bisa menyebabkan kematian dengan cepat jika tidak ditangani dengan tepat.
Jika kamu terinfeksi HIV dengan TB aktif dan dokter memberikan pengobatan untuk keduanya, maka kamu ikuti saja sesuai petunjuk dokter.
Baca Juga:
TB adalah infeksi yang diakibatkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang tubuh manusia, dimana organ yang paling banyak terserang adalah paru-paru. Selain paru-paru, bakteri TB juga dapat menginfeksi organ lainnya (disebut juga TB ekstraparu) seperti infeksi TB pada selaput otak (meningitis), infeksi selaput paru/pleura, TB pada kelenjar getah bening, kerusakan tulang belakang dan infeksi TB pada organ di perut. Gejala infeksi TB tergantung dari organ tubuh yang terkena.
Pada umumnya, diagnosis TB pada orang terinfeksi HIV tidak berbeda dengan orang tanpa infeksi HIV. Keluhan yang biasanya ditemukan adalah batuk, sesak napas, demam, lemas, serta penurunan berat badan.Pada kondisi HIV lanjut, TB dapat ditemukan di luar organ paru seperti selaput paru, kelenjar getah bening, dan selaput meningen otak.
Jika kamu terinfeksi HIV dengan TB aktif dan dokter memberikan pengobatan untuk keduanya, maka kamu ikuti saja sesuai petunjuk dokter. Jangan takut dengan banyaknya obat yang harus diminum.
Berikut bagaimana cara kita menjalani pengobatan HIV dengan TB:
- Segera memulai terapi ARV setelah pengobatan TB sudah dapat ditoleransi. Biasanya dokter akan memberikan pengobatan untuk TB terlebih dahulu hingga efek samping dapat ditoleransi oleh tubuh selama dua hingga tiga minggu. Setelah itu dokter akan memberikan ARV.
- Pengobatan TB dan HIV juga dapat diminum bersamaan, hanya perlu dilakukan pengaturan minum obat. Ketika ARV dikonsumsi, pengobatan TB juga terus dilanjutkan hingga dinyatakan sembuh dan dihentikan oleh dokter.
- Berikan jeda obat anti TB dengan ARV selama kurang lebih 2,5 jam.
- Patuhi jadwal, dosis dan cara minum obat baik OAT maupun ARV sesuai arahan dari dokter.
Yang perlu kamu ketahui adalah bahwa infeksi TB dapat disembuhkan total dengan pengobatan yang tuntas, namun infeksi HIV hanya dapat dikendalikan dengan pengobatan ARV. Ketika pengobatan TB sudah dihentikan, kamu harus terus melanjutkan pengobatan ARV. Jangan lupa menerapkan gaya hidup sehat selama dan setelah pengobatan, dan menutup mulut saat batuk atau bersin agar tidak menularkan TB kepada orang lain.