Photo from internet
Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Kondom kamu rusak saat melakukan hubungan seksual? Tenang saja, kamu bukan orang pertama yang mengalami peristiwa kondom rusak, dan tentu bukan yang terakhir. Ada beberapa langkah yang dapat kamu ambil untuk mengurangi risiko infeksi menular seksual (IMS) dan kehamilan yang disebabkan kondom rusak.
Segera setelah mengetahui kondom kamu rusak, jangan melakukan douche atau menggunakan sabun keras apa pun untuk menggosok alat kelamin, atau area anus.
Baca Juga:
Jika kamu melihat kondom yang kamu gunakan rusak saat berhubungan seksual, segera hentikan apa yang kamu lakukan dan tentukan langkah selanjutnya dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini:
- Apakah kerusakan kondom terjadi setelah ejakulasi? Jika tidak ada ejakulasi atau pra-ejakulasi, kamu dapat mengganti dengan kondom yang baru dan melanjutkan “urusan” kamu.
- Apakah saya bisa hamil? Jika berpikir demikian, kamu mungkin perlu mendapatkan kontrasepsi darurat untuk mencegah kehamilan.
- Bisakah saya menularkan atau mendapatkan IMS atau HIV? Jika kamu atau pasangan kamu tidak terbiasa dengan melakukan tes IMS dan HIV, maka pertimbangkan untuk melakukan tes.
- Jika kamu khawatir terhadap risiko kehamilan, hindari melakukan douching (membersihkan vagina dengan cairan yang terdiri dari campuran berbagai bahan kimia). Bahan kimia dalam douche dapat menyebabkan iritasi kulit sensitif di sekitar vagina dan dapat menyebabkan peradangan dan infeksi. Itu juga bisa mendorong air mani lebih jauh ke dalam tubuhmu.
Lakukan kontrasepsi darurat. Jika kamu tidak menggunakan bentuk kontrasepsi lain, seperti pil, kamu mungkin dapat mempertimbangkan kontrasepsi darurat (EC), termasuk pil EC hormonal atau alat kontrasepsi dalam rahim (IUD). Meskipun EC paling efektif bila digunakan dalam 24 jam setelah paparan sperma, EC masih dapat digunakan hingga lima hari sesudahnya. EC berfungsi 95 persen efektif bila digunakan dalam lima hari pasca hubungan seksual. Sebab, pil EC memberikan hormon dosis tinggi untuk menghentikan ovulasi, mengurangi kemungkinan pembuahan, atau mencegah sel telur yang telah dibuahi ditanamkan ke rahim.
Kapan kamu harus melakukan tes kehamilan?
Untuk hasil yang dapat diandalkan, tunggu sampai hari pertama haid kamu yang terlewat untuk melakukan tes kehamilan di rumah. Tes kehamilan bekerja dengan mendeteksi hormon yang disebut human chorionic gonadotropin (hCG). HCG hadir ketika sel telur yang telah dibuahi menempel pada rahim. Semakin lama telur menempel, semakin tinggi kadar hCG. Dibutuhkan beberapa minggu setelah implantasi agar kadar hCG kamu cukup tinggi untuk melakukan tes kehamilan mandiri.
Jika kamu mendapatkan hasil tes positif, pertimbangkan untuk menunggu beberapa hari dan tes lagi. Jika kamu tidak ingin menunggu, temui dokter atau penyedia layanan kesehatan lainnya untuk mendapatkan tes darah atau urin untuk mengonfirmasi hasil tes kamu.
Jika kamu khawatir terhadap penularan IMS dan HIV
Segera setelah mengetahui kondom kamu rusak, jangan melakukan douche atau menggunakan sabun keras apa pun untuk menggosok alat kelamin, atau area anus. Produk-produk ini dapat menyebabkan peradangan dan dapat meningkatkan risiko infeksi. Mereka juga dapat mendorong ejakulasi lebih tinggi ke dalam tubuh.
Obat pencegahan Profilaksis pasca pajanan (PEP) adalah satu-satunya obat pencegahan yang tersedia saat ini. PEP dapat mengurangi risiko tertular HIV. Jika kamu berpikir bahwa kamu mungkin telah terpajan HIV, segera temui dokter atau penyedia layanan kesehatan lainnya. Kamu harus memulai PEP sebelum waktu 72 jam dari dugaan paparan. Semakin cepat kamu memulai, maka semakin baik.
