Pandemi Covid-19 Telah Berakhir, Bagaimana dengan Epidemi HIV dan AIDS?
Sekitar 40 tahun yang lalu, diterbitkan laporan ilmiah pertama yang menjelaskan pneumonia pneumocystis, yang kemudian dikenal sebagai AIDS.
HOTLINE WHATSAPP:0878 0807 8070
Sekitar 40 tahun yang lalu, diterbitkan laporan ilmiah pertama yang menjelaskan pneumonia pneumocystis, yang kemudian dikenal sebagai AIDS.
Terapi antiretroviral yang dilakukan setiap hari dapat mengurangi jumlah HIV dalam darah ke tingkat yang tidak terdeteksi dengan tes standar.
Jonathan Van Ness ingin orang-orang tahu bahwa hidup dengan HIV dapat dikelola dengan cara yang sama seperti diabetes.
Faktor risiko penyakit jantung, seperti tekanan darah tinggi atau merokok, sama untuk orang dengan HIV maupun orang tanpa HIV.
Orang yang hidup dengan HIV mungkin mengalami kerontokan rambut sebagai bagian alami dari penuaan atau dari kondisi lain.
Apakah menggunakan skrining HIV mandiri (SHM) sebelum melakukan hubungan seksual, merupakan strategi yang tepat untuk menghindari epidemi HIV?
Kamu mungkin pernah mendengar tentang obat yang dapat diminum untuk mencegah HIV. Obat ini disebut dengan profilaksis pra pajanan, disingkat PrEP.
Selama bertahun-tahun, orang berhubungan seks menggunakan chemsex di kala mereka mabuk atau sedang merasa “high”.
Efek samping obat bervariasi tiap orang. Untuk beberapa orang, efeknya terasa ringan. Tapi bagi yang lain, dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.
Banyak orang mengira bahwa infeksi menular seksual (IMS) tidak berbahaya. Tapi, memiliki IMS dapat meningkatkan peluang terkena HIV.