PEP bukan pil sekali pakai. Kamu harus minum obat sekali atau dua kali sehari selama setidaknya 28 hari. Ini tidak akan efektif jika kamu tidak meminumnya seperti yang ditentukan.
Kapan harus mulai melakukan tes IMS dan HIV?
Untuk hasil yang andal, tunggu setidaknya 14 hari setelah dugaan terpapar IMS dan perhatikan faktor penting berikut ini:
- Potensi paparan klamidia, setidaknya 1 minggu
- Gonore, minimal 1 minggu
- Sifilis, pada 6 minggu, 3 bulan, dan 6 bulan
- Kutil kelamin, jika gejala muncul
- Herpes genital, minimal 3 minggu
- HIV, minimal 6 minggu.
Jika kamu telah melakukan seks oral, pastikan untuk meminta swab tenggorokan selama pemeriksaan IMS dan juga lakukan Pap smear anal jika kamu telah menerima seks anal. Tes oral dan anal dapat mengetahui IMS yang mungkin terlewatkan selama skrining IMS standar.
Jika kamu menerima hasil positif, penyedia layanan kesehatan kamu akan mendiskusikan pilihan pengobatan dan memberi tahu tentang langkah selanjutnya.
Gejala IMS yang harus diwaspadai
Banyak IMS tidak menunjukkan gejala. Kamu mungkin memiliki infeksi menular seksual tanpa menyadarinya. Itulah mengapa skrining IMS sangat penting. Apabila ketika gejala IMS muncul, gejalanya mungkin termasuk:
- Ruam
- Melepuh
- Gatal
- Frekuensi buang air kecil yang tidak biasa
- Terbakar saat buang air kecil
- Nyeri saat berhubungan
- Demam
Temui dokter atau penyedia layanan kesehatan lainnya segera jika kamu mulai mengalami gejala-gejala tersebut.
Mencegah kerusakan kondom
Jika kamu dapat menangani akibat dari kerusakan kondsom, penting juga untuk memeriksa apa yang menjadi penyebab kerusakan kondom agar hal tersebut tidak terjadi lagi.
Periksa ukuran kondom
Apakah kondom robek atau pecah? Ini mungkin pertanda bahwa kondom terlalu kecil. Jadi ketahui dengan jelas ukuran penis kamu sebelum memakai kondom, ya. Apakah kondom terlepas saat berhubungan? Kondom mungkin terlalu besar. Ingat, ukuran kondom harus pas alias tidak longgar.
Cara terbaik untuk menemukan ukuran yang pas adalah dengan mencoba berbagai jenis dan ukuran sampai kamu menemukan ukuran yang tepat.
Menggunakan kondom dengan benar
Jangan gunakan pelumas berbahan dasar minyak. Bahan kimia dalam pelumas dapat melemahkan bahan lateks kondom, yang dapat menyebabkan kerusakan. Sebagai gantinya, carilah pelumas berbahan dasar air.
Kamu bisa mengoleskan sedikit pelumas ke penis sebelum menggulung kondom agar lebih nyaman — tetapi sedikit saja olesnya. Jika terlalu banyak penggunaan pelumas di bagian dalam, maka kondom bisa tergelincir atau bergerak. Gunakan sebagian besar pelumas untuk bagian luar kondom.
Tetap perbarui persediaan kondom kamu. Kondom yang akan kedaluwarsa lebih memungkinkan untuk robek. Periksa tanggal kedaluwarsa, dan simpan pada kotak yang baru setiap saat.
Jangan pernah memakai dua kondom sekaligus. Kamu mungkin berpikir lapisan ekstra akan mengurangi sensitivitas atau membantu kamu bertahan lebih lama, tetapi sebenarnya menggunakan dua kondom sekaligus dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan menyebabkan kedua kondom robek.
Cara menyimpan kondom yang benar
Jauhkan kondom dari panas, dingin, dan cahaya. Elemen-elemen ini dapat melemahkan material dan meningkatkan risiko kondom rusak. Juga, jika kamu terbiasa menyimpan kondom di dompet, maka gesekan di dompet kamu dapat membuat kondom rusak.
Simpanlah kondom di tempat yang sejuk dan kering. Hindari juga membuka kemasan kondom dengan benda tajam seperti gigi, pisau, atau gunting ini karena bahkan torehan kecil di permukaan kondom dapat membocorkan cairan tubuh.